PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Duka mendalam dirasakan keluarga Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi. Ibu mertua pria yang juga menjabat CEO Persela itu, Ruwaeni, 68, tewas bersimbah darah di kediamannya di Dusun Glogok, Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Jumat malam (3/1). Keluarga berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang berbuat keji tersebut.
”Saya pikir ini sesuatu yang memprihatinkan dan mengenaskan. Ibu kan dalam kondisi masih memakai mukena. Ini di luar nalar kemanusiaan kita. Saya harap segera ditemukan pelakunya dan dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan yang dilakukan,” pinta Yuhronur.
Polisi menduga motif pembunuhan tersebut adalah pencurian dengan kekerasan. Yuhronur mengatakan belum mengecek barang yang hilang. Sebab, setiba di rumah ibu mertuanya, dia langsung mengantarkan jenazah almarhumah ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML).
Namun, lanjut dia, berdasar penuturan istrinya ketika memandikan jenazah, korban masih mengenakan gelang. Menurut istrinya, biasanya Ruwaeni juga mengenakan kalung dan anting. Tapi, saat jenazah dimandikan, perhiasan itu sudah tidak ada.
”Mungkin goresan di tangan itu karena pelaku ingin mengambil secara paksa gelang, tapi tidak bisa,” imbuh Yuhronur.
Berdasar pantauan wartawan koran ini, awalnya penyelidikan hanya dilakukan oleh tim Inafis Polres Lamongan. Selanjutnya, tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim tiba di kediaman korban sekitar pukul 01.00 kemarin.
”Setelah kami lakukan identifikasi, ada luka di leher dan tangan. Sementara masih kami lakukan otopsi dan visum luar di RSML. Kami duga korban pencurian dengan kekerasan,’’ terang Kasatreskrim Polres Lamongan AKP Norman Wahyu Hidayat.
Dugaan pelaku pembunuhan mengarah kepada salah satu penghuni kos. Berdasar keterangan warga sekitar, pria tersebut bekerja di toko yang tak jauh dari rumah korban. Pria itu juga baru indekos di rumah Ruwaeni sekitar tiga hari. Apakah ada penghuni kos yang menghilang dan pelaku kenal dengan korban?
”Bisa dibilang begitu (kenal dengan korban, Red). Biarkan kami bekerja dulu,” imbuh Norman.
Muncul isu bahwa pelaku yang dikabarkan berasal dari Tuban telah ditangkap polisi di Kecamatan Sekaran, Lamongan, beberapa jam setelah kejadian. Namun, wartawan koran ini belum mendapatkan informasi resmi dari pihak kepolisian. Saat disinggung soal kabar tersebut, Norman tidak membenarkan dan tidak menampik adanya informasi itu.
”Sekarang kami masih bertugas, mohon bersabar,” jawab Norman melalui pesan WhatsApp.
Norman menjelaskan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan. Dia menargetkan pelaku ditangkap dalam waktu tiga hari. Pihaknya juga bakal mengidentifikasi barang yang hilang bersama keluarga korban.
”Diduga, pelakunya hanya satu orang,” imbuhnya.
Salekan yang sehari-hari menjaga rumah korban kali pertama mengetahui Ruwaeni meninggal bakda isya. Awalnya, pria yang sudah menjadi penjaga rumah korban selama sepuluh tahun itu melihat keanehan. Sebab, lampu rumah Ruwaeni belum dinyalakan.
Selanjutnya, Salekan mengecek ke dalam rumah Ruwaeni. Alangkah kaget Salekan saat melihat Ruwaeni bersimbah darah di musala dalam rumah dengan luka di leher bagian kiri dan sayatan di tangan kiri. Selanjutnya, Salekan mengabari warga sekitar tentang kejadian tersebut.
Kholis Fahmi, warga sekitar, menjelaskan, Salekan datang ke rumahnya sekitar pukul 19.30. Awalnya, terang dia, Salekan hanya mengabarkan bahwa Ruwaeni meninggal.
Selanjutnya, Kholis menuju lokasi bersama warga lain. Di tempat kejadian perkara (TKP), mereka mendapati Ruwaeni bersimbah darah dengan posisi telentang. Selanjutnya, warga sekitar menghubungi polisi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman