- Advertisement -
SIAK (RIAUPOS.CO) — Kebun sawit masyarakat Empang Pandan, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak seluas 900 hektare akan dilakukan replanting atau peremajaan. Replanting sawit untuk tahap I seluas 122, 8 hektare untuk 55 kepala keluarga Kampung Empang Pandan.
Peremajaan sawit rakyat di Kecamatan Koto Gasib ini merupakan program dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pandan Jaya Agus Salim mengatakan, kebun sawit yang ada sekarang tidak lagi produktif karena sudah usia sudah 25 tahun yang sudah harus di replanting.
- Advertisement -
“Tentu berdampak pada hasil panen yang memberpangaruhi pendapatan keluarga. Butuh waktu cukup lama menanti program peremajaan sawit,” katanya.
Sementara Bupati Siak Alfedri meminta pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau men-support para petani yang lahannya di-replanting, karena harus menunggu 30 bulan sampai berbuah.
“Dengan melakukan pendampingan BPTP bersama para petani melakukan budidaya tanaman tumpang sari di lahan sawit yang diremajakan,” katanya.
- Advertisement -
Dirinya tidak ingin melakukan replanting yang tujuannya untuk mengatasi kemiskinan, namun memunculkan kemiskinan baru. Makanya BPTP Provinsi Riau memberikan dukungan selama replanting.
“Bagaimana nanti masyarakat diberikan pendampingan menjelang sawitnya panen. Ada usaha lain dengan melakukan penanaman jagung, padi gogo, kedelai dan semangka,” ungkapnya.(wik)
SIAK (RIAUPOS.CO) — Kebun sawit masyarakat Empang Pandan, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak seluas 900 hektare akan dilakukan replanting atau peremajaan. Replanting sawit untuk tahap I seluas 122, 8 hektare untuk 55 kepala keluarga Kampung Empang Pandan.
Peremajaan sawit rakyat di Kecamatan Koto Gasib ini merupakan program dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pandan Jaya Agus Salim mengatakan, kebun sawit yang ada sekarang tidak lagi produktif karena sudah usia sudah 25 tahun yang sudah harus di replanting.
“Tentu berdampak pada hasil panen yang memberpangaruhi pendapatan keluarga. Butuh waktu cukup lama menanti program peremajaan sawit,” katanya.
- Advertisement -
Sementara Bupati Siak Alfedri meminta pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau men-support para petani yang lahannya di-replanting, karena harus menunggu 30 bulan sampai berbuah.
“Dengan melakukan pendampingan BPTP bersama para petani melakukan budidaya tanaman tumpang sari di lahan sawit yang diremajakan,” katanya.
Dirinya tidak ingin melakukan replanting yang tujuannya untuk mengatasi kemiskinan, namun memunculkan kemiskinan baru. Makanya BPTP Provinsi Riau memberikan dukungan selama replanting.
“Bagaimana nanti masyarakat diberikan pendampingan menjelang sawitnya panen. Ada usaha lain dengan melakukan penanaman jagung, padi gogo, kedelai dan semangka,” ungkapnya.(wik)