BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Selama Januari hingga November 2019, jumlah kasus demam berdarah dangue (DBD) di Kabupaten Bengkalis mendekati angka seribuan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan sebanyak 838 kasus dengan angka kematian (meninggal) sebanyak 9 kasus.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra, Rabu (11/12). Secara rinci, kasus DBD untuk Kecamatan Mandau 385 kasus dengan 4 kematian, Bathin Solapan 209 kasus dengan 1 kematian, dan Pinggir 114 kasus dengan 3 kematian.
Kemudian, Kecamatan Bengkalis 44 kasus, Bantan 23 kasus, Rupat 15 kasus, Bandar Laksamana 18 kasus, Talang Muandau 15 kasus, Bukit Batu sebanyak 13 kasus, Siak Kecil sebanyak 9 kasus, dan Kecamatan Rupat Utara 1 kasus dengan 1 kematian.
Diungkapkan Ersan, dari laporan supervisi faktor lingkungan oleh petugas puskesmas, diketahui pada umumnya masyarakat memiliki tempat penampungan air yang positif ditemui jentik nyamuk aedes aegypti.
Artinya ujar Ersan, masyarakat belum menerapkan 3 M plus secara optimal. Khusus di Kecamatan Mandau, banyak rumah kosong yang ditinggalkan lama, terdapat air bersih yang tertampung.(esi)
BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Selama Januari hingga November 2019, jumlah kasus demam berdarah dangue (DBD) di Kabupaten Bengkalis mendekati angka seribuan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan sebanyak 838 kasus dengan angka kematian (meninggal) sebanyak 9 kasus.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra, Rabu (11/12). Secara rinci, kasus DBD untuk Kecamatan Mandau 385 kasus dengan 4 kematian, Bathin Solapan 209 kasus dengan 1 kematian, dan Pinggir 114 kasus dengan 3 kematian.
- Advertisement -
Kemudian, Kecamatan Bengkalis 44 kasus, Bantan 23 kasus, Rupat 15 kasus, Bandar Laksamana 18 kasus, Talang Muandau 15 kasus, Bukit Batu sebanyak 13 kasus, Siak Kecil sebanyak 9 kasus, dan Kecamatan Rupat Utara 1 kasus dengan 1 kematian.
Diungkapkan Ersan, dari laporan supervisi faktor lingkungan oleh petugas puskesmas, diketahui pada umumnya masyarakat memiliki tempat penampungan air yang positif ditemui jentik nyamuk aedes aegypti.
- Advertisement -
Artinya ujar Ersan, masyarakat belum menerapkan 3 M plus secara optimal. Khusus di Kecamatan Mandau, banyak rumah kosong yang ditinggalkan lama, terdapat air bersih yang tertampung.(esi)