JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Asal usul virus corona masih menjadi pertanyaan oleh para peneliti. Sejumlah ilmuwan sebelumnya menduga asal usul virus Korona berasal dari laboratorium, bukan dari alam. Dan kini penelitian terbaru menemukan adanya dugaan manipulasi genetik pada genom virus corona.
Dilansir dari Science Times, penelitian terbaru yang diterbitkan di Wiley Online Library pada 17 November mengklaim, struktur chimeric dan situs pembelahan furin SARS-CoV-2 mungkin merupakan hasil dari manipulasi genetik. Dengan kata lain, tak menutup kemungkinan bahwa virus itu buatan manusia atau buatan laboratorium. Asal virus dari laboratorium bukanlah teori konspirasi tanpa dasar.
Menurut para peneliti, asal laboratorium SARS-CoV-2 bukanlah teori konspirasi tak berdasar. Mereka menambahkan bahwa peneliti memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan setiap kemungkinan asal mula SARS-CoV-2.
Analisis struktur genom virus menunjukkan bahwa virus tersebut kemungkinan besar bersifat chimeric. Dengan kata lain, itu adalah kombinasi dari virus Korona kelelawar RaTG13 yang menyusun urutannya. Sedangkan domain pengikat reseptornya (RBD) hampir mirip dengan virus corona yang ditemukan pada trenggiling.
Artikel terbaru yang dimuat di Nature juga menyebutkan bahwa asal virus Korona dari laboratorium tidak boleh dikesampingkan. Ada kemungkinan bahwa para ilmuwan yang melakukan percobaan padanya bisa saja terinfeksi secara tidak sengaja, yang kemudian mulai menyebar ke manusia. Mereka mencatat bahwa manipulasi genetik virus SARS-CoV-2 dapat dilakukan di laboratorium mana pun di dunia yang memiliki akses dan peralatan yang diperlukan untuk tidak meninggalkan jejak percobaan.
Beberapa bulan lalu, ilmuwan Australia Profesor Nikolai Petrovsky mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat beradaptasi dengan sempurna pada sel manusia daripada pada hewan lain. Klaim ini mendorong banyak ahli untuk mempertanyakan asal mula virus apakah itu buatan manusia, atau dari alam.
Meskipun begitu, klaim ini berkali-kali dibantah, terutama oleh para ilmuwan di Tiongkok tempat kasus pertama dilaporkan. Para peneliti mengatakan bahwa untuk memecahkan misteri asal-usul Covid-19, penyelidikan menyeluruh masih sangat dibutuhkan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Asal usul virus corona masih menjadi pertanyaan oleh para peneliti. Sejumlah ilmuwan sebelumnya menduga asal usul virus Korona berasal dari laboratorium, bukan dari alam. Dan kini penelitian terbaru menemukan adanya dugaan manipulasi genetik pada genom virus corona.
Dilansir dari Science Times, penelitian terbaru yang diterbitkan di Wiley Online Library pada 17 November mengklaim, struktur chimeric dan situs pembelahan furin SARS-CoV-2 mungkin merupakan hasil dari manipulasi genetik. Dengan kata lain, tak menutup kemungkinan bahwa virus itu buatan manusia atau buatan laboratorium. Asal virus dari laboratorium bukanlah teori konspirasi tanpa dasar.
- Advertisement -
Menurut para peneliti, asal laboratorium SARS-CoV-2 bukanlah teori konspirasi tak berdasar. Mereka menambahkan bahwa peneliti memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan setiap kemungkinan asal mula SARS-CoV-2.
Analisis struktur genom virus menunjukkan bahwa virus tersebut kemungkinan besar bersifat chimeric. Dengan kata lain, itu adalah kombinasi dari virus Korona kelelawar RaTG13 yang menyusun urutannya. Sedangkan domain pengikat reseptornya (RBD) hampir mirip dengan virus corona yang ditemukan pada trenggiling.
- Advertisement -
Artikel terbaru yang dimuat di Nature juga menyebutkan bahwa asal virus Korona dari laboratorium tidak boleh dikesampingkan. Ada kemungkinan bahwa para ilmuwan yang melakukan percobaan padanya bisa saja terinfeksi secara tidak sengaja, yang kemudian mulai menyebar ke manusia. Mereka mencatat bahwa manipulasi genetik virus SARS-CoV-2 dapat dilakukan di laboratorium mana pun di dunia yang memiliki akses dan peralatan yang diperlukan untuk tidak meninggalkan jejak percobaan.
Beberapa bulan lalu, ilmuwan Australia Profesor Nikolai Petrovsky mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat beradaptasi dengan sempurna pada sel manusia daripada pada hewan lain. Klaim ini mendorong banyak ahli untuk mempertanyakan asal mula virus apakah itu buatan manusia, atau dari alam.
Meskipun begitu, klaim ini berkali-kali dibantah, terutama oleh para ilmuwan di Tiongkok tempat kasus pertama dilaporkan. Para peneliti mengatakan bahwa untuk memecahkan misteri asal-usul Covid-19, penyelidikan menyeluruh masih sangat dibutuhkan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman