KOTA (RIAUPOS.CO) — Lokasinya yang masih satu kawasan dengan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, AirNav cabang Pekanbaru terus melakukan terobosan baru guna meningkatkan pelayanan pada pengguna jasa. Tujuan lainnya meningkatkan layanan perusahaan dan safety. Prosedural mengandalkan laporan pilot dan menggunakan reparasi yang konvensional. Contohnya jarak antar pesawat 10 menit kini bisa lima menit.
Terobosan baru yang diterapkannya yaitu menerapkan Sentralisasi Terminal Kontrol Area. Dikatakan Sekretaris Perusahaan (Sekper) AirNav Indonesia Novi Pantaryanto, sentralisasi itu teknisnya pemanduan lalu lintas penerbangan di atas wilayah udara Padang, Sumatera Barat diambil alih oleh AirNav cabang Pekanbaru.
"Pengambilan alih dari Padang ke Pekanbaru itu sejak 10 Oktober 2019. Selain itu kualitas pelayanan AirNav cabang Pekanbaru dilakukan dengan peningkatan pelayanan yang sebelumnya menggunakan metode prosedural atau non radar menjadi radar servis," jelasnya.
Lebih lanjut, manfaat yang dapat diambil dari pelayanan radar pun sangat banyak. Katanya, mulai dari peningkatan kapasitas ruang udara, darat, maupun laut.
Nantinya, radar servise akan menjadi satu roll modele di dalamnya terdapat 12 rotasi. Setelah di Pekanbaru nantinya ada di Medan, Palembang, Pangkal Pinang, Bengkulu, Jambi, Surabaya, Jogja, Balik Papan, Denpasar, Sentani dan Jakarta.
Selain itu katanya, untuk mendorong pergerakan pesawat TNI AU yang kini totalnya 16. Meskipun pesawat tempur tetap diawasi. "Pesawat tempur TNI AU itu latihan dari Pekanbaru ke Bangkinang. Kami memberikan pelayanan terhadap mereka sehingga semakin bagus dan semakin baik di tingkat keselamatan," ujarnya.
Dengan sudah adanya stasiun radar di Padang maka polanya, data dari Padang dikirim dan diolah di Pekanbaru. Sehingga tidak ada jeda.
Sementara GM Perusahaan AirNav Pekanbaru Posler Manihuru mengatakan, dengan adanya radar dapat merubah pola kerja dari manual dan meubah prosedural. "Pekanbaru dalam mendukung projek sudah dilengkapi dengan fasilitas yang baru semua. Untuk navigasi penerbangan sejak 2019 dari Amerika. Terus sistem ada dari Spanyol dan Norwegia," ucapnya.
Untuk AirNav cabang Pekanbaru hampir 90 persen fasilitas yang digunakan untuk navigasi itu dalam kondisi baru. Untuk mengganti fasilitas tidak perlu rusak dulu alatnya, namun jika umurnya sudah habis akan diganti. "Itulah komitmen AirNav cabang Pekanbaru untuk meningkatkan pelayanan dan standar safety kita," paparnya.
Untuk umur alat itu katanya, berbeda-beda. Posler mengatakan, rata-rata umur alat itu mencapai 10 tahun hingga 15 tahun seperti alat radio. Adapun yang umurnya hanya dua tahun, khususnya baterai. Tak hanya itu, meski mati lampu tidak mengganggu navigasi karena memiliki genset.
Target ke depan, di seluruh penerbangan yang ada di Indonesia, kapasitas radar mencapai empat persen. Sementara terkait penerbangan di akhir pekan sebanyak 70 penerbangan sementara di hari biasa mencapai 150 penerbangan.(*3/c)