JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo menyampaikan sulitnya menyusun kabinet. Itu dia sampaikan ketika menghadiri pembukaan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, kemarin (26/10). "Dalam sepekan ini, saya dan Pak Wakil Presiden sibuk membentuk kabinet. Kemudian mengangkat menteri dan wakil menteri," katanya.
Jokowi mengungkapkan pada proses penyusunan kabinet, dia menerima setidaknya 300 usulan nama. Padahal jumlah menteri hanya 34 orang. Itupun dalam menyusunnya dia harus mempertimbangkan berbagai latar belakang. ’’Tidak mudah menyusun kabinet yang harus beragam. Karena memang Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika,’’ kata dia.
Jokowi menyadari bahwa pilihan kabinet bakal berujung banyaknya yang kecewa. Sebab dari sisi perbandingan antara jumlah usulan dengan nama yang diangkat, sangat besar. Kekecewaan itu muncul karena ada perasaan usulannya tidak terakomodir dalam kabinet.
Jokowi juga menyampaikan kemungkinan di antara yang hadir di acara pembukaan Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila ada yang kecewa. ’’Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya. Karena sekali lagi, ruangnya hanya 34 (menteri, red),’’ jelas Jokowi.
Di tengah adanya gelombang kekecewaan itu, Jokowi meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya yang luhur. Indonesia bagi Jokowi memiliki Pancasila yang mempersatukan bangsa. Dia mengatakan perbedaan pendapat itu wajar. Perbedaan pilihan itu juga wajar. Namun dia menegaskan bahwa persatuan, kebersamaan, adalah segala-galanya.
Pada kesempatan itu Jokowi juga menyampaikan cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2045 kelak. Pada saat ini bertepatan dengan perayaan seabad kemerdekaan Indonesia. Indonesia pada 2045 diharapkan masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia. Dengan pendapatan per kapita Rp320 juta per tahun.
Dia mengakui target pendapatan itu sangat besar. Jika dihitung maka setiap bulannya sekitar Rp27 juta. ’’Jumlah yang sangat besar,’’ ujarnya. Untuk mencapai cita-cita itu, tidak mudah. Perlu kerja keras, inovasi, dan pondasi yang kuat yaitu pondasi toleransi, persatuan, persaudaraan, dan karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila.(wan/jpg)