BERLIN (RIAUPOS.CO) – Dunia olahraga mulai menggeliat setelah terhenti karena pandemi corona (Covid-19) yang menghancurkan semua tatanan yang selama ini dibangun. Kesuksesan UFC dan Bundesliga Jerman menggelar pertandingan dianggap bisa jadi pelecut semangat iven olahraga lain untuk beraktivitas kembali di masa new normal pandemi corona.
Dengan protokol kesehatan yang ketat, UFC dan Bundesliga sukses digelar. Ketiadaan penonton juga memuluskan jalan bagi kedua event olahraga itu kembali bergeliat.
UFC misalnya. Olahraga seni beladiri campuran itu menerapkan protokol kesehatan setebal 25 halaman untuk mencegah penyebaran virus corona.
Hal-hal yang diatur adalah penyemprotan disinfektan pada oktagon tiap pertarungan selesai, kewajiban melakukan tes, dan penggunaan masker pada hampir semua orang yang terlibat di arena.
UFC 249 yang memanggungkan duel Tony Ferguson vs Justin Gaethje, mendapat pujian dari banyak pihak. Menjadi sorotan dunia dan mengundang cukup banyak sponsor.
Sepekan kemudian, UFC kembali gelar pertarungan dengan konsep sama; tertutup dari penonton dan menerapkan kesehatan matang. Olahraga indivdu lain seperti tinju dunia, harus berani mengikuti UFC jika tak ingin mengalami banyak kerugian.
Bundesliga juga bisa menjadi contoh bagi liga-liga top Eropa lainnya yang berencana menuntaskan sisa musim 2019/2020 di tengah pandemi virus corona.
Pekan perdana Liga Jerman di masa pandemi terbilang berjalan sukses. Protokol kesehatan yang ketat membuat pertandingan berjalan aman dan tetap kompetitif.
Larangan tanpa penonton jadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Sebab, penyebaran virus corona bakal sulit dikontrol jika melibatkan massa membludak.
Ada beberapa protokol ketat dan detail yang patut ditiru. Pertama, memastikan bola steril sebelum digunakan. Bola dibersihkan dengan cairan disinfektan sebelum kick-off.
Kedua, taat social distancing. Baik pemain dan pelatih dilarang bersalaman. Bangku cadangan pemain juga dibuat berjarak 1,5 meter satu sama lain. Jika bench tak muat, maka pemain cadangan lain diarahkan duduk di tribun penonton.
Selebrasi juga diimbau tetap berjarak dan tidak saling berpelukan. Peraturan ini sukses diperagakan striker Borussia Dortmund, Erling Haaland, usai mencetak gol ke gawang Schalke 04.
Para pemain Dortmund pun sadar dan saling mengingatkan untuk tetap menjaga jarak dalam perayaan gol. Meski demikian, selebrasi berpelukan masih terjadi di pertandingan lain karena sudah menjadi kebiasaan.
Para pemain dan pelatih juga rutin dilakukan tes kesehatan sesuai standar pemerintah. Wawancara pemain dan pelatih bahkan diatur sedemikian rupa.
Langkah Bundesliga melanjutkan sisa musim di masa pandemi corona layak dijadikan contoh bagi liga-liga top Eropa lain yang bersikukuh melanjutkan kompetisi.
Apa yang dilakukan Bundesliga termasuk dari penerapan new normal atau tata cara baru di masa krisis dari wabah virus corona. Liga Inggris (Premier League), Liga Spanyol (La Liga), dan Liga Italia (Serie A) wajib meniru kesuksesan Bundesliga. Dengan catatan, punya regulasi rinci untuk mensterilkan area dari Covid-19.
Selain itu, keamanan ketat serta sanksi berat harus dibuat untuk mengantisipasi animo suporter yang kemungkinan bosan berdiam di rumah. Penumpukan masa di areal stadion harus diharamkan untuk sementara waktu.
Liga Prancis dan Liga Belanda yang memutuskan memberhentikan kompetisi secara prematur, boleh jadi iri jika menengok kesuksesan Bundesliga.
Operator kompetisi Liga Prancis, Belgia, dan Liga Belanda mungkin akan berpikir ulang untuk melanjutkan kompetisi jika Inggris, Spanyol, dan Italia sukses menduplikasi Bundesliga.
Korea Selatan memang lebih dulu menggelar iven olahraga profesional, termasuk bisbol hingga turnamen golf internasional. Namun, pamor kegiatan olahraga di Negeri Ginseng itu jauh kalah pamor dari UFC dan Bundesliga.
Sumber: Mirror/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun