Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Elite PPP Soroti Luhut, Minta Jaga Wibawa Pemerintah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua MPR RI, Arsul Sani meminta di tengah pandemi Covid-19 yang masih tinggi ini, para pejabat tinggi pemerintahan memperbaiki gaya komunikasi publiknya.

Hal ini dikatakan Arsul setelah sebelumnya, Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut Covid-19 di dalam negeri terkendali. Namun tidak berselang lama menyebut Covid-19 varian Delta sulit dikendalikan.

"Bahwa soal komunikasi publik jajaran pemerintahan, terutama konsistensi dan ketepatan kontennya, harus diperbaiki agar wibawa pemerintah terjaga," ujar Arsul kepada wartawan, Sabtu (17/7).

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini di satu sisi ikhtiar pemerintah juga tidak boleh dikecilkan dalam penganan pandemi Covid-19 ini. Namun pemerintah jangan membuat ungkapan yang membuat kontroversi di masyarakat.

"Jajaran pemerintahan juga jangan membuka ruang yang mengurangi apresiasi publik terhadap ikhtiar tersebut dengan konten dan gaya komunikasi publik yang tidak konsisten dan tidak pas," katanya.

Arsul Sani mengatakan bahwa beberapa bulan lalu dirinya juga sudah menyuarakan perlunya jajaran pemerintahan tertentu memperbaiki komunikasi publiknya. Ia melihat sempat membaik. Namun ketika kurva angka penularan Covid-19 ini naik tajam, ia melihat problem gaya dan konten komunikasi publik jajaran pemerintahan ini muncul kembali. Ia mengakui bahwa ini bisa jadi muncul karena karakter asli pejabat tertentu yang sulit berubah.

Baca Juga:  Bawaslu Rekom Pemilihan di Kuala Lumpur Diulang

"Tapi, kalau urusan komunikasi publik ini tidak mau berubah ya jangan berharap wibawa pemerintah akan tetap baik," ungkapnya.

Diketahui pada 12 Juli 2021 lalu, Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim penanganan Covid-19 terkendali selama 10 hari PPKM Darurat Jawa-Bali. Baik dari sisi ketersediaan obat dan oksigen serta tempat tidur, kata Luhut, sudah ditangani pemerintah dan situasi diharapkan membaik dalam 4-5 hari.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, ini sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu, bisa datang ke saya, nanti saya tunjukkin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut.

Ia mengakui memang masih ada masalah di lapangan, namun pemerintah terus memperbaiki. "Tim bekerja sangat kompak. Presiden berikan direktif yang sangat jelas, dan presiden saya katakan, in charge di semua ini," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi ini.

Baca Juga:  Ada yang Ingin Lengserkan Megawati dari Ketum PDIP

Kemudian pada 15 Juli 2021, Luhut menyebut Covid-19 varian Delta sulit dikendalikan. Sehingga dia meminta semua pihak memahami bahwa Covid-19 varian delta tidak bisa dikendalikan.

"Saya mohon supaya kita paham varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ungkapnya.

Menurut Luhut, peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara terjadi karena adanya varian Dellta. Berdasarkan studi yang ia ketahui, varian asal India tersebut memiliki penularan 5-6 kali lebih cepat.

"Yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian sebelumnya," tuturnya.

Luhut juga mengatakan, varian Delta mengontrol hampir semua penularan yang terjadi di Pulau Jawa. Kondisi tersebut dapat terlihat dari grafik penularan pada masa PSBB 1 dan 2 dibandingkan dengan PPKM Darurat.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua MPR RI, Arsul Sani meminta di tengah pandemi Covid-19 yang masih tinggi ini, para pejabat tinggi pemerintahan memperbaiki gaya komunikasi publiknya.

Hal ini dikatakan Arsul setelah sebelumnya, Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut Covid-19 di dalam negeri terkendali. Namun tidak berselang lama menyebut Covid-19 varian Delta sulit dikendalikan.

- Advertisement -

"Bahwa soal komunikasi publik jajaran pemerintahan, terutama konsistensi dan ketepatan kontennya, harus diperbaiki agar wibawa pemerintah terjaga," ujar Arsul kepada wartawan, Sabtu (17/7).

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini di satu sisi ikhtiar pemerintah juga tidak boleh dikecilkan dalam penganan pandemi Covid-19 ini. Namun pemerintah jangan membuat ungkapan yang membuat kontroversi di masyarakat.

- Advertisement -

"Jajaran pemerintahan juga jangan membuka ruang yang mengurangi apresiasi publik terhadap ikhtiar tersebut dengan konten dan gaya komunikasi publik yang tidak konsisten dan tidak pas," katanya.

Arsul Sani mengatakan bahwa beberapa bulan lalu dirinya juga sudah menyuarakan perlunya jajaran pemerintahan tertentu memperbaiki komunikasi publiknya. Ia melihat sempat membaik. Namun ketika kurva angka penularan Covid-19 ini naik tajam, ia melihat problem gaya dan konten komunikasi publik jajaran pemerintahan ini muncul kembali. Ia mengakui bahwa ini bisa jadi muncul karena karakter asli pejabat tertentu yang sulit berubah.

Baca Juga:  Terjun ke Dunia Politik, 5 Pembalap Top Sumatera Ini Gabung Demokrat Riau

"Tapi, kalau urusan komunikasi publik ini tidak mau berubah ya jangan berharap wibawa pemerintah akan tetap baik," ungkapnya.

Diketahui pada 12 Juli 2021 lalu, Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim penanganan Covid-19 terkendali selama 10 hari PPKM Darurat Jawa-Bali. Baik dari sisi ketersediaan obat dan oksigen serta tempat tidur, kata Luhut, sudah ditangani pemerintah dan situasi diharapkan membaik dalam 4-5 hari.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, ini sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu, bisa datang ke saya, nanti saya tunjukkin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut.

Ia mengakui memang masih ada masalah di lapangan, namun pemerintah terus memperbaiki. "Tim bekerja sangat kompak. Presiden berikan direktif yang sangat jelas, dan presiden saya katakan, in charge di semua ini," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi ini.

Baca Juga:  Inilah Agenda Kerja Panja Jiwasraya Komisi III DPR RI

Kemudian pada 15 Juli 2021, Luhut menyebut Covid-19 varian Delta sulit dikendalikan. Sehingga dia meminta semua pihak memahami bahwa Covid-19 varian delta tidak bisa dikendalikan.

"Saya mohon supaya kita paham varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ungkapnya.

Menurut Luhut, peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara terjadi karena adanya varian Dellta. Berdasarkan studi yang ia ketahui, varian asal India tersebut memiliki penularan 5-6 kali lebih cepat.

"Yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian sebelumnya," tuturnya.

Luhut juga mengatakan, varian Delta mengontrol hampir semua penularan yang terjadi di Pulau Jawa. Kondisi tersebut dapat terlihat dari grafik penularan pada masa PSBB 1 dan 2 dibandingkan dengan PPKM Darurat.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari