Senin, 25 November 2024
spot_img

Meraih Bonus Demografi

BERDASAKAN hasil proyeksi penduduk tahun 2015-2045 yang dilakukan oleh Bappenas, BPS dan UNFPA (2018) dihasilkan angka bahwa angka ketergantungan di Provinsi Riau (Dependency Ratio) adalah sebesar 48,8 yang berarti ada 100 penduduk bekerja menanggung 48-49 penduduk tidak bekerja. Angka ketergantungan yang sudah di bawah 50 menunjukkan bahwa Provinsi Riau sudah memasuki era bonus demografi. Bonus demografi ini akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2028 hingga sampai dengan tahun 2030 dengan angka ketergantungan mencapai titik terendah yaitu sekitar 44 penduduk per 100 orang pekerja.

Setelah tahun 2030 angka ketergantungan tersebut akan terus naik hingga pada sekitar tahun 2040 angka ketergantungan di Provinsi Riau  akan mencapai di atas 50 kembali yang artinya pada tahun tersebut Provinsi Riau sudah tidak lagi mengalami bonus demografi karena masa bonus demografi telah terlewati.

Momentum bonus demografi yang hanya sekali periode menghampiri sebuah bangsa atau daerah selama rentang keberadaan sebuah daerah atau bangsa tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk tujuan meningkatkan tingkat kesejahteraan dan derajat hidup bagi masyarakat atau keluarga yang ada di Provinsi Riau.

Menurunnya angka ketergantungan di Provinsi Riau menjadikan tanggungan pekerja menurun. Ini terjadi karena proporsi penduduk usia 15 tahun ke bawah semakin kecil yang diakibatkan oleh jumlah anak yang semakin sedikit per keluarga yang menjadikan beban membesarkan anak-anak menjadi ringan, pun demikian bagi pemerintah daerah pengeluaran anggaran negara bisa dihemat untuk kemudian dialihkan pada upaya peningkatan kualitas anak-anak atau peningkatan kualitas sumber saya manusia secara optimal.

Baca Juga:  Pekanbaru Menuju Kota Berketahanan Iklim  (CRIC/Climate Ressilient Inklusive Cities)

Menurunnya angka ketergantungan di Provinsi Riau juga terjadi karena proporsi penduduk lansia (65+) di Provinsi Riau masih kecil yaitu sebesar 3,7 persen pada tahun 2020, namun angka ini akan terus naik hingga mencapai 9,6 persen pada tahun 2040 dan bahkan diproyeksikan akan meningkat menjadi 11,1 persen pada tahun 2045 yang menjadikan bonus demografi ini akan kembali menghilang.

Dalam skala yang lebih besar, meningkatkanya penduduk usia kerja berarti akan meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya akan memicu pertumbuhan ekonomi. Produktivitas yang tinggi dari penduduk usia kerja yang meningkat akan membuahkan upah yang tinggi dan pada akhirnya mampu meningkatkan standar hidup para pekerja dan keluarganya.

Peningkatan produktivitas penduduk usia kerja itu bisa tercapai seandainya mereka memiliki pekerjaan, memiliki daya saing dan berkualitas. Untuk itu, pemerintah daerah Provinsi Riau harus benar-benar mampu membaca peluang ini dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, mengantisipasi terjadinya pengangguran dan meningkatkan skil para penduduk usia kerja dengan berbagai jenis ketrampilan, sehingga mereka bisa bekerja, mandiri memiliki daya saing dan penghasilan untuk meningkatkan derajat hidup keluarga, yang pada akhirnya mampu menikmati hidup layak. Tanpa itu semua, bonus demografi hanya akan menjadi angin lalu, bahkan bisa menjadi desaster demografi, jika yang terjadi adalah sebaliknya yaitu penduduk-penduduk usia usia  kerja yang menganggur, tidak produktif dan tidak memiliki daya saing serta kreativitas.

Menurunnya angka ketergantungan yang diakibatkan oleh jumlah anak yang semakin kecil per keluarga juga diharapkan bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi keluarga dalam menginvestasikan sumber daya manusia melalui pendidikan anak sejak dini, memberikan asupan gizi dan  pengasuhan yang cukup serta melakukan pendampingan hingga anak bisa tumbuh menjadi dewasa, mandiri dan berkualitas.

Baca Juga:  Transformasi Birokrasi: Harga Mati

Di era bonus demografi, sepatutnya perhatian juga kita berikan kepada generasi muda. Generasi muda harus mampu memanfaatkan peluang dengan hadirnya teknologi informasi dalam rangka meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Dengan kreativitas dan ilmu yang dikuasai oleh generasi muda di Provinsi Riau, kita berharap bahwa generasi muda bukan hanya diam dan terpaku sebagai pengguna (user) dari kemajuan teknologi informasi tersebut namun generasi muda yang mampu menjadi pencipta teknologi informasi. Untuk bisa menjadi generasi muda yang kreatif dan memiliki visi ke depan dalam upaya menciptakan teknologi informasi tersebut tentunya perlu difasilitasi oleh pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah Provinsi Riau.

Pengembangan potensi remaja di era bonus demografi bukan hanya sekadar pembekalan skil kemampuan teknis dan pendidikan yang tinggi, namun juga perlu dibekali pegembangan diri. Singkatnya, hadirnya bonus demografi di Provinsi Riau harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, semua pemangku kepentingan dan masyarakat untuk secara sinergis dan berkesinambungan guna mencapai kualitas SDM yang produktif, dan nilai tambah yang tinggi menuju terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat, dan unggul di Indonesia sebagaimana visi yang ada di dalam RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019-2024. Bersama kita bisa.***

BERDASAKAN hasil proyeksi penduduk tahun 2015-2045 yang dilakukan oleh Bappenas, BPS dan UNFPA (2018) dihasilkan angka bahwa angka ketergantungan di Provinsi Riau (Dependency Ratio) adalah sebesar 48,8 yang berarti ada 100 penduduk bekerja menanggung 48-49 penduduk tidak bekerja. Angka ketergantungan yang sudah di bawah 50 menunjukkan bahwa Provinsi Riau sudah memasuki era bonus demografi. Bonus demografi ini akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2028 hingga sampai dengan tahun 2030 dengan angka ketergantungan mencapai titik terendah yaitu sekitar 44 penduduk per 100 orang pekerja.

Setelah tahun 2030 angka ketergantungan tersebut akan terus naik hingga pada sekitar tahun 2040 angka ketergantungan di Provinsi Riau  akan mencapai di atas 50 kembali yang artinya pada tahun tersebut Provinsi Riau sudah tidak lagi mengalami bonus demografi karena masa bonus demografi telah terlewati.

- Advertisement -

Momentum bonus demografi yang hanya sekali periode menghampiri sebuah bangsa atau daerah selama rentang keberadaan sebuah daerah atau bangsa tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk tujuan meningkatkan tingkat kesejahteraan dan derajat hidup bagi masyarakat atau keluarga yang ada di Provinsi Riau.

Menurunnya angka ketergantungan di Provinsi Riau menjadikan tanggungan pekerja menurun. Ini terjadi karena proporsi penduduk usia 15 tahun ke bawah semakin kecil yang diakibatkan oleh jumlah anak yang semakin sedikit per keluarga yang menjadikan beban membesarkan anak-anak menjadi ringan, pun demikian bagi pemerintah daerah pengeluaran anggaran negara bisa dihemat untuk kemudian dialihkan pada upaya peningkatan kualitas anak-anak atau peningkatan kualitas sumber saya manusia secara optimal.

- Advertisement -
Baca Juga:  Transformasi Birokrasi: Harga Mati

Menurunnya angka ketergantungan di Provinsi Riau juga terjadi karena proporsi penduduk lansia (65+) di Provinsi Riau masih kecil yaitu sebesar 3,7 persen pada tahun 2020, namun angka ini akan terus naik hingga mencapai 9,6 persen pada tahun 2040 dan bahkan diproyeksikan akan meningkat menjadi 11,1 persen pada tahun 2045 yang menjadikan bonus demografi ini akan kembali menghilang.

Dalam skala yang lebih besar, meningkatkanya penduduk usia kerja berarti akan meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya akan memicu pertumbuhan ekonomi. Produktivitas yang tinggi dari penduduk usia kerja yang meningkat akan membuahkan upah yang tinggi dan pada akhirnya mampu meningkatkan standar hidup para pekerja dan keluarganya.

Peningkatan produktivitas penduduk usia kerja itu bisa tercapai seandainya mereka memiliki pekerjaan, memiliki daya saing dan berkualitas. Untuk itu, pemerintah daerah Provinsi Riau harus benar-benar mampu membaca peluang ini dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, mengantisipasi terjadinya pengangguran dan meningkatkan skil para penduduk usia kerja dengan berbagai jenis ketrampilan, sehingga mereka bisa bekerja, mandiri memiliki daya saing dan penghasilan untuk meningkatkan derajat hidup keluarga, yang pada akhirnya mampu menikmati hidup layak. Tanpa itu semua, bonus demografi hanya akan menjadi angin lalu, bahkan bisa menjadi desaster demografi, jika yang terjadi adalah sebaliknya yaitu penduduk-penduduk usia usia  kerja yang menganggur, tidak produktif dan tidak memiliki daya saing serta kreativitas.

Menurunnya angka ketergantungan yang diakibatkan oleh jumlah anak yang semakin kecil per keluarga juga diharapkan bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi keluarga dalam menginvestasikan sumber daya manusia melalui pendidikan anak sejak dini, memberikan asupan gizi dan  pengasuhan yang cukup serta melakukan pendampingan hingga anak bisa tumbuh menjadi dewasa, mandiri dan berkualitas.

Baca Juga:  Dampak Putusan PTUN Jakarta pada UIN Suska Riau

Di era bonus demografi, sepatutnya perhatian juga kita berikan kepada generasi muda. Generasi muda harus mampu memanfaatkan peluang dengan hadirnya teknologi informasi dalam rangka meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Dengan kreativitas dan ilmu yang dikuasai oleh generasi muda di Provinsi Riau, kita berharap bahwa generasi muda bukan hanya diam dan terpaku sebagai pengguna (user) dari kemajuan teknologi informasi tersebut namun generasi muda yang mampu menjadi pencipta teknologi informasi. Untuk bisa menjadi generasi muda yang kreatif dan memiliki visi ke depan dalam upaya menciptakan teknologi informasi tersebut tentunya perlu difasilitasi oleh pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah Provinsi Riau.

Pengembangan potensi remaja di era bonus demografi bukan hanya sekadar pembekalan skil kemampuan teknis dan pendidikan yang tinggi, namun juga perlu dibekali pegembangan diri. Singkatnya, hadirnya bonus demografi di Provinsi Riau harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, semua pemangku kepentingan dan masyarakat untuk secara sinergis dan berkesinambungan guna mencapai kualitas SDM yang produktif, dan nilai tambah yang tinggi menuju terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat, dan unggul di Indonesia sebagaimana visi yang ada di dalam RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019-2024. Bersama kita bisa.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari