Menteri Termuda Ogah Dipanggil Bapak

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nadiem Anwar Makarim resmi menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) hari ini, Rabu (23/10). Pria yang merupakan menteri termuda di jajaran Kabinet Indonesia Maju itu menggantikan Muhadjir Effendy yang sudah habis masa jabatannya.

Usai prosesi serah terima jabatan, bos sekaligus perintis aplikasi ride hailing Gojek itu mengaku ogah dipanggil dengan sebutan ‘bapak’. Nadiem Makarim menyebut lebih nyaman dipanggil dengan panggilan ‘mas’ saja.

- Advertisement -

“Hari ini saya masih kaku, masih banyak yang harus dipelajari. Tema hari ini memang sepertinya belajar. Oh iya, saya jangan dipanggil bapak. Panggil mas saja,” ujar Nadiem di kantor Kemendikbud, Sudirman, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan saat serah terima jabatan Mendikbud bersama Muhadjir Effendy, Rabu (23/10) siang.

Nadiem diketahui lahir di Singapura, 4 April 1984. Dia merupakan anak ketiga pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ayah Nadiem merupakan aktivis sekaligus pengacara kondang di tanah air.

- Advertisement -

Kendati kelahiran Singapura, Nadiem Makarim mengenyam pendidikan dasar di Indonesia. Nadiem duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia, baru kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura. Tamat SMA, Nadiem melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas Ivy League di Amerika Serikat.

Strata satu Nadiem ditempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional. Pria yang saat ini berusia 35 tahun itu juga sempat mengikuti program student exchange di London School of Economics and Political Science di Inggris.

Nadiem kemudian melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration. Berbekal ilmu tersebut, Nadiem Makarim kemudian kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf internasional, McKinsey & Company di Jakarta.

Nadiem setelahnya juga melanglang buana di industri startup teknologi seperti Zalora Indonesia sebagai Co-founder dan Managing Editor. Dia kemudian berpindah perusahaan ke KartuKu dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer di perusahaan layanan pembayaran nontunai itu pada 2013-2014.

Setelah pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, pada 2010 Nadiem Makarim mulai mendirikan startup sendiri yakni Gojek yang kini menjadi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Gojek sampai saat ini dikenal sebagai Super App dan berhasil menjadi startup teknologi paling sukses di tanah air dengan menyandang status Decacorn dengan nilai valuasi mencapai USD 10 miliar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nadiem Anwar Makarim resmi menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) hari ini, Rabu (23/10). Pria yang merupakan menteri termuda di jajaran Kabinet Indonesia Maju itu menggantikan Muhadjir Effendy yang sudah habis masa jabatannya.

Usai prosesi serah terima jabatan, bos sekaligus perintis aplikasi ride hailing Gojek itu mengaku ogah dipanggil dengan sebutan ‘bapak’. Nadiem Makarim menyebut lebih nyaman dipanggil dengan panggilan ‘mas’ saja.

“Hari ini saya masih kaku, masih banyak yang harus dipelajari. Tema hari ini memang sepertinya belajar. Oh iya, saya jangan dipanggil bapak. Panggil mas saja,” ujar Nadiem di kantor Kemendikbud, Sudirman, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan saat serah terima jabatan Mendikbud bersama Muhadjir Effendy, Rabu (23/10) siang.

Nadiem diketahui lahir di Singapura, 4 April 1984. Dia merupakan anak ketiga pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ayah Nadiem merupakan aktivis sekaligus pengacara kondang di tanah air.

Kendati kelahiran Singapura, Nadiem Makarim mengenyam pendidikan dasar di Indonesia. Nadiem duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia, baru kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura. Tamat SMA, Nadiem melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas Ivy League di Amerika Serikat.

Strata satu Nadiem ditempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional. Pria yang saat ini berusia 35 tahun itu juga sempat mengikuti program student exchange di London School of Economics and Political Science di Inggris.

Nadiem kemudian melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration. Berbekal ilmu tersebut, Nadiem Makarim kemudian kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf internasional, McKinsey & Company di Jakarta.

Nadiem setelahnya juga melanglang buana di industri startup teknologi seperti Zalora Indonesia sebagai Co-founder dan Managing Editor. Dia kemudian berpindah perusahaan ke KartuKu dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer di perusahaan layanan pembayaran nontunai itu pada 2013-2014.

Setelah pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, pada 2010 Nadiem Makarim mulai mendirikan startup sendiri yakni Gojek yang kini menjadi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Gojek sampai saat ini dikenal sebagai Super App dan berhasil menjadi startup teknologi paling sukses di tanah air dengan menyandang status Decacorn dengan nilai valuasi mencapai USD 10 miliar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya