Hayati Darmawi: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat dan Produktif

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Lingkungan kerja yang sehat dan produktif membuat perusahaan maju dan karyawan sejahtera.

“Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, perusahaan dapat menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan karyawan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat,” ujar Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (Occupational Medicine Specialist) RS Awal Bros Pekanbaru Sudirman dr Hayati Darmawi Sp OK,Rabu (15/5).

- Advertisement -

Menurutnya Indonesia sedang berada dalam periode yang disebut bonus demografi, di mana populasi usia produktif (15-64 tahun) mencapai sekitar 68 persen dari total populasi. Periode ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya. Namun, ada tantangan signifikan yang harus diatasi, terutama terkait dengan kesehatan dan keselamatan pekerja.

Dengan jumlah pencari kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja, memastikan bahwa para pekerja memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri menjadi sebuah tantangan tersendiri.

- Advertisement -

Di samping itu, kondisi kerja di berbagai sektor menghadapkan pekerja pada berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Pekerjaan yang dilakukan di lingkungan panas, misalnya, dapat menyebabkan dehidrasi dan heat stroke. Sementara itu, kontak dengan bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko kanker atau penyakit serius lainnya.

Menurutnya infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang menular juga menjadi ancaman nyata bagi pekerja. Selain itu, aktivitas fisik yang berlebihan seperti mengangkat atau mendorong barang berat bisa menyebabkan cedera pada otot dan tulang belakang.

Apalagi, tekanan pekerjaan yang tinggi dapat memicu masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan meningkatkan produktivitas, penting bagi perusahaan untuk mendorong pekerja menjalani pemeriksaan kesehatan rutin atau medical check-up secara berkala.

“Pemeriksaan kesehatan rutin memungkinkan deteksi dini penyakit yang mungkin berkembang tanpa gejala awal,”ucapnya Selain itu, dengan deteksi dini, penyakit dapat diintervensi lebih cepat dan pengelolaannya bisa lebih efektif. Selain itu, medical check-up berbasis okupasi membantu pekerja memahami risiko kesehatan di tempat kerja dan memberikan saran preventif.

Hal ini termasuk perubahan gaya hidup, vaksinasi, modifikasi waktu kerja, penggunaan alat pelindung diri, dan langkah-langkah preventif lainnya. Pekerja yang kesehatannya terjaga cenderung lebih jarang absen dan memiliki kinerja yang optimal. Kesehatan fisik dan mental yang baik juga mengurangi risiko kecelakaan kerja, sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan.

“Pemeriksaan kesehatan rutin tidak hanya menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan pekerja, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah dan persyaratan sertifikasi internasional yang mewajibkan pemeriksaan kesehatan berkala,” jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, dengan adanya bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia termasuk Provinsi Riau merupakan peluang besar bagi masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, perhatian khusus perlu diberikan pada kesehatan dan keselamatan pekerja.

Ia menegaskan pemeriksaan kesehatan rutin adalah langkah strategis yang dapat membantu dalam deteksi dini dan pencegahan penyakit, sekaligus meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.(ayi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Lingkungan kerja yang sehat dan produktif membuat perusahaan maju dan karyawan sejahtera.

“Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, perusahaan dapat menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan karyawan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat,” ujar Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (Occupational Medicine Specialist) RS Awal Bros Pekanbaru Sudirman dr Hayati Darmawi Sp OK,Rabu (15/5).

Menurutnya Indonesia sedang berada dalam periode yang disebut bonus demografi, di mana populasi usia produktif (15-64 tahun) mencapai sekitar 68 persen dari total populasi. Periode ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya. Namun, ada tantangan signifikan yang harus diatasi, terutama terkait dengan kesehatan dan keselamatan pekerja.

Dengan jumlah pencari kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja, memastikan bahwa para pekerja memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Di samping itu, kondisi kerja di berbagai sektor menghadapkan pekerja pada berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Pekerjaan yang dilakukan di lingkungan panas, misalnya, dapat menyebabkan dehidrasi dan heat stroke. Sementara itu, kontak dengan bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko kanker atau penyakit serius lainnya.

Menurutnya infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang menular juga menjadi ancaman nyata bagi pekerja. Selain itu, aktivitas fisik yang berlebihan seperti mengangkat atau mendorong barang berat bisa menyebabkan cedera pada otot dan tulang belakang.

Apalagi, tekanan pekerjaan yang tinggi dapat memicu masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan meningkatkan produktivitas, penting bagi perusahaan untuk mendorong pekerja menjalani pemeriksaan kesehatan rutin atau medical check-up secara berkala.

“Pemeriksaan kesehatan rutin memungkinkan deteksi dini penyakit yang mungkin berkembang tanpa gejala awal,”ucapnya Selain itu, dengan deteksi dini, penyakit dapat diintervensi lebih cepat dan pengelolaannya bisa lebih efektif. Selain itu, medical check-up berbasis okupasi membantu pekerja memahami risiko kesehatan di tempat kerja dan memberikan saran preventif.

Hal ini termasuk perubahan gaya hidup, vaksinasi, modifikasi waktu kerja, penggunaan alat pelindung diri, dan langkah-langkah preventif lainnya. Pekerja yang kesehatannya terjaga cenderung lebih jarang absen dan memiliki kinerja yang optimal. Kesehatan fisik dan mental yang baik juga mengurangi risiko kecelakaan kerja, sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan.

“Pemeriksaan kesehatan rutin tidak hanya menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan pekerja, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah dan persyaratan sertifikasi internasional yang mewajibkan pemeriksaan kesehatan berkala,” jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, dengan adanya bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia termasuk Provinsi Riau merupakan peluang besar bagi masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, perhatian khusus perlu diberikan pada kesehatan dan keselamatan pekerja.

Ia menegaskan pemeriksaan kesehatan rutin adalah langkah strategis yang dapat membantu dalam deteksi dini dan pencegahan penyakit, sekaligus meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.(ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya