PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Riau untuk penanganan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secepat mungkin belum memenuhi harapan publik. Pasalnya tidak ada kebijakan luar biasa terkait penanganan karhutla dari orang nomor satu di Indonesia ini.
Bahkan keinginan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi langsung ke Presiden juga gagal terealisasi. Sebab, Jokowi membatalkan rencana kunjungannya ke lokasi karhutla di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar. Pembatalan itu diduga karena ribuan mahasiswa dari dua universitas, UIN Suska Riau dan Universitas Riau, sudah bersiap di kampus masing-masing yang berada di Jalan HR Soebrantas. Jalan di depan kedua kampus tersebut merupakan akses utama ke Kecamatan Tambang, yang berada di Jalur Lintas Pekanbaru-Bangkinang, Kabupaten Kampar.
Sesuai jadwal kunjungan Presiden ke Riau yang diterima Riau Pos, Jokowi akan meninjau karhutla di Desa Rimbo Panjang usai meninjau karhutla di Pelalawan, kemarin siang. Tim Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) juga telah bersiaga di lokasi karhutla yang akan ditinjau Jokowi. Tidak hanya itu, pengamanan dari pihak TNI-Polri juga sudah dilakukan di sana. Dari Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang, lokasi karhutla yang akan ditinjau tersebut berjarak sekitar 2 km. Di setiap persimpangan jalan menuju lokasi juga dijaga ketat pasukan bersenjata lengkap. Kendaraan taktis baracuda juga disiapkan.
Presiden BEM UIN Suska, Yudi Utama Tarigan mengatakan, siang itu massa aksi dari UIN Suska yang akan menyampaikan aspirasi kepada Presiden berjumlah 2.000-an.
"Kami kecewa Presiden tidak jadi melintas di depan kampus. Padahal kami sudah bersiap melakukan aksi menyampaikan aspirasi (mewakili masyarakat Riau) terkait karhutla dan juga permasalahan di kampus. Karena itu, kami laksanakan aksi di Kantor Gubernur Riau," katanya.
Sebelumnya kekecewaan diungkapkan Direktur Scale Up, Dr Rawa El Amady. Dia menyayangkan pidato Presiden Jokowi pada rapat terbatas Senin (16/9) malam tidak ada menyinggung soal korban asap di Riau. Menurutnya, Presiden terlebih dahulu harus mengucapkan bela sungkawa kepada masyarakat Riau dan masyarakat Indonesia lainnya yang menjadi korban asap.
"Presiden harus memberikan perhatian lebih kepada masyarakat yang menjadi korban asap. Jadi harus ada langkah yang jelas tentang itu. Kebijakannya tak ada yang luar biasa," katanya.
Sementara itu Presiden usai meninjau karhutla di Desa Merbau, Pelalawan mengatakan tim yang melakukan pemadaman di lokasi ini sudah bekerja memadamkan api selama satu bulan lebih. Untuk itu, ke depannya ia meminta agar pencegahan dapat dilakukan supaya tidak terjadi lagi kebakaran di lokasi ini.
"Saya juga sudah tugaskan tim dari Polri dan KLHK untuk menyelidiki, apakah kebakaran di Desa Merbau ini ada unsur kesengajaan atau tidak. Apakah dibuka oleh pemodal besar, atau rakyat yang ingin berkebun," katanya.
>>Berita selengkapnya bara Riau Pos hari ini.
Laporan : Tim Riau Pos
Editor : Rinaldi