(RIAUPOS.CO) – DI tangan orang yang kreatif, pekarangan rumah yang sempit dapat disulap menjadi kawasan hijau sedap dipandang. Apalagi, bila tanaman tersebut tumbuh subur tanpa memerlukan tanah sebagai media tanamannya.
Inilah yang dimanfaatkan oleh Irsyad. Salah seorang pegawai di salah satu perusahan BUMN di Kota Pekanbaru. Ia mencoba bangkit dari keterpurukan akibat terdampak pandemi Covid-19, Kamis (25/3).
Ia bahkan tak mencoba bangkit sendiri. Hasil tanaman hidroponik yang ia miliki, setiap kali panen selalu ia bagikan kepada warga sekitar perumahannya, agar dapat sama-sama menjaga kesehatan.
Menurut warga Jalan Air Dingin Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukitraya ini, kecintaannya terhadap tanaman hidroponik didapat secara otodidak. Awalnya, Ia mencoba membuat sendiri media hidroponik dengan menggunakan pipa bekas tak terpakai yang ada di rumahnya. “Karena halaman rumah kecil jadi saya berinisiatif untuk mengubahnya menjadi kawasan hijau, dengan memanfaatkan bahan bekas,” ucapnya.
Hidroponik sendiri merupakan salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.
Lanjut Irsyad, terdapat dua cara menanam tamanan dengan teknik hidroponik ini, yaitu berupa menanam menggunakan Nutrient Film Tachnique (NFT).
Jika menggunakan teknik ini, dikatakan Irsyad sejumlah perataan wajib disediakan seperti pipa, bor besi, pompa air, nutrisi dan, tanamannya.
Untuk cara pembuatannya, yaitu siapkan beberapa pipa atau talang, dan pompa. Setelah itu, lubangi pipa sesuai dengan panjangnya. dan atur jarak satu lubang dan lubang yang lain sama.
Susun pipa atau talang yang dipersiapkan untuk menjadi tempat menanam tanaman. Siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah. Pasang pompa untuk mengalirkan air nutrisi agar alirannya maksimal.
“Dengan cara ini kita harus menjaga sirkulasinya agar tanaman tetap mendapat nutrisi, oksigen, dan air secara baik dan tercukupi,” kata dia.
Selain itu, cara kedua biasanya lebih disukai masyarakat karena hanya memerlukan bahan yang tidak terpakai di sekeliling lingkungan tempat tinggal. Yaitu berupa botol air mineral, alat pemotong, sumbu kompor atau kain flanel yang tak terpakai, dan alat untuk melubangi bisa berupa solder atau paku serta nutrisi.
Untuk membuat hidroponik dengan langkah kedua ini juga lebih simpel. Di mana Ia hanya perlu memotong botol bekas menjadi 2 bagian, kemudian melubangi tutup botol dan gabungkan ke dua bagian botol.
“Gabungkan dengan caranya membalik bagian moncong botol menghadap ke bawah,’’ kata irsyad.
Kemudian pasang sumbu kompor atau kain flanel pada lubang di tutup botol, pastikan sumbu atau kain bisa menyerap air nutrisi. Dan langsung tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan tanah secukupnya, lalu isi bagian botol bawah dengan air nutrisi yang telah disiapkan.
“Awalnya saya menggunakan metode ini. Namun, setelah mendapatkan bantuan dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru & BKKBN Provinsi dua paket hidroponik saya bawa ke rumah sisanya lagi di letak di Kampung KB Kelurahan Air Dingin,” ucapnya.
Dengan ilmu pelatihan hidroponik yang didapat dari BKKBN provinsi, ia juga menghidupkan kembali hidroponik yang terbengkalai di sekolah anaknya tepatnya di SMP N 35 Pekanbaru. “Karena saya berfikir, sayang alatnya mahal tapi tidak di manfaatkan dengan baik.Walaupun kata gurunya itu hanya sumbangan anak KKN, dan pernah panen sekali saja, alangkah baiknya kita memanfaatkan kembali alat hidroponik yang ada,” kata Irsyad.
Awalnya ia beserta istri yang membuat pembibitannya. Namun melihat upaya mereka membudidayakan hidroponik di lingkungan sekitar berhasil, akhirnya ia pun mengajarkan kepada pihak sekolah dari cara pembibitan, penanaman, dan pengaturan PH air nutrisi. “Kita juga menyumbangkan bibit dan mesin air untuk hidroponik tersebut,” tuturnya.
Lanjut Irsyad, tanaman yang dapat ditanam menggunakan konsep hidroponik ini bermacam-macam. Mulai dari sayuran pakcoy, seledri, kangkung dan lainnya. Bahkan, saat ini ia juga tengah mencoba menanam timun dan sejumlah taman rambat lainnya.
“Setiap panen saya selalu bagikan sayuran hidroponik ini kepada masyarakat sekitar. Karena saat pandemi seperti sekarang ini semua warga terdampak dalam hal perekonomian,” tambahnya.
Ia berharap, masyarakat dapat mengikuti jejak nya untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan konsep hidroponik. Jika tidak memiliki bahan pipa. Bisa menggunakan botol plastik yang ada di lingkungan sekitar,” ajaknya.(ali)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru