Senin, 7 April 2025
spot_img

Iuran Naik, Layanan Harus Lebih Baik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pascanaiknya iuran, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memperbaiki la­yanan. Ke­luhan yang kerap dialami masyarakat dapat diatasi. 

Menurut survei yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, ada beberapa keluhan yang sering diutarakan peserta. Pertama adalah soal an­trean ke poli untuk melakukan pemeriksaan. Selain itu soal ketersediaan kamar untuk pasien BPJS Kesehatan. "Saya sering mendapat laporan kalau untuk pasien umum, ada tempat tidur. Sementara untuk pasien BPJS Kesehatan tidak ada," kata Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan Budi Mohamad Arief, kemarin (7/1).

Selain itu juga adanya keluhan jadwal operasi yang lama. Bagi pasien katastropik seperti gagal ginjal, juga mengeluh kalau harus bolak-balik FKTP untuk mengambil surat rujukan. 

Baca Juga:  Guru dan Tenaga Kesehatan Prioritas

Untuk itu pada tahun ini BPJS Kesehatan berusaha melakukan pegintegrasian seluruh mitra untuk meningkatkan layanan. Pengintegrasian itu dilakukan melalui mobile JKN. Budi mencontohkan sistem antrean online. Sejak 2017, rumah sakit yang tergabug dalam mitra BPJS Kesehatan sudah mulai melakukan antrean online. 

BPJS Kesehatan juga telah memiliki pilot project untuk melakukan rujukan dengan sistem ini. Hal ini dilakukan di RSUD Margono Purwokerto. 

Integrasi tersebut juga bisa dilakukan untuk melihat tempat tidur di rumah sakit terdekat. Jadwal operasi pun juga dapat terpantau. Diharapkan dengan integrasi ini akan lebih mudah. 

Budi menyatakan bahwa seluruh mitra rumah sakit harus mematuhi aturan BPJS Kesehatan. Hal itu sesuai dengan tanda tangan komitmen pada kontrak.

Baca Juga:  Penerbangan Delay, Penumpang Menumpuk di Terminal Bandara SSK II

"Fitur-fitur ini diharapkan akan membantu peserta saat memerlukan pelayanan. Hal ini juga kami lakukan sebagai tindak lanjut dari komitmen bersama dengan PERSI," kata Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf. Iqbal menjelaskan, BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pertengahan November lalu  sepakat untuk melakukan beberapa peningkatan kualitas pelayanan. 

Sampai dengan  3 Januari,  dari 2.220 rumah sakit yang bekerja sama, sebanyak 1.784 rumah sakit  sudah mempunyai sistem antrian elektronik. Rumah sakit yang sudah memiliki display ketersediaan termpat tidur ada 1.739 RS.(lyn/dee/jpg)
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pascanaiknya iuran, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memperbaiki la­yanan. Ke­luhan yang kerap dialami masyarakat dapat diatasi. 

Menurut survei yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, ada beberapa keluhan yang sering diutarakan peserta. Pertama adalah soal an­trean ke poli untuk melakukan pemeriksaan. Selain itu soal ketersediaan kamar untuk pasien BPJS Kesehatan. "Saya sering mendapat laporan kalau untuk pasien umum, ada tempat tidur. Sementara untuk pasien BPJS Kesehatan tidak ada," kata Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan Budi Mohamad Arief, kemarin (7/1).

Selain itu juga adanya keluhan jadwal operasi yang lama. Bagi pasien katastropik seperti gagal ginjal, juga mengeluh kalau harus bolak-balik FKTP untuk mengambil surat rujukan. 

Baca Juga:  Penerbangan Delay, Penumpang Menumpuk di Terminal Bandara SSK II

Untuk itu pada tahun ini BPJS Kesehatan berusaha melakukan pegintegrasian seluruh mitra untuk meningkatkan layanan. Pengintegrasian itu dilakukan melalui mobile JKN. Budi mencontohkan sistem antrean online. Sejak 2017, rumah sakit yang tergabug dalam mitra BPJS Kesehatan sudah mulai melakukan antrean online. 

BPJS Kesehatan juga telah memiliki pilot project untuk melakukan rujukan dengan sistem ini. Hal ini dilakukan di RSUD Margono Purwokerto. 

Integrasi tersebut juga bisa dilakukan untuk melihat tempat tidur di rumah sakit terdekat. Jadwal operasi pun juga dapat terpantau. Diharapkan dengan integrasi ini akan lebih mudah. 

Budi menyatakan bahwa seluruh mitra rumah sakit harus mematuhi aturan BPJS Kesehatan. Hal itu sesuai dengan tanda tangan komitmen pada kontrak.

Baca Juga:  Hasil Otopsi Menguatkan Kekejaman TSK Saat Menghabisi SPG Cantik

"Fitur-fitur ini diharapkan akan membantu peserta saat memerlukan pelayanan. Hal ini juga kami lakukan sebagai tindak lanjut dari komitmen bersama dengan PERSI," kata Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf. Iqbal menjelaskan, BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pertengahan November lalu  sepakat untuk melakukan beberapa peningkatan kualitas pelayanan. 

Sampai dengan  3 Januari,  dari 2.220 rumah sakit yang bekerja sama, sebanyak 1.784 rumah sakit  sudah mempunyai sistem antrian elektronik. Rumah sakit yang sudah memiliki display ketersediaan termpat tidur ada 1.739 RS.(lyn/dee/jpg)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Iuran Naik, Layanan Harus Lebih Baik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pascanaiknya iuran, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memperbaiki la­yanan. Ke­luhan yang kerap dialami masyarakat dapat diatasi. 

Menurut survei yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, ada beberapa keluhan yang sering diutarakan peserta. Pertama adalah soal an­trean ke poli untuk melakukan pemeriksaan. Selain itu soal ketersediaan kamar untuk pasien BPJS Kesehatan. "Saya sering mendapat laporan kalau untuk pasien umum, ada tempat tidur. Sementara untuk pasien BPJS Kesehatan tidak ada," kata Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan Budi Mohamad Arief, kemarin (7/1).

Selain itu juga adanya keluhan jadwal operasi yang lama. Bagi pasien katastropik seperti gagal ginjal, juga mengeluh kalau harus bolak-balik FKTP untuk mengambil surat rujukan. 

Baca Juga:  Live Doodling Sambil Kumpulkan Donasi

Untuk itu pada tahun ini BPJS Kesehatan berusaha melakukan pegintegrasian seluruh mitra untuk meningkatkan layanan. Pengintegrasian itu dilakukan melalui mobile JKN. Budi mencontohkan sistem antrean online. Sejak 2017, rumah sakit yang tergabug dalam mitra BPJS Kesehatan sudah mulai melakukan antrean online. 

BPJS Kesehatan juga telah memiliki pilot project untuk melakukan rujukan dengan sistem ini. Hal ini dilakukan di RSUD Margono Purwokerto. 

Integrasi tersebut juga bisa dilakukan untuk melihat tempat tidur di rumah sakit terdekat. Jadwal operasi pun juga dapat terpantau. Diharapkan dengan integrasi ini akan lebih mudah. 

Budi menyatakan bahwa seluruh mitra rumah sakit harus mematuhi aturan BPJS Kesehatan. Hal itu sesuai dengan tanda tangan komitmen pada kontrak.

Baca Juga:  OTG, Bupati Rohil Positif Covid-19 Kini Jalani Isolasi Mandiri

"Fitur-fitur ini diharapkan akan membantu peserta saat memerlukan pelayanan. Hal ini juga kami lakukan sebagai tindak lanjut dari komitmen bersama dengan PERSI," kata Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf. Iqbal menjelaskan, BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pertengahan November lalu  sepakat untuk melakukan beberapa peningkatan kualitas pelayanan. 

Sampai dengan  3 Januari,  dari 2.220 rumah sakit yang bekerja sama, sebanyak 1.784 rumah sakit  sudah mempunyai sistem antrian elektronik. Rumah sakit yang sudah memiliki display ketersediaan termpat tidur ada 1.739 RS.(lyn/dee/jpg)
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pascanaiknya iuran, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memperbaiki la­yanan. Ke­luhan yang kerap dialami masyarakat dapat diatasi. 

Menurut survei yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, ada beberapa keluhan yang sering diutarakan peserta. Pertama adalah soal an­trean ke poli untuk melakukan pemeriksaan. Selain itu soal ketersediaan kamar untuk pasien BPJS Kesehatan. "Saya sering mendapat laporan kalau untuk pasien umum, ada tempat tidur. Sementara untuk pasien BPJS Kesehatan tidak ada," kata Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan Budi Mohamad Arief, kemarin (7/1).

Selain itu juga adanya keluhan jadwal operasi yang lama. Bagi pasien katastropik seperti gagal ginjal, juga mengeluh kalau harus bolak-balik FKTP untuk mengambil surat rujukan. 

Baca Juga:  Sengketa Delik Pers Harus Diselesaikan ke Dewan Pers

Untuk itu pada tahun ini BPJS Kesehatan berusaha melakukan pegintegrasian seluruh mitra untuk meningkatkan layanan. Pengintegrasian itu dilakukan melalui mobile JKN. Budi mencontohkan sistem antrean online. Sejak 2017, rumah sakit yang tergabug dalam mitra BPJS Kesehatan sudah mulai melakukan antrean online. 

BPJS Kesehatan juga telah memiliki pilot project untuk melakukan rujukan dengan sistem ini. Hal ini dilakukan di RSUD Margono Purwokerto. 

Integrasi tersebut juga bisa dilakukan untuk melihat tempat tidur di rumah sakit terdekat. Jadwal operasi pun juga dapat terpantau. Diharapkan dengan integrasi ini akan lebih mudah. 

Budi menyatakan bahwa seluruh mitra rumah sakit harus mematuhi aturan BPJS Kesehatan. Hal itu sesuai dengan tanda tangan komitmen pada kontrak.

Baca Juga:  Kejar Potensi Rp200 Triliun, Maksimalkan Digitalisasi Zakat

"Fitur-fitur ini diharapkan akan membantu peserta saat memerlukan pelayanan. Hal ini juga kami lakukan sebagai tindak lanjut dari komitmen bersama dengan PERSI," kata Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf. Iqbal menjelaskan, BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pertengahan November lalu  sepakat untuk melakukan beberapa peningkatan kualitas pelayanan. 

Sampai dengan  3 Januari,  dari 2.220 rumah sakit yang bekerja sama, sebanyak 1.784 rumah sakit  sudah mempunyai sistem antrian elektronik. Rumah sakit yang sudah memiliki display ketersediaan termpat tidur ada 1.739 RS.(lyn/dee/jpg)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari