JAKARTA(RIAUPOS.CO)- Tak ada manfaat baik yang ditawarkan dari kebiasaan merokok. Tak hanya berdampak buruk terhadap kesehatan pelakunya, asap rokok bahkan bisa membawa bahaya pada orang-orang di sekitar yang menghirupnya, termasuk anak-anak Anda.
Jika Anda merupakan orang tua yang masih merokok, apalagi merokok di rumah, anak-anak Anda bisa jadi akan selalu terpapar asap rokok di rumah. Meski Anda tak merokok di depan mereka, tapi mereka tetap bisa terekspos lewat residu yang menempel pada furnitur, pakaian, dan kulit Anda. Bayangkan jika Anda merupakan orang tua baru dengan bayi atau balita di rumah, setelah merokok Anda langsung menggendongnya.
Ada sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) yang menyebut, sekarang hanya seperempat orang di negara tersebut yang merokok, tetapi sebanyak setengah dari anak-anak muda secara kronis terpapar asap rokok. Para ahli pun mengatakan, banyak dari anak-anak ini harus “membayar†harga yang sangat mahal terkait paparan asap rokok terhadap kesehatan mereka, pada waktu sekarang dan masa depan kelak.
Akibat paparan asap rokok terhadap kesehatan anak Anda
Asap dari pembakaran tembakau mengandung sekitar 4.000 bahan kimia yang sangat berbahaya, termasuk 50 di antaranya diketahui menyebabkan kanker. Bayi yang hidup dengan perokok berisiko tinggi mengalami sindrom kematian bayi mendadak.
AAP juga mengungkapkan fakta bahwa anak-anak yang menghirup asap dari semburan mulut perokok memiliki risiko yang lebih tinggi terkena infeksi telinga, batuk dan pilek, bronkitis dan pneumonia, serta kerusakan gigi. Anak-anak ini juga lebih rentan mengalami hidung tersumbat, sakit kepala, sakit tenggorokan, iritasi mata, suara serak, dan kesulitan pulih dari infeksi pernapasan. Mereka juga melewatkan lebih banyak hari sekolah dan kesempatan berolahraga, serta saat-saat menyenangkan bersama teman-teman.
Tak hanya itu, anak-anak yang “akrab” dengan asap rokok sangat rentan terkena asma. Serangannya tidak main-main, biasanya lebih serius dan lebih mungkin membutuhkan perawatan ruang gawat darurat dan rawat inap.
Risiko yang disebutkan di atas “hanya†risiko jangka pendek. Bicara mengenai risiko jangka panjang lebih menakutkan lagi. Anak-anak yang terpapar asap rokok dapat menjalani hidup dengan paru-paru yang kurang berkembang dan lebih mungkin menjadi perokok saat ia dewasa. Bahkan, meski tak pernah merokok, mereka memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, katarak, bahkan rheumatoid artritis.
Jauhkan Anak Anda dari Paparan Rorok
“Temuan kami menunjukkan bahwa anak-anak membawa racun asap tembakau di tangan mereka, bahkan ketika tidak ada orang di sekitar mereka yang merokok,†ujar Dr. E. Melinda Mahabee-Gittens, peneliti dari Universitas Cincinnati, AS, yang juga menulis artikel di “British Medical Journal†tentang asap rokok.
Menurutnya, residu dari perokok pasif terakumulasi dalam debu, benda-benda, pada permukaan di rumah, serta pada kulit dan pakaian perokok. Para peneliti mengatakan bahwa racun tembakau lingkungan ini dengan mudah berpindah dari tangan anak-anak ke mulut dan tubuh mereka.
Anak-anak, terutama bayi, menghadapi risiko yang lebih besar daripada orang dewasa terkait komplikasi dari perokok pasif. Ini karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan yang dikelilingi oleh benda-benda yang terkontaminasi dengan racun tembakau.
Merokok di luar rumah tidak membantu
Para peneliti pun menemukan bukti bahwa tingkat nikotin cukup tinggi di tangan 25 anak muda ketika salah satu atau kedua orang tua merokok. Anak-anak telah dibawa ke ruang gawat darurat dengan penyakit yang berpotensi terkait dengan paparan sisa-sisa asap tembakau.
Anak-anak yang terpapar asap rokok di tempat tinggal mereka, tempat bermain, serta asap bekas dari orang-orang yang merokok di sekitar mereka mengalami situasi buruk. Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan, asap yang menempel mungkin lebih berbahaya daripada asap perokok pasif karena mengandung polutan baru yang tidak ditemukan pada perokok pasif. Bahaya lainnya pun muncul akibat durasi paparan yang lebih lama.
Studi baru lainnya dari Universitas Cincinnati adalah, sebanyak 7.389 remaja yang tidak merokok tapi tinggal dengan seorang perokok dan terpapar asap yang menempel di berbagai benda di rumah, lebih mungkin mengalami sesak napas. Mereka pun rentan mengalami bengek dan batuk kering pada malam hari.
Kini Anda mengetahui bahwa paparan asap rokok, meski Anda tak merokok di dalam rumah atau di depan anak, tetap bisa berakibat buruk, bahkan fatal, terhadap kesehatan anak Anda. Oleh karena itu, sebagai orang tua yang bijak, segera hentikan kebiasaan merokok. Dampaknya tak hanya dirasakan anak, tapi juga diri Anda sendiri.
Editor/sumber: Deslina/klik dokter