WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Ada-ada saja Presiden Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ini. Dia merasa kalah populer dengan seseorang yang bukan kepala negara seperti dirinya atau menteri yang diangkatnya.
Trump mempertanyakan mengapa salah satu kepala gugus tugas penanganan virus corona (Covid-19) Gedung Putih, Dokter Anthony Fauci, lebih populer ketimbang dirinya.
Fauci dan Trump dikenal kerap berselisih pendapat dalam menyikapi perkembangan penularan pandemi corona di Negeri Paman Sam tersebut.
Usai mengklaim Fauci telah menyesatkan publik dengan penilaiannya terkait virus corona di AS, Trump mencatat popularitasnya menurun sementara sang dokter meningkat.
Padahal, menurut Trump, seharusnya popularitasnya ikut meningkat karena pemerintahannya yang merekrut Fauci untuk menjadi bagian dari gugus tugas penanganan Covid-19 di AS.
"Karena ingat, dia (Fauci, red) bekerja untuk pemerintahan ini. Dia bekerja dengan pemerintahan ini, di mana kami bisa saja merekrut orang lain. Kami bisa mempekerjakan orang lain, posisi ini bisa saja bukan dr Fauci," kata Trump pada Selasa (28/7/2020) di Washington, seperti dilansir AP.
"Dia bekerja untuk pemerintah kita dan yang paling penting sebagian dari kami telah melakukan apa yang ia (Fauci, red) dan anggota gugus tugas, dr Birx serta lainnya rekomendasikan (soal penanganan corona, red). Dan dia mendapat rating yang lebih tinggi. Jadi kenapa saya tidak memiliki rating yang tinggi terkait pemerintahan dan penanganan virus corona?" ujarnya menambahkan seperti dikutip CNN.
Trump menganggap perbedaan tingkat penerimaan publik antara dia dan Fauci "agak aneh".
"Seorang pria bekerja pada kami, bersama kami, sangat dekat, dr Fauci dan dr Birx juga sangat disegani, tapi kenapa tidak ada yang menyukai saya? Itu hanya kepribadian saya, itu saja," ujar Trump.
Trump mengaku hubungan dia dan Fauci sangat baik dan dekat meski pemberitaan di media menggambarkan sebaliknya. Trump bahkan mengklaim memiliki pemahaman yang sama dengan Fauci terkait penanganan corona.
"Saya sangat rukun dengannya (Fauci, red) dan saya setuju dengan banyak hal yang ia katakan. Ini menarik, dia mendapat rating penerimaan publik yang sangat baik dan saya suka itu, itu bagus," kata Trump.
Namun, apa yang dikatakannya itu berbeda dengan kenyataan selama ini. Dalam serangkaian kicauannya di Twitter pada awal pekan ini, Trump mengatakan Fauci adalah seorang penipu.
Trump bahkan kembali mempromosikan bahwa hydroxychloroquine merupakan obat yang ampuh melawan virus corona. Padahal, Fauci bahkan Lembaga Administrasi Keamanan Obat dan Makanan AS mencabut izin penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine untuk perawatan pasien corona lantaran dinilai tidak masuk kriteria.
Trump juga kerap menyepelekan masukan dan peringatan Fauci terkait penanganan Covid-19 oleh pemerintah AS yang dinilai tidak maksimal dan dapat memicu penularan corona terus melonjak di Negeri Paman Sam.
Berdasarkan data Worldometer per Rabu (29/7), AS masih menjadi negara dengan kasus corona dan angka kematian tertinggi di dunia, yakni mencapai 4.498.343 infeksi dengan 152.320 kematian.
Sumber: AP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun