Minggu, 24 November 2024
spot_img

Nilai Strategis Gertam Riau

Pemerintah Riau baru saja melansir sebuah program baru di tengah bencana Covid-19. Bersama semua Forum Pimpinan Daerah Gubernur meluncurkannya dengan branding Gertam (Gerakan Menanam) dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong dan belum dimanfaatkan sebelumnya (RiauPos.co, 19 Mei 2020). Komoditas yang menjadi unggulan adalah padi dan jagung. Saat ini kemampuan Riau untuk menyediakan keperluan beras di Riau baru sekitar 35 persen. Artinya, untuk menopang keperluan beras 75 persen lainnya masih didatangkan dari luar daerah atau juga dengan mengimpor.

Seberapa strategis Gertam Riau ini mungkin dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama, tentunya aspek pemanfaatan lahan sehingga produktivitasnya akan meningkat. Selama ini baik instansi pemerintah maupun masyarakat masih memiliki lahan-lahan tertinggal yang tidak diberdayakan untuk kepentingan produksi yang mampu paling tidak sebagai subsitusi impor. Melalui program ini digelorakan untuk menanam lahan-lahan kosong dan tertinggal berbagai komoditi strategis di bidang pangan. Baik tanaman pangan dan bisa juga peternakan dan perikanan budi daya. Jika Gertam ini dapat diselenggarakan dengan serius dan listik maka lahan-lahan akan semakin produktif dan out put-nya dapat menjadi penyangga pangan daerah.

Kedua, dikaitkan dengan booming penduduk yang akan muncul di masa yang akan datang. Penduduk Riau tahun 2019 ini sudah mencapai 7.128 juta jiwa dengan penduduk usia kerja mencapai 4,96 juta jiwa. Dari penduduk usia kerja tersebut 3,33 juta jiwa merupakan angkatan kerja dan yang bekerja sebanyak 3,16 juta jiwa. Ini berarti masih terdapat sekitar 168.690 orang yang berstatus sebagai pengangguran. Hanya saja dari mereka-mereka yang berkerja masih terdapat 807.350 orang yang bekerja paroh waktu dan 294.510 orang yang berstatus setengah menganggur. Terdapat juga pekerja yang tidak dibayar sebanyak 391.000 (11,05 persen) dan pekerja bebas di sektor pertanian sekitar 190.000 orang (6,01 persen). Ini berarti dari satu sisi terdapat banyak sekali kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap berbagai bencana juga di sisi lain merupakan potensi sumber daya manusia yang strategis bagi kepentingan pembangunan. Program Gertam yang partisipatif akanm menjadi peluang kerja yang optimal dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat karena komoditas-komoditas pangan tertentu harganya masih sangat marketable dan likuid di pasaran.

Baca Juga:  Menilik Perdagangan Rusia dan Ukraina

Ketiga, dari aspek konsumsi pengeluaran rumah tangga masyarakat untuk makanan. Data tahun 2020 menunjukkan rerata pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan untuk keperluan pangan adalah sebanyak Rp621.748. Sedangkan untuk non-makanan adalah sebanyak Rp 611.498. Ini berarti dari total pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat Riau sebesar 50,42 persen. Secara keseluruhan untuk semua penduduk Riau maka pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi bahan makanan akan mencapai Rp 8,8 triliun per bulannya. Selama ini pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan dilakukan dengan impor sampai 65 persen. Ini berarti dalam persoalan pangan rakyat Riau terjadi capital flight paling tidak mencapai sekitar Rp 5,72 triliun setiap bulannya atau RP68,64 triliun per tahunnya. Jika program Gertam dapat dilaksanakan secara konsisten dan terpadu dan diasumsikan mampu mereduksi capital flight sebesar 65 persen maka dana yang bergulir di Riau akan bertambah sekitar Rp44,62 triliun. Dana tersebut merupakan potensi tabungan masyarakat dan dapat masuk ke dalam sistem keuangan perbankan yang nantinya akan menjadi sumber investasi bagi mendukung usaha-usaha produktif masyarakat lainnya. Jikapun dialihkan ke pengeluaran konsumsi lainnya maka arahnya akan tertuju pada perbaikan kehidupan keluarga atau shooping goods yang dapat mendorong tumbuhnya sektor perdagangan dan jasa. Termasuk perbaikan kesehatan yang memang porsinya akan semakin membengkak selama atau setelah Covid-19 ini.

Baca Juga:  Habis Gelap Terbitlah Vaksin Covid-19

Keempat, dari aspek alokasi anggaran belanja pemerintah program ini dapat mendorong terciptanya penggunaan uang rakyat yang lebih optimal bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun bukan dalam bentuk charity dan pokir-pokir yang tidak produktif dan hanya bernuansa pencitraan. Melalui program ini diharapkan dapat dikurangi belanja-belanja pemerintah yang kurang bersentuhan dengan kesejahteraan rakyat seperti pembangunan gedung-gedung kantor (terutama instansi-instansi vertikal) dan belanja-belanja birokrasi yang tidak efisien lainnya.

Kelima, dari aspek sosial budaya program ini akan mampu mengurangi kerawanan sosial. Ketidakmampuan rakyat memenuhi keperluan pangannya sangat mengganggu kehiduapn sehari-hari dalam aspek keharmonisan keluarga. Harga-harga pangan impor yang mahal membuat keterbatasan rakyat memenuhi keperluan dasar lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial dan keagamaan.

Untuk memastikan keberhasilan program Gertam Riau ini maka sudah selayaknya pemerintah Provinsi Riau mensosialisasikannya secara masif dan terstruktur. Icon Gertam Riau nampaknya memang akan menjadi semarak baru bagi Riau dan pemerintahnya. Ontah lah Yuang!***

Pemerintah Riau baru saja melansir sebuah program baru di tengah bencana Covid-19. Bersama semua Forum Pimpinan Daerah Gubernur meluncurkannya dengan branding Gertam (Gerakan Menanam) dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong dan belum dimanfaatkan sebelumnya (RiauPos.co, 19 Mei 2020). Komoditas yang menjadi unggulan adalah padi dan jagung. Saat ini kemampuan Riau untuk menyediakan keperluan beras di Riau baru sekitar 35 persen. Artinya, untuk menopang keperluan beras 75 persen lainnya masih didatangkan dari luar daerah atau juga dengan mengimpor.

Seberapa strategis Gertam Riau ini mungkin dapat dilihat dari berbagai aspek. Pertama, tentunya aspek pemanfaatan lahan sehingga produktivitasnya akan meningkat. Selama ini baik instansi pemerintah maupun masyarakat masih memiliki lahan-lahan tertinggal yang tidak diberdayakan untuk kepentingan produksi yang mampu paling tidak sebagai subsitusi impor. Melalui program ini digelorakan untuk menanam lahan-lahan kosong dan tertinggal berbagai komoditi strategis di bidang pangan. Baik tanaman pangan dan bisa juga peternakan dan perikanan budi daya. Jika Gertam ini dapat diselenggarakan dengan serius dan listik maka lahan-lahan akan semakin produktif dan out put-nya dapat menjadi penyangga pangan daerah.

- Advertisement -

Kedua, dikaitkan dengan booming penduduk yang akan muncul di masa yang akan datang. Penduduk Riau tahun 2019 ini sudah mencapai 7.128 juta jiwa dengan penduduk usia kerja mencapai 4,96 juta jiwa. Dari penduduk usia kerja tersebut 3,33 juta jiwa merupakan angkatan kerja dan yang bekerja sebanyak 3,16 juta jiwa. Ini berarti masih terdapat sekitar 168.690 orang yang berstatus sebagai pengangguran. Hanya saja dari mereka-mereka yang berkerja masih terdapat 807.350 orang yang bekerja paroh waktu dan 294.510 orang yang berstatus setengah menganggur. Terdapat juga pekerja yang tidak dibayar sebanyak 391.000 (11,05 persen) dan pekerja bebas di sektor pertanian sekitar 190.000 orang (6,01 persen). Ini berarti dari satu sisi terdapat banyak sekali kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap berbagai bencana juga di sisi lain merupakan potensi sumber daya manusia yang strategis bagi kepentingan pembangunan. Program Gertam yang partisipatif akanm menjadi peluang kerja yang optimal dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat karena komoditas-komoditas pangan tertentu harganya masih sangat marketable dan likuid di pasaran.

Baca Juga:  Merindukan Keadaban di Jalan Raya

Ketiga, dari aspek konsumsi pengeluaran rumah tangga masyarakat untuk makanan. Data tahun 2020 menunjukkan rerata pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan untuk keperluan pangan adalah sebanyak Rp621.748. Sedangkan untuk non-makanan adalah sebanyak Rp 611.498. Ini berarti dari total pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat Riau sebesar 50,42 persen. Secara keseluruhan untuk semua penduduk Riau maka pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi bahan makanan akan mencapai Rp 8,8 triliun per bulannya. Selama ini pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan dilakukan dengan impor sampai 65 persen. Ini berarti dalam persoalan pangan rakyat Riau terjadi capital flight paling tidak mencapai sekitar Rp 5,72 triliun setiap bulannya atau RP68,64 triliun per tahunnya. Jika program Gertam dapat dilaksanakan secara konsisten dan terpadu dan diasumsikan mampu mereduksi capital flight sebesar 65 persen maka dana yang bergulir di Riau akan bertambah sekitar Rp44,62 triliun. Dana tersebut merupakan potensi tabungan masyarakat dan dapat masuk ke dalam sistem keuangan perbankan yang nantinya akan menjadi sumber investasi bagi mendukung usaha-usaha produktif masyarakat lainnya. Jikapun dialihkan ke pengeluaran konsumsi lainnya maka arahnya akan tertuju pada perbaikan kehidupan keluarga atau shooping goods yang dapat mendorong tumbuhnya sektor perdagangan dan jasa. Termasuk perbaikan kesehatan yang memang porsinya akan semakin membengkak selama atau setelah Covid-19 ini.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pilkada 2020: Saling Klaim Dukungan

Keempat, dari aspek alokasi anggaran belanja pemerintah program ini dapat mendorong terciptanya penggunaan uang rakyat yang lebih optimal bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun bukan dalam bentuk charity dan pokir-pokir yang tidak produktif dan hanya bernuansa pencitraan. Melalui program ini diharapkan dapat dikurangi belanja-belanja pemerintah yang kurang bersentuhan dengan kesejahteraan rakyat seperti pembangunan gedung-gedung kantor (terutama instansi-instansi vertikal) dan belanja-belanja birokrasi yang tidak efisien lainnya.

Kelima, dari aspek sosial budaya program ini akan mampu mengurangi kerawanan sosial. Ketidakmampuan rakyat memenuhi keperluan pangannya sangat mengganggu kehiduapn sehari-hari dalam aspek keharmonisan keluarga. Harga-harga pangan impor yang mahal membuat keterbatasan rakyat memenuhi keperluan dasar lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial dan keagamaan.

Untuk memastikan keberhasilan program Gertam Riau ini maka sudah selayaknya pemerintah Provinsi Riau mensosialisasikannya secara masif dan terstruktur. Icon Gertam Riau nampaknya memang akan menjadi semarak baru bagi Riau dan pemerintahnya. Ontah lah Yuang!***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari