Jumat, 20 September 2024

Titik Balik Coutinho-Memphis

LISBON (RIAUPOS.CO) — Philippe Coutinho dan Memphis Depay pernah berada dalam titik terbaik dalam karirnya. Didatangkan dengan status sebagai pemain termahal, tapi jalan karirnya malah di klub lain. Memphis misalnya. Sempat jadi salah satu transfer elite Manchester United di musim panas 2015, karirnya malah lebih bersinar bersama Olympique Lyon sejak 2017.

Begitu pula dengan Coutinho. Cou, sapaan akrabnya, bahkan sampai sekarang masih jadi pembelian termahal FC Barcelona sepanjang masa. Sayangnya, dengan fee termahal senilai EUR 145 juta (Rp2,55 triliun), Barca malah meminjamkan Coutinho ke raksasa Bundesliga, Bayern Munchen, semusim terakhir.

Nah, kebetulan, sepanjang karirnya baik Cou atau Memphis sama-sama belum merasakan atmosfer final Liga Champions. O Magico, julukan Coutinho, bahkan musim lalu nyaris melaju ke final bersama Barca andai tak dihentikan oleh mantan klubnya sendiri, Liverpool, pada babak semifinal.

Makanya semifinal di Jose Alvalade, Lisbon, dini hari nanti WIB bisa jadi titik balik bagi Cou dan Memphis (siaran langsung SCTV/Champions TV 1 pukul 02.00 WIB). "Mengantarkan klub ini (Bayern) ke semifinal saja sudah senang, apalagi bisa ke final," sebut Coutinho, dilansir laman Sport. Cou menyumbangkan dua gol dan satu assist di balik kemenangan  8-2 Bayern atas Barca di semifinal, akhir pekan lalu (15/8).

- Advertisement -

Andai bisa membawa Bayern ke final dan mengangkat "Si Kuping Lebar", trofi juara Liga Champions maka Cou bisa memaksa Barcelona membayar kompensasi EUR 5 juta (Rp 88,23 miliar) kepada Liverpool, sesuai klausul yang diteken Barca dengan Liverpool musim panas 2017 silam. Meski, dilansir FC Barcelona Noticias, Barca enggan membayarkannya.

Baca Juga:  Dramatis, Indonesia ke Final

Dengan merasakan final, attacking midfielder 28 tahun itu sudah membuktikan bahwa dia lebih bagus saat di Die Roten, julukan Bayern. Musim ini, dia mencatatkan 11 gol plus sembilan assist di semua ajang. Lebih cepat ketimbang di Barca musim lalu dengan sama-sama mendulang 11 gol dan lima assist dari 54 laga.

- Advertisement -

Gelandang timnas Brazil itu diharapkan bisa jadi pembeda bagi Bayern. "Mungkin dia di malam itu (lawan Lyon) turun sebagai pengganti. Tapi, Bayern butuh pemain-pemain seperti dia yang punya naluri sebagai pembeda lawan klub-klub hebat," tulis Philipp Selldorf, kolumnis di surat kabar Suddeutsche Zeitung. Musim ini, Cou dua kali menjadi momok Tottenham Hotspur dengan satu gol dan satu assist-nya.

Selain final pertama, bersama Ivan Perisic dia bakal jadi pemain berstatus pinjaman yang merasakan final Liga Champions lagi setelah Medhi Benatia dan Juan Cuadrado. Benatia adalah pemain pinjaman Juventus dari Bayern, sedangkan Cuadrado dari Chelsea. Sayangnya, Benatia dan Cuadrado gagal mengantarkan klub berjuluk La Vecchia Signora itu mengangkat trofi juara Liga Champions setelah keok di tangan Real Madrid 1-4.

Baca Juga:  Amboi, Barcelona Dililit Utang Besar dan Terancam Bangkrut

Rata-rata hanya mentok merasakan semifinal Liga Champions. Seperti yang pada 2017–2018 silam dirasakaa James Rodriguez. Atau musim lalu ketika Jeison Murillo dan Kevin-Prince Boateng jadi bagian skuad La Blaugrana, julukan Barca, sebagai pemain pinjaman.

Sementara itu, perjalanan Cou untuk bisa sampai ke semifinal tidak sepanjang Memphis. Musim ini menjadi musim terbaik Memphis. Selain mampu membawa Les Gones, julukan Lyon, menjejakkan kaki ke fase semifinal Liga Champions, winger kiri berusia 26 tahun itu mencatat produktivitas terbaiknya dengan 6 gol dari tujuh kali bermain.

Sebelum nirgol saat memimpin rekan-rekannya menyingkirkan Manchester City di babak perempatfinal (16/8), Memphis selalu mampu mencatatkan namanya setiap kali dia dimainkan entraineur Lyon, Rudi Garcia. Sesuatu yang tak pernah terjadi dari 14 kali penampilan Memphis di Liga Champions musim-musim sebelumnya.

"Sukses ini sudah menunjukkan bahwa dengan bermimpi dan percaya, Anda pun dapat mencapai banyak hal," sebut Memphis dalam salah satu unggahan foto di akun Instagram-nya, @memphisdepay. Bagi Memphis, dia bisa kembali mengancam gawang Manuel Neuer. Meski di ajang yang berbeda.

Memphis sekali menjebol gawang Neuer dan menyumbang satu assist saat Belanda bisa menumbangkan Jerman 3-2 dalam kualifikasi Euro 2020, 24 Maret 2019 silam. "Itulah mengapa aku ingatkan, mereka (Lyon) akan jadi lawan yang menakutkan bagi kami," sebut Neuer, seperti dikutip Sport1.(ren/jpg)

 

LISBON (RIAUPOS.CO) — Philippe Coutinho dan Memphis Depay pernah berada dalam titik terbaik dalam karirnya. Didatangkan dengan status sebagai pemain termahal, tapi jalan karirnya malah di klub lain. Memphis misalnya. Sempat jadi salah satu transfer elite Manchester United di musim panas 2015, karirnya malah lebih bersinar bersama Olympique Lyon sejak 2017.

Begitu pula dengan Coutinho. Cou, sapaan akrabnya, bahkan sampai sekarang masih jadi pembelian termahal FC Barcelona sepanjang masa. Sayangnya, dengan fee termahal senilai EUR 145 juta (Rp2,55 triliun), Barca malah meminjamkan Coutinho ke raksasa Bundesliga, Bayern Munchen, semusim terakhir.

Nah, kebetulan, sepanjang karirnya baik Cou atau Memphis sama-sama belum merasakan atmosfer final Liga Champions. O Magico, julukan Coutinho, bahkan musim lalu nyaris melaju ke final bersama Barca andai tak dihentikan oleh mantan klubnya sendiri, Liverpool, pada babak semifinal.

Makanya semifinal di Jose Alvalade, Lisbon, dini hari nanti WIB bisa jadi titik balik bagi Cou dan Memphis (siaran langsung SCTV/Champions TV 1 pukul 02.00 WIB). "Mengantarkan klub ini (Bayern) ke semifinal saja sudah senang, apalagi bisa ke final," sebut Coutinho, dilansir laman Sport. Cou menyumbangkan dua gol dan satu assist di balik kemenangan  8-2 Bayern atas Barca di semifinal, akhir pekan lalu (15/8).

Andai bisa membawa Bayern ke final dan mengangkat "Si Kuping Lebar", trofi juara Liga Champions maka Cou bisa memaksa Barcelona membayar kompensasi EUR 5 juta (Rp 88,23 miliar) kepada Liverpool, sesuai klausul yang diteken Barca dengan Liverpool musim panas 2017 silam. Meski, dilansir FC Barcelona Noticias, Barca enggan membayarkannya.

Baca Juga:  132 Atlet Dapat Dana Pembinaan

Dengan merasakan final, attacking midfielder 28 tahun itu sudah membuktikan bahwa dia lebih bagus saat di Die Roten, julukan Bayern. Musim ini, dia mencatatkan 11 gol plus sembilan assist di semua ajang. Lebih cepat ketimbang di Barca musim lalu dengan sama-sama mendulang 11 gol dan lima assist dari 54 laga.

Gelandang timnas Brazil itu diharapkan bisa jadi pembeda bagi Bayern. "Mungkin dia di malam itu (lawan Lyon) turun sebagai pengganti. Tapi, Bayern butuh pemain-pemain seperti dia yang punya naluri sebagai pembeda lawan klub-klub hebat," tulis Philipp Selldorf, kolumnis di surat kabar Suddeutsche Zeitung. Musim ini, Cou dua kali menjadi momok Tottenham Hotspur dengan satu gol dan satu assist-nya.

Selain final pertama, bersama Ivan Perisic dia bakal jadi pemain berstatus pinjaman yang merasakan final Liga Champions lagi setelah Medhi Benatia dan Juan Cuadrado. Benatia adalah pemain pinjaman Juventus dari Bayern, sedangkan Cuadrado dari Chelsea. Sayangnya, Benatia dan Cuadrado gagal mengantarkan klub berjuluk La Vecchia Signora itu mengangkat trofi juara Liga Champions setelah keok di tangan Real Madrid 1-4.

Baca Juga:  Pj Gubri Imbau JCH Riau Jaga Kesehatan dan Perbanyak Ibadah

Rata-rata hanya mentok merasakan semifinal Liga Champions. Seperti yang pada 2017–2018 silam dirasakaa James Rodriguez. Atau musim lalu ketika Jeison Murillo dan Kevin-Prince Boateng jadi bagian skuad La Blaugrana, julukan Barca, sebagai pemain pinjaman.

Sementara itu, perjalanan Cou untuk bisa sampai ke semifinal tidak sepanjang Memphis. Musim ini menjadi musim terbaik Memphis. Selain mampu membawa Les Gones, julukan Lyon, menjejakkan kaki ke fase semifinal Liga Champions, winger kiri berusia 26 tahun itu mencatat produktivitas terbaiknya dengan 6 gol dari tujuh kali bermain.

Sebelum nirgol saat memimpin rekan-rekannya menyingkirkan Manchester City di babak perempatfinal (16/8), Memphis selalu mampu mencatatkan namanya setiap kali dia dimainkan entraineur Lyon, Rudi Garcia. Sesuatu yang tak pernah terjadi dari 14 kali penampilan Memphis di Liga Champions musim-musim sebelumnya.

"Sukses ini sudah menunjukkan bahwa dengan bermimpi dan percaya, Anda pun dapat mencapai banyak hal," sebut Memphis dalam salah satu unggahan foto di akun Instagram-nya, @memphisdepay. Bagi Memphis, dia bisa kembali mengancam gawang Manuel Neuer. Meski di ajang yang berbeda.

Memphis sekali menjebol gawang Neuer dan menyumbang satu assist saat Belanda bisa menumbangkan Jerman 3-2 dalam kualifikasi Euro 2020, 24 Maret 2019 silam. "Itulah mengapa aku ingatkan, mereka (Lyon) akan jadi lawan yang menakutkan bagi kami," sebut Neuer, seperti dikutip Sport1.(ren/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari