Jumat, 22 November 2024

Jonatan Kalah dari Non-Unggulan, Fajar/Rian Gagal Pertahankan Gelar

- Advertisement -

SUNCHEON (RIAUPOS.CO) – Indonesia pulang tanpa gelar di Korean Open 2022. Dua wakil Indonesia di final, yakni tunggal putra Jonatan Christie dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal mengatasi lawan-lawannya. Jonatah kalah dari pemain nonunggulan dari Cina, sedangkan Fajar/Rian tumbang dari pasang bariu tuan rumah Korea Selatan. 

Ya, ambisi Jonatan Christie meraih gelar BWF Super 500 untuk kali pertama dalam kariernya, harus tertunda. Dalam final di Palma Indoor Stadium, Suncheon, Ahad (10/4/2022), Jonatan dikandaskan pemain Cina, Weng Hongyang.

- Advertisement -

Jonatan yang menang nyaman 21-12 pada game pertama. Bahkan Jojo (panggilan akrab Jonatan) hampir saja memastikan gelar juara karena sudah unggul 19-16 di game kedua. Tapi petaka akhirnya datang saat Weng mampu merebut lima poin beruntun dan merebut game tersebut. Di game penentuan situasi berbalik. Weng bermain semakin percaya diri. Sedangkan Jojo tidak sabar dan malah banyak melakukan kesalahan sendiri.

Dengan kekalahan ini, sejak memulai karier di level senior sembilan tahun lalu, Jonatan belum mampu meraih gelar Super 500+. Prestasi terbaiknya di BWF World Tour adalah menjadi juara New Zealand Open 2019, Australian Open 2019, dan Swiss Open 2022. Tiga gelar tersebut berlevel Super 300.

“Puji Tuhan pastinya karena bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera. Kalau dibilang menyesal pasti menyesal, tadi sepertinya sudah hampir menjuarai Super 500 pertama saya. Tapi kembali lagi Tuhan yang memberi dan Tuhan juga yang mengambil. Jadi saya tetap bersyukur dengan hasil ini,” kata Jonatan dikutip dari siaran pers PP PBSI.

- Advertisement -

“Di game kedua sudah unggul 19-16 dan ada beberapa kali bolanya tanggung dan saya coba mematikan tapi dia masih bisa menahan. Saya rasa lawan bagus dan cukup siap di momen seperti itu,” tambah Jonatan.

Baca Juga:  Salah Batal Perkuat Mesir

Jonatan mengakui bahwa usaha lawan yang tidak mau kalah sangat kuat di poin-poin krusial. Sementara itu, dia tidak bisa menerapkan strategi dengan baik.

“Ada faktor keberuntungan, tapi usaha dia memang maksimal dan tidak mau kalah. Di game ketiga dia lebih enjoy dan percaya diri setelah bisa lepas dari tekanan,” ucap Jojo.

 “Kondisi saya sebenarnya memang lelah tapi itu bukan alasan, semua pemain juga merasakan. Hari ini saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik di poin-poin krusial,” ungkap Jojo.

Fajar/Ryan Gagal Pertahankan Gelar

Sementara ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal mempertahankan gelar juara di ajang Korea Open 2022. Pada partai final Fajar/Rian dikandaskan pasangan baru Korea Selatan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.

Fajar/Rian yang tampil hebat pada game pertama, harus tumbang pada dua game selanjutnya. Ganda unggulan keempat tersebut kandas dalam rubber game dengan skor 21-19, 19-21 dan 15-21.

Pada game pertama, Fajar/Rian tertinggal jauh sampai 11-16. Namun, mereka pelan-pelan menyusul, mencetak enam angka beruntun untuk memimpin dalam kedudukan 17-16. Setelah itu, Fajar/Rian tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memungkasi game pertama dengan keunggulan 21-19.

Di awal game kedua, situasinya hampir sama. Namun, kali ini, Kang/Seo selalu unggul dari awal sampai akhir. Mereka menjaga kedudukan mulai 12-5, 14-9, dan akhirnya menuntaskan game kedua dengan skor nyaman 21-15. Pada game ketiga, Fajar/Rian berusaha selalu mendekat dalam perolehan angka. Namun, mereka tidak benar-benar mampu untuk melampaui Kang/Seo. Hasilnya, Fajar/Rian kandas dengan skor 18-21 di game ketiga.

Baca Juga:  Madrid Menang Meski Kondisi Pincang, Zidane Lega

Alhamdulillah kami sudah menyelesaikan pertandingan ini. Tapi kami kecewa dengan hasilnya, bukan yang diharapkan tapi ke depan bagaimana kami bangkit ke depannya,” ucap Fajar dikutip dari siaran pers PP PBSI.

“Kami mohon maaf untuk seluruh masyarakat Indonesia baik yang mendukung langsung maupun yang di tanah air karena belum bisa memberikan gelar juara. Terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini, semoga kami ke depan bisa lebih baik lagi,” tambah Fajar.

Stamina dan ketenangan, bagi Fajar dan Rian adalah faktor yang harus mereka tingkatkan lagi ke depan. “Kami akan terus memperbaiki apa yang kurang dan pastinya semangat terus. Terutama di stamina, fisik dan ketenangan,” ungkap Fajar.

“Di pertandingan hari ini kami bola depannya kalah ya, itu salah satu yang harus diperbaiki kalau ketemu mereka lagi,” sahut Rian.

Korea Terbuka menjadi akhir perjalanan panjang Fajar/Rian di awal tahun 2022 ini. Total sudah empat turnamen beruntun diikuti pasangan nomor sembilan dunia itu dalam kurun waktu satu setengah bulan. Mereka turun pada German Open (16 besar), All England (32 besar), Swiss Open (juara), dan Korea Open (runner-up).

“Secara penampilan di Korea ini, kami menilai kami sudah cukup baik dengan bisa masuk final walau tidak berhasil mempertahankan gelar,” sebut Fajar.

“Di dua turnamen awal kami mendapat hasil yang kurang baik tapi di Swiss kami berhasil bangkit dan juara. Itu menambah kepercayaan diri. Dan walau tidak berhasil juara di sini, tapi masuk final saja sudah jadi tambahan motivasi kami ke depan,” ucap Rian.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

SUNCHEON (RIAUPOS.CO) – Indonesia pulang tanpa gelar di Korean Open 2022. Dua wakil Indonesia di final, yakni tunggal putra Jonatan Christie dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal mengatasi lawan-lawannya. Jonatah kalah dari pemain nonunggulan dari Cina, sedangkan Fajar/Rian tumbang dari pasang bariu tuan rumah Korea Selatan. 

Ya, ambisi Jonatan Christie meraih gelar BWF Super 500 untuk kali pertama dalam kariernya, harus tertunda. Dalam final di Palma Indoor Stadium, Suncheon, Ahad (10/4/2022), Jonatan dikandaskan pemain Cina, Weng Hongyang.

- Advertisement -

Jonatan yang menang nyaman 21-12 pada game pertama. Bahkan Jojo (panggilan akrab Jonatan) hampir saja memastikan gelar juara karena sudah unggul 19-16 di game kedua. Tapi petaka akhirnya datang saat Weng mampu merebut lima poin beruntun dan merebut game tersebut. Di game penentuan situasi berbalik. Weng bermain semakin percaya diri. Sedangkan Jojo tidak sabar dan malah banyak melakukan kesalahan sendiri.

Dengan kekalahan ini, sejak memulai karier di level senior sembilan tahun lalu, Jonatan belum mampu meraih gelar Super 500+. Prestasi terbaiknya di BWF World Tour adalah menjadi juara New Zealand Open 2019, Australian Open 2019, dan Swiss Open 2022. Tiga gelar tersebut berlevel Super 300.

- Advertisement -

“Puji Tuhan pastinya karena bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera. Kalau dibilang menyesal pasti menyesal, tadi sepertinya sudah hampir menjuarai Super 500 pertama saya. Tapi kembali lagi Tuhan yang memberi dan Tuhan juga yang mengambil. Jadi saya tetap bersyukur dengan hasil ini,” kata Jonatan dikutip dari siaran pers PP PBSI.

“Di game kedua sudah unggul 19-16 dan ada beberapa kali bolanya tanggung dan saya coba mematikan tapi dia masih bisa menahan. Saya rasa lawan bagus dan cukup siap di momen seperti itu,” tambah Jonatan.

Baca Juga:  Medan Jadi Destinasi Awal Turnamen Bulu Tangkis

Jonatan mengakui bahwa usaha lawan yang tidak mau kalah sangat kuat di poin-poin krusial. Sementara itu, dia tidak bisa menerapkan strategi dengan baik.

“Ada faktor keberuntungan, tapi usaha dia memang maksimal dan tidak mau kalah. Di game ketiga dia lebih enjoy dan percaya diri setelah bisa lepas dari tekanan,” ucap Jojo.

 “Kondisi saya sebenarnya memang lelah tapi itu bukan alasan, semua pemain juga merasakan. Hari ini saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik di poin-poin krusial,” ungkap Jojo.

Fajar/Ryan Gagal Pertahankan Gelar

Sementara ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal mempertahankan gelar juara di ajang Korea Open 2022. Pada partai final Fajar/Rian dikandaskan pasangan baru Korea Selatan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.

Fajar/Rian yang tampil hebat pada game pertama, harus tumbang pada dua game selanjutnya. Ganda unggulan keempat tersebut kandas dalam rubber game dengan skor 21-19, 19-21 dan 15-21.

Pada game pertama, Fajar/Rian tertinggal jauh sampai 11-16. Namun, mereka pelan-pelan menyusul, mencetak enam angka beruntun untuk memimpin dalam kedudukan 17-16. Setelah itu, Fajar/Rian tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memungkasi game pertama dengan keunggulan 21-19.

Di awal game kedua, situasinya hampir sama. Namun, kali ini, Kang/Seo selalu unggul dari awal sampai akhir. Mereka menjaga kedudukan mulai 12-5, 14-9, dan akhirnya menuntaskan game kedua dengan skor nyaman 21-15. Pada game ketiga, Fajar/Rian berusaha selalu mendekat dalam perolehan angka. Namun, mereka tidak benar-benar mampu untuk melampaui Kang/Seo. Hasilnya, Fajar/Rian kandas dengan skor 18-21 di game ketiga.

Baca Juga:  Salah Batal Perkuat Mesir

Alhamdulillah kami sudah menyelesaikan pertandingan ini. Tapi kami kecewa dengan hasilnya, bukan yang diharapkan tapi ke depan bagaimana kami bangkit ke depannya,” ucap Fajar dikutip dari siaran pers PP PBSI.

“Kami mohon maaf untuk seluruh masyarakat Indonesia baik yang mendukung langsung maupun yang di tanah air karena belum bisa memberikan gelar juara. Terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini, semoga kami ke depan bisa lebih baik lagi,” tambah Fajar.

Stamina dan ketenangan, bagi Fajar dan Rian adalah faktor yang harus mereka tingkatkan lagi ke depan. “Kami akan terus memperbaiki apa yang kurang dan pastinya semangat terus. Terutama di stamina, fisik dan ketenangan,” ungkap Fajar.

“Di pertandingan hari ini kami bola depannya kalah ya, itu salah satu yang harus diperbaiki kalau ketemu mereka lagi,” sahut Rian.

Korea Terbuka menjadi akhir perjalanan panjang Fajar/Rian di awal tahun 2022 ini. Total sudah empat turnamen beruntun diikuti pasangan nomor sembilan dunia itu dalam kurun waktu satu setengah bulan. Mereka turun pada German Open (16 besar), All England (32 besar), Swiss Open (juara), dan Korea Open (runner-up).

“Secara penampilan di Korea ini, kami menilai kami sudah cukup baik dengan bisa masuk final walau tidak berhasil mempertahankan gelar,” sebut Fajar.

“Di dua turnamen awal kami mendapat hasil yang kurang baik tapi di Swiss kami berhasil bangkit dan juara. Itu menambah kepercayaan diri. Dan walau tidak berhasil juara di sini, tapi masuk final saja sudah jadi tambahan motivasi kami ke depan,” ucap Rian.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari