LIMAPULUH KOTA (RIAUPOS.CO) — Memasuki hari keenam masa tanggap darurat bencana alam di Kabupaten Limapuluh Kota, proses recovery (pemulihan) terhadap infrastruktur yang terdampak bencana alam terus dikebut. Bahkan pada Ahad sore (15/12), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota memastikan, sudah hampir selesai membangun jembatan darurat sebagai pengganti Jembatan Sabar di Jorong Batubaroguang, Nagari Suayan, Kecamatan Akabiluru yang ambruk pada Selasa lalu (10/2).
"Proses perbaikan Jembatan Sabar di Nagari Suayan sudah hampir seratus persen. Mudah-mudahan, besok (hari ini, red), jembatan yang menghubungkan Nagari Suayan dengan Nagaripauhsangik ini sudah rampung 100 persen," kata Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Joni Amir didampingi Manajer Pusdalops PB BPBD Limapuluh Kota Rahmadinol kepada JPG, tadi malam.
Seperti diberitakan Padang Ekspres Minggu kemarin (15/12), proses perbaikan jembatan Sabar di Nagari Suayan dilakukan Pemkab Limapuluh Kota sejak Sabtu lalu (14/12), dengan cara gotong-royong bersama masyarakat. Gotong-royong yang melibatkan puluhan personel BPBD, Pemadam Kebakaran, dan Satpol PP ini, juga dipantau Bupati Irfendi Arbi bersama Sekkab Limapuluh Kota Widya Putra selaku Kepala ex Officio BPBD.
Menurut Rahmadinol, proses pembangunan jembatan darurat di Nagari Suayan, Kecamatan Akabiluru, memang ditargetkan tuntas dalam masa tanggap darurat. "Makanya, sesuai dengan instruksi pak bupati, selama masa tanggap darurat ini, Pemkab Limapuluh Kota juga mengerahkan personel OPD khusus, terdiri dari BPBD, Damkar, dan Satpol PP. Disamping Camat Akabiluru dan jajaran yang terus memantau," kata Rahmadinol.
Selain Jembatan Sabar di Nagari Suayan, bencana alam di Limapuluh Kota pada Selasa lalu (10/12), juga membuat rusak jembatan gantung Tobiang di Jorong Aieputiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau.
Jembatan setinggi 2,8 meter dengan panjang lantai 15 meter itu rusak berat. Jika tidak ditanggulangi, kondisi jembatan gantung bisa roboh dan akan memutuskan jalur transportasi dan perekonomian masyarakat yang berjumlah 50 KK dengan lebih kurang 300 jiwa.(frv/jpg)