JAKARTA (RIAUPOS.CO) – BMKG memperingatkan bahwa ancaman bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) belum berlalu. Dalam beberapa hari terakhir, keberadaan titik hotspot dilaporkan naik signifikan.
Berdasarkan pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama seminggu terakhir yakni mulai 8 Oktober 2019 sampai 14 Oktober 2019, sejak tanggal 9 Oktober 2019 BMKG mendeteksi adanya peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah Indonesia yang saat ini tercatat sebesar 1.547 titik.
Titik panas tersebut khususnya muncul di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jambi dan Kalimantan Timur, sedangkan jumlah titik panas di Riau, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat cenderung menurun. Berdasarkan pantauan citra Himawari-8 dan potensi angin bergerak ke arah Barat Daya, sebaran asap dari jumlah titik hotspot ini cenderung meluas di Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Di Sumsel, pantauan citra satelit Modis Lapan dalam kurun 24 jam terakhir dengan tingkat kepercayaan 30 persen mengidentifikasi 727 titik panas atau hot spots di wilayah Sumatera Selatan. Titik panas terbanyak berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. ”Titik panas juga teridentifikasi di beberapa kabupaten, seperti Banyuasin 188 titik, Musi Banyuasin 90, Muara Enim 26 dan Ogan Ilir 17,” kata Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo kemarin (15/10).
Pantauan BNPB kemarin pukul 16.00 WIB, kualitas udara dengan indikator PM 2.5 di wilayah Sumsel masih menunjukkan sangat tidak sehat atau pada angka 194.
Agus menjelaskan, berdasarkan informasi dari BPBD Provinsi Sumsel, Asap terpantau berkurang dibandingkan sehari sebelumnya (14/10). Namun demikian aktivitas kegiatan belajar mengajar masih diliburkan hingga hari ini. Berdasarkan citra satelit, asap terdeteksi di wilayah Sumatera, seperti di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumsel dan Lampung.
Penanganan karhutla masih terus diupayakan oleh pos komando penanganan darurat bencana asap wilayah Sumsel. Pemadaman darat dilakukan dengan dukungan pengeboman air dari udara.
Personel gabungan yang disiagakan di Sumsel mencapai 8.679 personel dan 7 heli water-bombing dan 2 untuk patroli. ”Luas lahan terbakar di Sumsel mencapai 11.826 hektar dari Januari hingga Agustus 2019, sedangkan luasan lahan terbakar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 328.722 hektar,” jelasnya.
Beberapa wilayah terdampak karhutla masih menunjukkan kualitas udara buruk. Data BNPB kualitas udara hari ini (15/10) dengan indikator PM 2,5 di wilayah Jambi menunjukkan kualitas udara sangat tidak sehat (199), Kalimantan Tengah tidak sehat (129), Kalimantan Selatan tidak sehat (93), Riau tidak sehat (52), sedangkan Kalimantan Barat baik (10).
Sementara itu, tim TMC-BPPT gencar melaksanakan penerbangan penyemaian awanndi wilayah Sumatera Selatan sebanyak tiga kali. Penerbangan pertama pada pukul 9.30 WIB menggunakan pesawat Cassa 212-200 dengan target Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pesawat membawa 800 kg kapur tohor (CaO). Fungsinya, untuk menipiskan kabut yang menghalangi pertumbuhan awan.
Penerbangan kedua pada pukul 11.45 menggunakan pesawat CN 295 membawa 1600 kg NaCl untuk menyemai awan. Kemudian, pukul 15.25 dengan pesawat dan kapasitas NaCl yang sama kembali untuk disebar pada di tiga wilayah. Yakni, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu dan Muara Enim pada ketinggian 12.000 kaki.
“Pagi jarak pandangan hanya mencapai 500 meter. Dua jam, sudah mencapai 2.500 meter batu bisa lepas landas sehingga operasi tetap bisa berjalan,” ujar Koordinator Lapangan BBTMC Posko TMC Palembang Dwipa W Soehoed. Posko TMC-BPPT di Lanud SMH Palembang menerima laporan turunnya hujan di wilayah Ogan Komering Ulu dan Prabumulih pukul 17.00.
Kapala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan, dalam beberapa hari terakhir potensi pertumbuhan awan di Sumatera Selatan dan Jambi sangat kecil. Akibatnya operasi TMC tidak menghasilkan hujan dalam volume yang signifikan. “Namun, kami juga sangat menyayangkan bahwa dengan berkurangnya curah hujan ini terjadi kembali pembakaran hutan dan lahan yang cukup masif. Sehingga mengakibatkan timbulnya kembali kabut asap,” ungkapnya kecewa.
Seto mengeluh saat ini tim TMC mengalami keterbatasan armada pesawat. Hanya mengerahkan dua armada. Pesawat Cassa 212-200 milik BPPT yang baru selesai diperbaiki dan pesawat CN-295 milik TNI AU. “Besok atau lusa armada TMC di Sumsel akan diperkuat lagi dengan satu pesawat Hercules C-130 TNI AU. Semoga asap di Sumsel segera reda dalam beberapa hari ke depan,” kata Seto.
Menyangkut persoalan asap karhutla di Sumatera Selatan, TNI masih bersiaga bersama tim gabungan lain. Sesuai dengan arahan dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mereka ditugaskan untuk memadamkan api sampai tuntas. Keterangan tersebut kembali ditegaskan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa. ”Tugas itu sudah diberikan oleh panglima TNI,” ujarnya.
Karena itu, Andika meminta seluruh jajaran di bawa koordinasi TNI AD melaksanakan tugas tersebut. Lebih spesifik lagi, dia memerintahkan supaya kodam, korem, kodim, dan komando lainnya lebih fokus melaksanakan tugas operasi di wilayah masing-masing. ”Setiap hari fokus ke operasi, operasi pengamanan di wilayah maupun operasi-operasi lain yang ditugaskan oleh Mabes TNI,” kata dia.
Andika memastikan, perintah tersebut sudah disampaikan kepada seluruh panglima kodam. Termasuk Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan. ”Itu komunikasi terakhir (Mabes TNI AD) dengan pangdam di Palembang,” ujar mantan komandan Paspampres itu. Agar lebih efektif, dia juga sudah meminta seluruh anak buahnya tidak lagi memprioritaskan agenda atau kegiatan seremonial. Sehingga operasi dilaksanakan secara maksimal.
Itu dinilai penting mengingat Karhutla sudah menganggu aktivitas banyak masayarakat. Bahkan turut menjadi ancaman di beberapa daerah. Sehingga pemerintah pusat juga meberi antensi. Andika juga menyampaikan bahwa instansinya sudah kerja ekstra untuk membantu memadamkan api di daerah terdampak karhutla. ”Para panglima kodam dan panglima korem semuanya membantu all out,” terang dia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman