PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – KASUS positif Covid-19 belum juga melandai di Riau. Bahkan Riau kembali masuk lima besar nasional. Per Jumat (6/8), terdapat penambahan 2.213 pasien positif Covid-19 di Bumi Lancang Kuning. Kemarin, kasus harian di Riau melewati DKI Jakarta yang berada di posisi ke-6 dengan 2.185 kasus baru. Sementara empat provinsi yang di atas Riau adalah Jawa Barat (4.580), Jawa Timur (4.490), Nusa Tenggara Timur (3.598), dan Jawa Tengah (3.022).
Bagi Riau ini merupakan rekor selama pandemi. Kasus tertinggi sebelumnya terjadi pada 29 Juli 2021 yakni 2.096 orang. Tidak hanya penambahan kasus positif yang tinggi, kasus meninggal akibat Covid-19 di Riau juga pecah rekor selama pandemi. Yakni 55 orang sehari kemarin.
Kematian tertinggi sebelumnya pada 2 Agustus lalu, yakni 51 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan penambahan 55 pasien meninggal itu, total pasien positif Covid-19 yang meninggal saat ini mencapai 2.849 orang.
"Pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia tersebut berasal dari beberapa daerah di Riau," kata Mimi.
Lebih lanjut dikatakannya, pasien yang meninggal tersebut rata-rata sudah berusia lanjut. Selain itu, faktor adanya penyakit penyerta di tubuh pasien juga semakin memperburuk kondisinya.
"Jadi rata-rata usianya sudah di atas 50 tahun, kemudian juga memiliki penyakit penyerta," sebutnya.
Dijelaskan Mimi, 55 pasien yang meninggal itu berasal dari Kota Pekanbaru 13 orang, Kota Dumai 10, Rokan Hilir 8, Rokan Hulu 5, Indragiri Hilir 4, Indragiri Hulu 3, Siak 3, Pelalawan 3, Kampar 2, Kuansing 2, Bengkalis 1, dan dari provinsi lain 1.
"Dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia tersebut, mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.
Sementara itu dengan penambahan 2.213 kasus baru, total pasien positif di Riau sebanyak 105.125 orang. Banyaknya jumlah pasien positif tersebut juga akibat penggabungan hasil rapid antigen dan swab PCR.
"Untuk pasien sembuh, bertambah 1.113 orang. Sehingga total pasien yang sudah sembuh sebanyak 87.486 orang," papar Mimi.
Juni-Juli, Angka Kematian Pasien Covid-19 di IGD Tinggi
Rumah sakit khusus pasien Covid-19 terus ditambah sebagai upaya antisipasi. Presiden Joko Widodo kemarin (6/8) meresmikan RS Modular Pertamina yang dikhususkan merawat pasien korona. Di samping itu, upaya menggenjot vaksinasi juga terus dilakukan.
"Saya sangat berterima kasih kepada menteri BUMN, kepada Pertamina yang telah menyiapkan Rumah Sakit Modular Pertamina ini," ujar Jokowi selepas peninjauan. Presiden sempat melihat sejumlah fasilitas RS yang berdiri di lahan seluas 4,2 hektare tersebut.
Luas bangunan mencapai 11.300 meter persegi dengan kapasitas 305 tempat tidur. Terdiri atas tempat tidur isolasi, tempat tidur high care unit (HCU), dan intensive care unit (ICU).
"Lebih bagus lagi, ada juga ICU khusus untuk anak-anak dan bayi serta ibu-ibu sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka," ujarnya.
Presiden juga bersyukur tensi pandemi di Jawa dan Bali mulai sedikit menurun. Terutama di Jakarta. Salah satunya adalah tingkat keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Sekitar 6–8 minggu lalu, tingkat keterisian sempat mencapai 90 persen. Data kemarin telah berada di angka 25 persen. "Tetapi, kita juga harus tetap waspada," pinta Jokowi.
Pada kesempatan lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, angka kematian di IGD pada Juni dan Juli naik signifikan. Pada Mei, dari 2.433 pasien yang masuk IGD, 89 orang meninggal. Angka itu meningkat signifikan pada Juni dan Juli.
Berdasar data pada 31 rumah sakit vertikal milik Kemenkes, ada 5.897 pasien Covid-19 yang masuk IGD pada Juni, 733 di antaranya meninggal. Selanjutnya pada Juli, 7.545 orang masuk IGD akibat Covid-19, 1.512 di antaranya meninggal. "Datang ke RS sudah kondisi kritis dan berat," kata Nadia.
Berdasar data yang sama, pada Juni ada 793 pasien IGD yang masuk saat kondisi saturasi kurang dari 80 persen. Pada Juli jumlahnya meningkat hingga 1.669 orang. Data tersebut menunjukkan korelasi kondisi meningkatnya permintaan oksigen saat itu.
Sekarang pemerintah mulai berbenah. Salah satunya melalui telemedisin dan bantuan dari babinsa untuk mengantarkan obat bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri.
"Prinsipnya kalau isoman harus dipantau agar tidak terlambat ke fasyankes (fasilitas layanan kesehatan, red)," bebernya.
Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terus berkeliling Indonesia untuk memantau percepatan proses vaksinasi. Kemarin pemimpin tertinggi Korps Bhayangkara dan tiga matra itu meninjau vaksinasi massal di Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Kaltim menjadi wilayah tertinggi angka positifnya di Kalimantan," katanya. Karena itu, perlu strategi menegakkan dan mematuhi protokol kesehatan sesuai instruksi presiden. Strategi selanjutnya adalah percepatan vaksinasi.
Dari informasi yang didapat, kurang lebih ada 20 ribu warga Kaltim yang isoman. Di sisi lain, Kaltim memiliki tempat isolasi terpadu. Tempat tersebut memiliki fasilitas kesehatan dan tenaga medis. Tentunya, perawatannya akan lebih intensif. "Saya sarankan untuk pindah ke tempat isolasi terpadu agar menekan angka Covid-19 di Kaltim," jelasnya.(idr/lyn/tyo/c7/bay/ted)