PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Selain tempat beribadah, masjid dapat dijadikan pusat pengembangan pendidikan keagamaan. Dan melalui masjid pula, dapat dikembangkan ekonomi kerakyatan berbasis syariah.
Ekonomi kerakyatan berbasis syariah inilah yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Masjid Paripurna, baik Masjid Paripurna tingkat Kota Pekanbaru, maupun Masjid Paripurna yang ada di kecamatan maupun kelurahan.
Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT didampingi Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Drs HM Noer MBS dan Ketua Mesjid Arrahma Ilyas Husti
Wali Kota Pekanbaru, DR H Firdaus ST MT kepada media, Selasa (3/9) mengungkapkan, ada beberapa unit usaha yang telah dijalankan Koperasi Syariah di Masjid Paripurna, seperti toko sembako, kantin, klinik dan perpustakaan.
"Masjid dapat juga untuk lembaga pendidikan. Kemudian ekonomi kerakyatan berbasiskan kepada ekonomi syariah, dan harus melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif, dengan membangun usaha yang produktif. Salah satunya kita sudah punya toko di Ar Rahman, kemudian baru (dilanjutkan) unit usaha cabang di masjid kecamatan. Di Ar Rahman kita sudah punya toko, kantin, klinik dan perpustakaan," terang Firdaus.
Dikatakan Wali Kota Firdaus, untuk unit usaha toko sembako, Pemko Pekanbaru bekerjasama dengan Bulog. Dan unit usaha ini telah dilakukan evaluasi agar lebih baik kedepannya.
Selain beberapa unit usaha yang sudah dijalankan, Pemko Pekanbaru melalui Koperasi Syariah akan mengembangkan unit usaha baru, yakni air minum mineral yang dilabel dengan Air Minum Syariah Madani.
Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT mencanangkan mesjid sebagai pusat ekonomi dan pendidikan umat
"Salah satu unit usaha yang akan dikembangkan kedepanya adalah air minum kemasan dengan label Air Minum Syariah Madani, insyaAllah. Saya berharap secepatnya, karena sudah berproses, sumber airnya dari air hutan lindung adat yang ada di Kecamatan Rumbio di Bukit Sikumbang," jelas Wali Kota.
Lebih jauh disampaikan orang nomor satu di Kota Pekanbaru ini, air minum yang akan diolah ini sudah memenuhi standar dan telah melalui tes laboratorium Kabupaten Kampar.
Saya melihat hasil labornya dari Kabupaten Kampar, air bakunya saja sebelum diproses sudah memenuhi standar untuk air minum, sudah setara dengan air kemasan yang ada," ujar Wali Kota. Untuk sumber dana dalam menjalankan usaha dikatakan Wali Kota, berasal dari waqaf umat.
"Kita juga padukan dengan program muaqif. Kedepan potensi untuk mendapatkan dana dari umat, dengam wakaf uang ataupun wakaf tanah sangat besar. Yang paling penting adalah kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara wakaf itu sendiri. Air madani ini juga, modalkan tidak ada. Kita mulai wakaf dari kita-kita. Dan wakaf ini tidak hilang, satu tahun, tergantung kita mempermanenkan wakafnya atau wakaf ditarik lagi. Kita membuat inovasi untuk menggali potensi yang ada disekitar kita untuk kesejahteraan masyarakat," terang Wali Kota.
"Konsumennya sudah jelas. Paling tidak Pemerintah Kota, berapa itu kebutuhannya. Artinya untuk kapasitas produksi awal ini, untuk konsumsi sendiri saja, itu sudah (cukup). Ditambah lagi untuk jamaah masjid," tutupnya.(ADV)