- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Meski belum dalam taraf yang signifikan, kabut asap tetap memberikan dampak pada penambahan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Pekanbaru. Dibandingkan beberapa bulan lalu sebelum kabut asap mendera, selama kabut asap penderita ISPA meningkat 157 orang per pekan.
- Advertisement -
Peningkatan ini dapat dilihat dari memperbandingkan akumulasi penderita dalam empat bulan terakhir. Data yang diperbandingkan adalah jumlah penderita ISPA yang datang ke-21 puskesmas di Kota Pekanbaru untuk berobat. Jika dirinci, pada Mei 2019 angka penderita ISPA di Pekanbaru tercatat sebesar 3.574 orang. Sementara di Juni berada di angka 3.523 orang. Peningkatan mulai terlihat di Juli. Yakni 3.340 orang hanya dari 14 puskesmas. Sementara sejak 29 Juli hingga 14 Agustus, penderita ISPA berada di angka 3.143 orang. Dari jumlah angka ini, jika dirata-ratakan sebelum kabut asap penderita ISPA berjumlah sekitar 893 orang per pekan. Sementara dalam tiga pekan terakhir, 1.050 orang per pekan. Meningkat 157 orang per pekan.
Kepala Diskes Kota Pekanbaru M Amin kepada Riau Pos memaparkan, kabut asap memang memberikan dampak pada peningkatan penderita ISPA, namun tidak signifikan. ''Karena ISPA tidak hanya karena asap saja, kecapekan dan pilek juga bisa menimbulkan ISPA,'' ujarnya, kemarin.
- Advertisement -
Sementara itu Survilens Puskesmas Simpang Baru Nofri Yetti SKM mengatakan ISPA juga bisa mengakibatkan masyarakat terkena diare. “Asap ini tak hanya menyebabkan ISPA tapi banyak penyakit lain, salah satunya diare,” ujar Yetti.
Yetti menjelaskan, diare karena asap bisa disebabkan oleh partikel-partikel yang dikandung oleh udara yang tercemar asap. Kemudian partikel-partikel berbahaya tersebut mengenai makanan atau minuman yang dibiarkan di wadah terbuka. Selain diare, Yetti juga menyampaikan jika asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Sehingga, Yetti menyarankan kepada masyarakat untuk meminimalisir kegiatan-kegiatan di luar ruangan. “Kalau nggak penting jangan sering keluar rumah,” tuturnya.(sol/ali/*1/*2)
Laporan: Tim Riau Pos
>>>Berita selengkapnya baca koran Riau Pos hari ini.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Meski belum dalam taraf yang signifikan, kabut asap tetap memberikan dampak pada penambahan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Pekanbaru. Dibandingkan beberapa bulan lalu sebelum kabut asap mendera, selama kabut asap penderita ISPA meningkat 157 orang per pekan.
Peningkatan ini dapat dilihat dari memperbandingkan akumulasi penderita dalam empat bulan terakhir. Data yang diperbandingkan adalah jumlah penderita ISPA yang datang ke-21 puskesmas di Kota Pekanbaru untuk berobat. Jika dirinci, pada Mei 2019 angka penderita ISPA di Pekanbaru tercatat sebesar 3.574 orang. Sementara di Juni berada di angka 3.523 orang. Peningkatan mulai terlihat di Juli. Yakni 3.340 orang hanya dari 14 puskesmas. Sementara sejak 29 Juli hingga 14 Agustus, penderita ISPA berada di angka 3.143 orang. Dari jumlah angka ini, jika dirata-ratakan sebelum kabut asap penderita ISPA berjumlah sekitar 893 orang per pekan. Sementara dalam tiga pekan terakhir, 1.050 orang per pekan. Meningkat 157 orang per pekan.
- Advertisement -
Kepala Diskes Kota Pekanbaru M Amin kepada Riau Pos memaparkan, kabut asap memang memberikan dampak pada peningkatan penderita ISPA, namun tidak signifikan. ''Karena ISPA tidak hanya karena asap saja, kecapekan dan pilek juga bisa menimbulkan ISPA,'' ujarnya, kemarin.
Sementara itu Survilens Puskesmas Simpang Baru Nofri Yetti SKM mengatakan ISPA juga bisa mengakibatkan masyarakat terkena diare. “Asap ini tak hanya menyebabkan ISPA tapi banyak penyakit lain, salah satunya diare,” ujar Yetti.
Yetti menjelaskan, diare karena asap bisa disebabkan oleh partikel-partikel yang dikandung oleh udara yang tercemar asap. Kemudian partikel-partikel berbahaya tersebut mengenai makanan atau minuman yang dibiarkan di wadah terbuka. Selain diare, Yetti juga menyampaikan jika asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Sehingga, Yetti menyarankan kepada masyarakat untuk meminimalisir kegiatan-kegiatan di luar ruangan. “Kalau nggak penting jangan sering keluar rumah,” tuturnya.(sol/ali/*1/*2)
Laporan: Tim Riau Pos
>>>Berita selengkapnya baca koran Riau Pos hari ini.