“Masalahnya terkait penerimaan di jalur prestasi,” terangnya kepada Jawa Pos (JPG), Rabu (3/7). Ada anak yang nilainya lebih tinggi tidak diterima, tapi nilai lebih rendah diterima. Dari laporan satu dua calon murid kemudian berkembang. Ada 900 anak yang “dimainkan” dalam jalur itu.