Senin, 28 Juli 2025

Eks Pemilih Jokowi-Ma’ruf Masih Galau

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Para pemilih Joko Widodo – Maruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu mengalami "kegalauan" dalam menghadapi Pilpres 2024. Berbeda dengan pemilih yang Prabowo-Sandi yang masih terkonsolidasi, pemilih Jokowi-Ma’ruf relatif berpencar dalam menentukan dukungannya di 2024.

Fenomena itu terpotret dalam survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) yang dirilis, di Jakarta, kemarin (24/2). Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, pemilih Prabowo-Sandi masih termobilisasi dengan baik.

Dari 10 nama capres potensial yang disodorkan, 67,9 persen pemilih Prabowo-Sandi terkonsolidasi di tiga nama. Yakni Prabowo 33,7 persen, Anies Baswedan 23,9 persen, dan Sandiaga Uno 10,3 persen.

Sisanya, AHY, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Tri Rismaharini dan Gatot Nurmantyo mendapat suara tipis dikisaran 0,3 – 7,2 persen. "Yang belum menentukan hanya 9 persen," ujarnya di Kawasan Cikini, Jakarta, kemarin (24/2).

Baca Juga:  Prabowo Bertemu Megawati, Ada Kepala BIN Budi Gunawan

Situasinya berbeda dengan pemilih Jokowi-Maruf. Saat disodorkan 10 nama yang sama, pilihan mereka tersebar cukup merata. Suara tertinggi yang diberikan ke Ganjar Pranowo hanya diangka 11,1 persen. "Angka yang belum menentukan juga mencapai 20 persen," ujarnya.

Terkait fenomena tersebut, Rico menilai pasca hilangnya Jokowi dari kontestasi, belum ada tokoh di barisannya yang menggantikan. Nama-nama yang identik berada di barisan Jokowi-Maruf seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Risma ataupun Khofifah secara popularitas masih minim di level nasional.

"RK (Ridwan Kamil), Ganjar, Khofifah, ekspose media kecil," tuturnya. Di sisi lain, para capres potensial di barisan Jokowi-Maruf juga belum ada yang menonjolkan diri untuk bertarung. Sehingga para pemilihnya belum mengerucut.

Baca Juga:  Musda Golkar Berikut Penetapan Calon Bupati Rohil? Ini Kata DPD I

Hal itu, berbeda dengan di barisan Prabowo-Sandi. Prabowo dan Sandi sendiri popularitas sangat tinggi mengingat pernah maju dalam Pilpres. Sebagian besar pemilihnya masih menghendaki keduanya masuk istana. Kemudian Anies Baswedan berada di Ibukota dengan tingkat pemberitaan yang masih tinggi. Saat ini, tingkat pengenalan masyarakat terhadap. Anies juga tertinggi ketiga setelah Prabowo dan Sandi dengan angka 78,6 persen. (far)

Laporan JPG, Jakarta

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Para pemilih Joko Widodo – Maruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu mengalami "kegalauan" dalam menghadapi Pilpres 2024. Berbeda dengan pemilih yang Prabowo-Sandi yang masih terkonsolidasi, pemilih Jokowi-Ma’ruf relatif berpencar dalam menentukan dukungannya di 2024.

Fenomena itu terpotret dalam survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) yang dirilis, di Jakarta, kemarin (24/2). Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, pemilih Prabowo-Sandi masih termobilisasi dengan baik.

Dari 10 nama capres potensial yang disodorkan, 67,9 persen pemilih Prabowo-Sandi terkonsolidasi di tiga nama. Yakni Prabowo 33,7 persen, Anies Baswedan 23,9 persen, dan Sandiaga Uno 10,3 persen.

Sisanya, AHY, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Tri Rismaharini dan Gatot Nurmantyo mendapat suara tipis dikisaran 0,3 – 7,2 persen. "Yang belum menentukan hanya 9 persen," ujarnya di Kawasan Cikini, Jakarta, kemarin (24/2).

Baca Juga:  Hasil Hitung TPS 77 Sidomulyo Timur, Anies-Muhaimin Unggul Raih 105 Suara

Situasinya berbeda dengan pemilih Jokowi-Maruf. Saat disodorkan 10 nama yang sama, pilihan mereka tersebar cukup merata. Suara tertinggi yang diberikan ke Ganjar Pranowo hanya diangka 11,1 persen. "Angka yang belum menentukan juga mencapai 20 persen," ujarnya.

- Advertisement -

Terkait fenomena tersebut, Rico menilai pasca hilangnya Jokowi dari kontestasi, belum ada tokoh di barisannya yang menggantikan. Nama-nama yang identik berada di barisan Jokowi-Maruf seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Risma ataupun Khofifah secara popularitas masih minim di level nasional.

"RK (Ridwan Kamil), Ganjar, Khofifah, ekspose media kecil," tuturnya. Di sisi lain, para capres potensial di barisan Jokowi-Maruf juga belum ada yang menonjolkan diri untuk bertarung. Sehingga para pemilihnya belum mengerucut.

- Advertisement -
Baca Juga:  Relawan Jokowi Pilih Ganjar Ketimbang Anis

Hal itu, berbeda dengan di barisan Prabowo-Sandi. Prabowo dan Sandi sendiri popularitas sangat tinggi mengingat pernah maju dalam Pilpres. Sebagian besar pemilihnya masih menghendaki keduanya masuk istana. Kemudian Anies Baswedan berada di Ibukota dengan tingkat pemberitaan yang masih tinggi. Saat ini, tingkat pengenalan masyarakat terhadap. Anies juga tertinggi ketiga setelah Prabowo dan Sandi dengan angka 78,6 persen. (far)

Laporan JPG, Jakarta

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Para pemilih Joko Widodo – Maruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu mengalami "kegalauan" dalam menghadapi Pilpres 2024. Berbeda dengan pemilih yang Prabowo-Sandi yang masih terkonsolidasi, pemilih Jokowi-Ma’ruf relatif berpencar dalam menentukan dukungannya di 2024.

Fenomena itu terpotret dalam survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) yang dirilis, di Jakarta, kemarin (24/2). Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, pemilih Prabowo-Sandi masih termobilisasi dengan baik.

Dari 10 nama capres potensial yang disodorkan, 67,9 persen pemilih Prabowo-Sandi terkonsolidasi di tiga nama. Yakni Prabowo 33,7 persen, Anies Baswedan 23,9 persen, dan Sandiaga Uno 10,3 persen.

Sisanya, AHY, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Tri Rismaharini dan Gatot Nurmantyo mendapat suara tipis dikisaran 0,3 – 7,2 persen. "Yang belum menentukan hanya 9 persen," ujarnya di Kawasan Cikini, Jakarta, kemarin (24/2).

Baca Juga:  Musda Golkar Berikut Penetapan Calon Bupati Rohil? Ini Kata DPD I

Situasinya berbeda dengan pemilih Jokowi-Maruf. Saat disodorkan 10 nama yang sama, pilihan mereka tersebar cukup merata. Suara tertinggi yang diberikan ke Ganjar Pranowo hanya diangka 11,1 persen. "Angka yang belum menentukan juga mencapai 20 persen," ujarnya.

Terkait fenomena tersebut, Rico menilai pasca hilangnya Jokowi dari kontestasi, belum ada tokoh di barisannya yang menggantikan. Nama-nama yang identik berada di barisan Jokowi-Maruf seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Risma ataupun Khofifah secara popularitas masih minim di level nasional.

"RK (Ridwan Kamil), Ganjar, Khofifah, ekspose media kecil," tuturnya. Di sisi lain, para capres potensial di barisan Jokowi-Maruf juga belum ada yang menonjolkan diri untuk bertarung. Sehingga para pemilihnya belum mengerucut.

Baca Juga:  Tiga Ketum Parpol Layak Jadi Capres

Hal itu, berbeda dengan di barisan Prabowo-Sandi. Prabowo dan Sandi sendiri popularitas sangat tinggi mengingat pernah maju dalam Pilpres. Sebagian besar pemilihnya masih menghendaki keduanya masuk istana. Kemudian Anies Baswedan berada di Ibukota dengan tingkat pemberitaan yang masih tinggi. Saat ini, tingkat pengenalan masyarakat terhadap. Anies juga tertinggi ketiga setelah Prabowo dan Sandi dengan angka 78,6 persen. (far)

Laporan JPG, Jakarta

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari