Sabtu, 12 April 2025

36 Botol Cairan Vape Mengandung Ganja Sintetis

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Polda Riau menerima laporan pengujian laboratorium terhadap 36 botol liquid vape, yang diamankan bersamaan puluhan kilogram (kg) sabu. Hasilnya, cairan yang digunakan bagi rokok elektrik mengandung ganja sintetis. Ini merupakan temuan pertama di Bumi Lancang Kuning dan disinyalir telah beredar di tengah masyarakat.

Puluhan botol liquid vape semula memang dicurigai mengandung narkoba. Kecurigaan itu bukan tanpa alasan, karena ditemukan pada satu tempat dengan 35 kg sabu yang disimpan dalam bodi speedboat. Untuk memastikannya, maka botol cairan ini dibawa ke Laboratorium Forensik (Labfor) Medan, Sumatera Utara (Sumut) untuk dilakukan pengujian.

Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Riau, Kombes Pol Suhirman mengakui, pihaknya telah menerima hasil pemeriksaan cairan tersebut. Dikatakannya, hasil itu baru diterima beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Viral, Pasangan Ini Rekam Adegan dari Masuk Hotel Hingga Bercinta

"Sampel cairan yang diuji ada tiga puluh botol, dan semuanya positif mengandung 5-fluoro ADB atau synthetic cannabinoid. Kalau bahasa Indonesia-nya yaitu ganja sintetis dan ini masuk narkotika golongan I," ungkap Suhirman kepada Riau Pos, Selasa (25/2).

Ditambahkannya, temuan cairan rokok elektrik yang mengandung ganja sintetis merupakan yang pertama di Bumi Melayu. Untuk itu, disampaikan mantan Kapolres Morowali, pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut. Ketika disinggung apakah cairan tersebut telah beredar di tengah masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru, Suhirman menyebutkan, tidak menutup kemungkinan. Karena rokok elektrik ini banyak digunakan anak-anak muda.

"Tidak tertutup kemungkinan (sudah beredar di masyarakat). Yang jelas kami sudah menyita 36 botol dengan tiga varian rasa. Yakni, jeruk, mangga dan anggur," imbuh mantan Dirresnarkoba Polda Bangka Belitung (Babel).

Baca Juga:  Pekan Depan, RSD Pulau Galang Beroperasi

Lebih lanjut dikatakan Suhirman, peredaran liquid vape ini melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Begitu pula dengan penggunaannya dapat dijerat dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.

"Pengguna bisa disangkakan dengan Pasal 127 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan, penjual, memiliki dan menyimpan, bisa dipidana minimal 4 tahun. Tergantung jumlah berapa banyak, bisa jadi 20 tahun, seumur hidup, atau hukuman mati," tegas Suhirman.(rir)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Polda Riau menerima laporan pengujian laboratorium terhadap 36 botol liquid vape, yang diamankan bersamaan puluhan kilogram (kg) sabu. Hasilnya, cairan yang digunakan bagi rokok elektrik mengandung ganja sintetis. Ini merupakan temuan pertama di Bumi Lancang Kuning dan disinyalir telah beredar di tengah masyarakat.

Puluhan botol liquid vape semula memang dicurigai mengandung narkoba. Kecurigaan itu bukan tanpa alasan, karena ditemukan pada satu tempat dengan 35 kg sabu yang disimpan dalam bodi speedboat. Untuk memastikannya, maka botol cairan ini dibawa ke Laboratorium Forensik (Labfor) Medan, Sumatera Utara (Sumut) untuk dilakukan pengujian.

Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Riau, Kombes Pol Suhirman mengakui, pihaknya telah menerima hasil pemeriksaan cairan tersebut. Dikatakannya, hasil itu baru diterima beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Perlu Tracing dan Isolasi Lebih Ketat

"Sampel cairan yang diuji ada tiga puluh botol, dan semuanya positif mengandung 5-fluoro ADB atau synthetic cannabinoid. Kalau bahasa Indonesia-nya yaitu ganja sintetis dan ini masuk narkotika golongan I," ungkap Suhirman kepada Riau Pos, Selasa (25/2).

Ditambahkannya, temuan cairan rokok elektrik yang mengandung ganja sintetis merupakan yang pertama di Bumi Melayu. Untuk itu, disampaikan mantan Kapolres Morowali, pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut. Ketika disinggung apakah cairan tersebut telah beredar di tengah masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru, Suhirman menyebutkan, tidak menutup kemungkinan. Karena rokok elektrik ini banyak digunakan anak-anak muda.

"Tidak tertutup kemungkinan (sudah beredar di masyarakat). Yang jelas kami sudah menyita 36 botol dengan tiga varian rasa. Yakni, jeruk, mangga dan anggur," imbuh mantan Dirresnarkoba Polda Bangka Belitung (Babel).

Baca Juga:  Kasihan, Dijambret Lalu Ditendang, Pengemudi Ojol Jatuh, Kaki Patah

Lebih lanjut dikatakan Suhirman, peredaran liquid vape ini melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Begitu pula dengan penggunaannya dapat dijerat dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.

"Pengguna bisa disangkakan dengan Pasal 127 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan, penjual, memiliki dan menyimpan, bisa dipidana minimal 4 tahun. Tergantung jumlah berapa banyak, bisa jadi 20 tahun, seumur hidup, atau hukuman mati," tegas Suhirman.(rir)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

36 Botol Cairan Vape Mengandung Ganja Sintetis

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Polda Riau menerima laporan pengujian laboratorium terhadap 36 botol liquid vape, yang diamankan bersamaan puluhan kilogram (kg) sabu. Hasilnya, cairan yang digunakan bagi rokok elektrik mengandung ganja sintetis. Ini merupakan temuan pertama di Bumi Lancang Kuning dan disinyalir telah beredar di tengah masyarakat.

Puluhan botol liquid vape semula memang dicurigai mengandung narkoba. Kecurigaan itu bukan tanpa alasan, karena ditemukan pada satu tempat dengan 35 kg sabu yang disimpan dalam bodi speedboat. Untuk memastikannya, maka botol cairan ini dibawa ke Laboratorium Forensik (Labfor) Medan, Sumatera Utara (Sumut) untuk dilakukan pengujian.

Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Riau, Kombes Pol Suhirman mengakui, pihaknya telah menerima hasil pemeriksaan cairan tersebut. Dikatakannya, hasil itu baru diterima beberapa hari lalu.

Baca Juga:  DPR Dukung Pemerintah dan KPK Berantas Penambangan Ilegal di Daerah

"Sampel cairan yang diuji ada tiga puluh botol, dan semuanya positif mengandung 5-fluoro ADB atau synthetic cannabinoid. Kalau bahasa Indonesia-nya yaitu ganja sintetis dan ini masuk narkotika golongan I," ungkap Suhirman kepada Riau Pos, Selasa (25/2).

Ditambahkannya, temuan cairan rokok elektrik yang mengandung ganja sintetis merupakan yang pertama di Bumi Melayu. Untuk itu, disampaikan mantan Kapolres Morowali, pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut. Ketika disinggung apakah cairan tersebut telah beredar di tengah masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru, Suhirman menyebutkan, tidak menutup kemungkinan. Karena rokok elektrik ini banyak digunakan anak-anak muda.

"Tidak tertutup kemungkinan (sudah beredar di masyarakat). Yang jelas kami sudah menyita 36 botol dengan tiga varian rasa. Yakni, jeruk, mangga dan anggur," imbuh mantan Dirresnarkoba Polda Bangka Belitung (Babel).

Baca Juga:  Kasihan, Dijambret Lalu Ditendang, Pengemudi Ojol Jatuh, Kaki Patah

Lebih lanjut dikatakan Suhirman, peredaran liquid vape ini melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Begitu pula dengan penggunaannya dapat dijerat dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.

"Pengguna bisa disangkakan dengan Pasal 127 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan, penjual, memiliki dan menyimpan, bisa dipidana minimal 4 tahun. Tergantung jumlah berapa banyak, bisa jadi 20 tahun, seumur hidup, atau hukuman mati," tegas Suhirman.(rir)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Polda Riau menerima laporan pengujian laboratorium terhadap 36 botol liquid vape, yang diamankan bersamaan puluhan kilogram (kg) sabu. Hasilnya, cairan yang digunakan bagi rokok elektrik mengandung ganja sintetis. Ini merupakan temuan pertama di Bumi Lancang Kuning dan disinyalir telah beredar di tengah masyarakat.

Puluhan botol liquid vape semula memang dicurigai mengandung narkoba. Kecurigaan itu bukan tanpa alasan, karena ditemukan pada satu tempat dengan 35 kg sabu yang disimpan dalam bodi speedboat. Untuk memastikannya, maka botol cairan ini dibawa ke Laboratorium Forensik (Labfor) Medan, Sumatera Utara (Sumut) untuk dilakukan pengujian.

Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Riau, Kombes Pol Suhirman mengakui, pihaknya telah menerima hasil pemeriksaan cairan tersebut. Dikatakannya, hasil itu baru diterima beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Di Rohil, Bacalon Sebelum Mendaftar di KPU Dilakukan Rapid Test

"Sampel cairan yang diuji ada tiga puluh botol, dan semuanya positif mengandung 5-fluoro ADB atau synthetic cannabinoid. Kalau bahasa Indonesia-nya yaitu ganja sintetis dan ini masuk narkotika golongan I," ungkap Suhirman kepada Riau Pos, Selasa (25/2).

Ditambahkannya, temuan cairan rokok elektrik yang mengandung ganja sintetis merupakan yang pertama di Bumi Melayu. Untuk itu, disampaikan mantan Kapolres Morowali, pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut. Ketika disinggung apakah cairan tersebut telah beredar di tengah masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru, Suhirman menyebutkan, tidak menutup kemungkinan. Karena rokok elektrik ini banyak digunakan anak-anak muda.

"Tidak tertutup kemungkinan (sudah beredar di masyarakat). Yang jelas kami sudah menyita 36 botol dengan tiga varian rasa. Yakni, jeruk, mangga dan anggur," imbuh mantan Dirresnarkoba Polda Bangka Belitung (Babel).

Baca Juga:  Viral, Pasangan Ini Rekam Adegan dari Masuk Hotel Hingga Bercinta

Lebih lanjut dikatakan Suhirman, peredaran liquid vape ini melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. Begitu pula dengan penggunaannya dapat dijerat dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.

"Pengguna bisa disangkakan dengan Pasal 127 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan, penjual, memiliki dan menyimpan, bisa dipidana minimal 4 tahun. Tergantung jumlah berapa banyak, bisa jadi 20 tahun, seumur hidup, atau hukuman mati," tegas Suhirman.(rir)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari