PILIPINA (RIAUPOS.CO) — Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kecewa dengan persiapan dari Panitia Penyelenggara SEA Games 2019, PHISGOC, yang dinilainya gagal memberikan kesan baik di awal ajang olahraga multi iven terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Banyaknya kekacauan yang terjadi, terutama di cabang olahraga (cabor) sepakbola telah membuat Duterte geram.
Duterte heran mengapa PHISGOC tak dapat memberikan yang terbaik untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi di awal SEA Games 2019. Bahkan pembukaan secara resmi saja belum dimulai, namun permasalahan yang terjadi sudah cukup banyak.
Seperti telatnya penjemputan Tim Nasional (Timnas) Timor-Leste di bandara, lalu mengirimkan skuad tersebut ke hotel yang salah, dan buruknya fasilitas yang berada di Stadion Rizal Memorial. Semua itu jelas membuat Duterte geram, padahal ia percaya miliaran peso sudah dikeluarkan untuk bisa menjalankan SEA Games 2019 itu dengan baik.
Jadi, Duterte kini mempertanyakan ke mana semua aliran dana yang sudah dikeluarkan itu. Ia percaya tak mungkin dana sebesar itu tak bisa menutupi segala kekurangan yang terjadi di awal SEA Games 2019. Karena itu ia yakin adanya aliran dana yang dikorupsi oleh beberapa pihak.
"Pertama-tama, ke mana uangnya (dana untuk SEA Games 2019)? Anda seharusnya memiliki suatu kelompok yang dibayar (untuk menyiapkan segala hal). Bagi saya, terlalu banyak uang yang dikeluarkan dalam ajang ini dan saya kira dengan uang sebesar itu seharusnya bisa menjalan segala sesuatunya dengan baik,"kata Duterte, dilansir dari GMA News Online, Jumat (29/11).
Duterte pun berjanji akan menginvestigasi ke mana aliran dana SEA Games 2019 itu pergi. Presiden Filipina itu juga bakal menugaskan orang-orang militer untuk mengawasi jalannya SEA Games 2019 agar bisa berjalan semakin lancar.
"Biarkan diselidiki, saya jamin akan ada investigasi. Ajang itu memang harus ditangani oleh orang-orang militer karena mereka adalah pengatur hal yang lebih baik karena angkatan bersenjata adalah satu organisasi besar dan mereka dilatih untuk menjadi struktural dalam pelatihan," katanya.(int/eca)
Laporan JPG, Manila