Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Prabowo Beri Hormat pada Pamong Seluruh Indonesia

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Taman Siswa genap seabad dalam upaya mencerdaskan bangsa. Pada perayaan 100 tahunnya, di Jakarta, kemarin (24/7), ada hal yang mencuri perhatian. Yakni kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Alih-alih Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Prabowo justru yang hadir dalam perayaan satu abad sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara itu. Bukan hanya itu, dalam kesempatan tersebut, Prabowo sempat memberikan hormat di atas panggung untuk keluarga besar Taman Siswa dan para pamong atau guru di seluruh Indonesia.  

Penghormatan tersebut dilakukan olehnya lantaran peran guru yang begitu besar dalam menyiapkan generasi penerus yang cerdas dan nantinya merintis Indonesia besar dan Makmur. "Saudara-saudara, saya mantan prajurit. Di tentara kita punya kebiasaan, memberikan hormat pada orang yang kita hormati. Izinkan saya untuk memberi hormat kepada seluruh keluarga besar Taman Siswa, seluruh pamong, guru di manapun berada," tuturnya seraya melakukan sikap hormat.

Aksi tersebut sontak disambut meriah oleh para peserta yang datang. Terlebih, saat Ketua Umum Partai Gerindra itu urung membaca naskah pidatonya. Ia mengatakan, bahwa hal itu tak perlu. Mengingat, anak-anak muda saat ini kian tak suka atas janji-janji kosong. Mereka tak suka omdo (omong doang). "Generasi sekarang tidak perlu banyak santi aji. Yang perlu adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani," ujarnya yang kemudian disambut tepuk tangan.

Baca Juga:  Sinyal Jokowi Dukung Ganjar

Seperti diketahui, ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani merupakan semboyan dari Ki Hadjar Dewantara. Semboyan tersebut memiliki arti, bahwa yang di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan.

Selain itu, dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung soal sosok Ki Hadjar Dewantara yang kini hampir dilupakan oleh generasi penerus. Menurutnya, banyak yang kurang paham betapa besar jasa Ki Hadjar Dewantara kepada kemerdekaan Indonesia.

Dia menjelaskan, Taman Siswa sejatinya didirikan jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Yakni, pada 3 Juli 1922. Kala itu, menurut dia, Taman Siswa didirikan untuk melawan penjajah dengan tujuan Indonesia Merdeka.(mia/jpg)

 Yang mana, sosok Ki Hadjar Dewantara yang menanamkan pada bangsa Indonesia, bahwa tidak mungkin Indonesia merdeka jika rakyatnya tidak pintar. Tidak punya pendidikan.

Baca Juga:  Dukungan Menguat, Aziun Asyari Naik Peringkat

Hal ini kemudian menjadikan Taman Siswa ditakuti oleh Belanda. "Tidak ada bangsa yang merdeka, tidak ada bangsa yang berhasil tanpa pendidikan yang berhasil," tegasnya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa Saur Panjaitan menuturkan, bahwa dalam peringatan satu abad Taman Siswa ini, kebersamaan menjadi tagline utama. Tagline ini diartikan, bahwa Taman Siswa ingin merawat nasionalisme dengan menghilangkan perbedaan yang ada.

Hal ini pula yang melatarbelakangi pihaknya mengundang Menhan Prabowo untuk datang. "Taman siswa itu melahirkan sekolah dengan jiwa nasionalisme dan kebangsaan. Kita khawatir jika tidak bersama, negara akan retak," ujarnya.

Kemudian, terkait pendidikan, pihaknya mengajak pemerintah untuk menerapkan kurikulum yang fokus pada anak. Di mana, guru tak boleh lagi memekasakan kehendaknya pada anak. Tapi, memberikan kemerdekaan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan minatnya. Karenanya, pihaknya pun telah berpesan pada Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek untuk bersama-sama membenahi para guru. "Yang ngajar anak siapa? Guru. Makanya, tanpa benahi guru, tidak bisa ada pendidikan yang baik. Tanpa pendidikan yang baik, tak ada kebersamaan di negara ini," pungkasnya.(mia/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Taman Siswa genap seabad dalam upaya mencerdaskan bangsa. Pada perayaan 100 tahunnya, di Jakarta, kemarin (24/7), ada hal yang mencuri perhatian. Yakni kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Alih-alih Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Prabowo justru yang hadir dalam perayaan satu abad sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara itu. Bukan hanya itu, dalam kesempatan tersebut, Prabowo sempat memberikan hormat di atas panggung untuk keluarga besar Taman Siswa dan para pamong atau guru di seluruh Indonesia.  

- Advertisement -

Penghormatan tersebut dilakukan olehnya lantaran peran guru yang begitu besar dalam menyiapkan generasi penerus yang cerdas dan nantinya merintis Indonesia besar dan Makmur. "Saudara-saudara, saya mantan prajurit. Di tentara kita punya kebiasaan, memberikan hormat pada orang yang kita hormati. Izinkan saya untuk memberi hormat kepada seluruh keluarga besar Taman Siswa, seluruh pamong, guru di manapun berada," tuturnya seraya melakukan sikap hormat.

Aksi tersebut sontak disambut meriah oleh para peserta yang datang. Terlebih, saat Ketua Umum Partai Gerindra itu urung membaca naskah pidatonya. Ia mengatakan, bahwa hal itu tak perlu. Mengingat, anak-anak muda saat ini kian tak suka atas janji-janji kosong. Mereka tak suka omdo (omong doang). "Generasi sekarang tidak perlu banyak santi aji. Yang perlu adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani," ujarnya yang kemudian disambut tepuk tangan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Nasdem Rekomendasikan Alfedri dan Husni Merza untuk Pilkada Siak

Seperti diketahui, ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani merupakan semboyan dari Ki Hadjar Dewantara. Semboyan tersebut memiliki arti, bahwa yang di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan.

Selain itu, dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung soal sosok Ki Hadjar Dewantara yang kini hampir dilupakan oleh generasi penerus. Menurutnya, banyak yang kurang paham betapa besar jasa Ki Hadjar Dewantara kepada kemerdekaan Indonesia.

Dia menjelaskan, Taman Siswa sejatinya didirikan jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Yakni, pada 3 Juli 1922. Kala itu, menurut dia, Taman Siswa didirikan untuk melawan penjajah dengan tujuan Indonesia Merdeka.(mia/jpg)

 Yang mana, sosok Ki Hadjar Dewantara yang menanamkan pada bangsa Indonesia, bahwa tidak mungkin Indonesia merdeka jika rakyatnya tidak pintar. Tidak punya pendidikan.

Baca Juga:  Sinyal Jokowi Dukung Ganjar

Hal ini kemudian menjadikan Taman Siswa ditakuti oleh Belanda. "Tidak ada bangsa yang merdeka, tidak ada bangsa yang berhasil tanpa pendidikan yang berhasil," tegasnya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa Saur Panjaitan menuturkan, bahwa dalam peringatan satu abad Taman Siswa ini, kebersamaan menjadi tagline utama. Tagline ini diartikan, bahwa Taman Siswa ingin merawat nasionalisme dengan menghilangkan perbedaan yang ada.

Hal ini pula yang melatarbelakangi pihaknya mengundang Menhan Prabowo untuk datang. "Taman siswa itu melahirkan sekolah dengan jiwa nasionalisme dan kebangsaan. Kita khawatir jika tidak bersama, negara akan retak," ujarnya.

Kemudian, terkait pendidikan, pihaknya mengajak pemerintah untuk menerapkan kurikulum yang fokus pada anak. Di mana, guru tak boleh lagi memekasakan kehendaknya pada anak. Tapi, memberikan kemerdekaan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan minatnya. Karenanya, pihaknya pun telah berpesan pada Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek untuk bersama-sama membenahi para guru. "Yang ngajar anak siapa? Guru. Makanya, tanpa benahi guru, tidak bisa ada pendidikan yang baik. Tanpa pendidikan yang baik, tak ada kebersamaan di negara ini," pungkasnya.(mia/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari