Sabtu, 14 September 2024

Perekrutan Mohamed Salah, Hasil Rekomendasi Doktor Fisika

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kontribusi tim ahli di sebuah klub sepak bola tak hanya terlihat dalam hal permainan di lapangan. Mereka juga punya peran dalam membantu kebijakan transfer klub. Yaitu, memilih siapa pemain yang tepat berdasar statistik.

Contohnya adalah wide attacker Mohamed Salah dan gelandang Naby Keita di Liverpool FC. Mereka direkrut karena ada rekomendasi dari tim ahli Liverpool.

"Aku mendengar masukan Ian (Graham, salah seorang tim ahli Liverpool, Red)," ucap Manajer Liverpool Juergen Klopp di balik perekrutan Salah dan Keita kepada LFC TV.

Graham berlatar belakang doktor fisika teoretis di Cambridge. Sebelum di Liverpool, dia menjadi staf di Tottenham Hotspur selama empat musim (2008−2012). Tapi, baru bersama The Reds dia punya hak memberi masukan dalam perekrutan pemain. "Dia pernah diejek sebagai orang-orang laptop," ucap Direktur Scouting Liverpool Barry Hunter kepada Liverpool Echo.

- Advertisement -
Baca Juga:  Flick Akan Tangani Timnas Jerman, Bukan Barcelona

Namun, dari laptop Graham, Liverpool menemukan pemain yang punya peran besar dalam kesuksesan memenangi Liga Champions 2018−2019 dan Premier League 2019−2020.

Seperti diungkapkan kolumnis sepak bola New York Times Bruce Schoenfeld, Graham tidak perlu menonton permainan semua pemain bidikannya di layar kaca. Baginya itu haram. Dia hanya perlu menganalisis data operannya.

- Advertisement -

"Di data Graham, Salah akan berpasangan sangat bagus dengan Roberto Firmino," jelas Schoenfeld. Data yang terbukti benar dalam empat tahun mereka bermain bersama.

Sementara itu, saat merekomendasikan Keita, Graham sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menghitung peluang yang dimiliki pemain asal Guinea itu ketika menciptakan gol sebelum operan, tembakan melenceng, atau semasa masih membela RB Salzburg dan RB Leipzig.

Baca Juga:  Irak v Yordania; Dilarang Meremehkan

"Model penghitungan yang aku gunakan bisa mengukur seberapa besar efek setiap pemain terhadap peluang timnya untuk menang selama pertandingan. Dia bagus untuk itu meski tingkat finishing operannya memang cenderung lebih rendah dibanding gelandang elite yang lain," ulas Graham.

Gelandang Liverpool Alex Oxlade-Chamberlain malah menyebut Graham dan timnya tak ubahnya pelatih dalam versi lain. "Karena mereka juga punya jasa besar dalam hasil pertandingan," ucapnya kepada The Sun.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kontribusi tim ahli di sebuah klub sepak bola tak hanya terlihat dalam hal permainan di lapangan. Mereka juga punya peran dalam membantu kebijakan transfer klub. Yaitu, memilih siapa pemain yang tepat berdasar statistik.

Contohnya adalah wide attacker Mohamed Salah dan gelandang Naby Keita di Liverpool FC. Mereka direkrut karena ada rekomendasi dari tim ahli Liverpool.

"Aku mendengar masukan Ian (Graham, salah seorang tim ahli Liverpool, Red)," ucap Manajer Liverpool Juergen Klopp di balik perekrutan Salah dan Keita kepada LFC TV.

Graham berlatar belakang doktor fisika teoretis di Cambridge. Sebelum di Liverpool, dia menjadi staf di Tottenham Hotspur selama empat musim (2008−2012). Tapi, baru bersama The Reds dia punya hak memberi masukan dalam perekrutan pemain. "Dia pernah diejek sebagai orang-orang laptop," ucap Direktur Scouting Liverpool Barry Hunter kepada Liverpool Echo.

Baca Juga:  Balap Sepeda Bidik Tiket Olimpiade

Namun, dari laptop Graham, Liverpool menemukan pemain yang punya peran besar dalam kesuksesan memenangi Liga Champions 2018−2019 dan Premier League 2019−2020.

Seperti diungkapkan kolumnis sepak bola New York Times Bruce Schoenfeld, Graham tidak perlu menonton permainan semua pemain bidikannya di layar kaca. Baginya itu haram. Dia hanya perlu menganalisis data operannya.

"Di data Graham, Salah akan berpasangan sangat bagus dengan Roberto Firmino," jelas Schoenfeld. Data yang terbukti benar dalam empat tahun mereka bermain bersama.

Sementara itu, saat merekomendasikan Keita, Graham sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menghitung peluang yang dimiliki pemain asal Guinea itu ketika menciptakan gol sebelum operan, tembakan melenceng, atau semasa masih membela RB Salzburg dan RB Leipzig.

Baca Juga:  Indonesia Kalahkan Klub Liga Utama Turki 4-0

"Model penghitungan yang aku gunakan bisa mengukur seberapa besar efek setiap pemain terhadap peluang timnya untuk menang selama pertandingan. Dia bagus untuk itu meski tingkat finishing operannya memang cenderung lebih rendah dibanding gelandang elite yang lain," ulas Graham.

Gelandang Liverpool Alex Oxlade-Chamberlain malah menyebut Graham dan timnya tak ubahnya pelatih dalam versi lain. "Karena mereka juga punya jasa besar dalam hasil pertandingan," ucapnya kepada The Sun.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari