JAKARRA (RIAUPOS.CO) – Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menyebut Masjid Istiqlal sekarang tidak hanya untuk menjadi tempat ibadah, tetapi juga untuk tempat memberdayakan umat.
Masjid Istiqlal menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan lembaga Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) untuk mengaderisasi para calon pemuka agama.
Nanti, kata Nasaruddin, para calon ulama akan ditempa pendidikan setara S2 atau S3 di Masjid Istiqlal.
"Masjid ini bukan seperti tempat beribadah yang lalu-lalu. Tetapi yang paling penting, Masjid Istiqlal juga untuk memperdayakan umat. Kami akan mendirikan pendidikan kader ulama, setara S2 hingga S3, kerja sama dengan PTIQ," kata Nasaruddin dalam keterangan melalui video yang diunggah oleh Kemenko Polhukam, Sabtu (30/1/2021).
Kerja sama tersebut, ujar Nasaruddin, ternyata sudah terendus informasinya hingga luar negeri. Tak tanggung-tanggung, berbagai negara, baik di Benua Eropa, Amerika, hingga Asia tertarik mengirimkan para kadernya ke Indonesia.
"Jadi formalnya PTIQ, tetapi kurikulum lokalnya adalah di Istiqlal. Kenapa PTIQ, karena persyaratannya harus hapal Alquran karena calon imam dan majelis ulama di daerah. Eh ternyata di luar negeri kecium, banyak negara, seperti Amerika, Denmark, dan Afghanistan mau mengirimkan utusannya untuk ikut pengaderan ulama ini," ujarnya.
Mendengar kabar tersebut, Nasaruddin pun turut bergembira. Menurutnya, ketika ditanya kenapa memilih Indonesia sebagai tempat belajar agama Islam, bukan ke negara lain, seperti Mesir, para perwakilan negara tersebut mengatakan bahwasa Islam di Indonesia sangat cocok dengan kultur mereka.
"Menarik ya. Lalu saya tanyakan kenapa di Indonesia bukan di Mesir. Katanya Islam di Indonesia lebih familiar dengan kultur masyarakat kami yang modern," tutur Nasaruddin.
Sumber: News/Antara/JPG
Editor: Hary B Koriun