Sabtu, 23 November 2024
spot_img

’’Bisa Tewas Kami di Sini, Uang dan Bekal Menipis, Kerja pun Tak Ada’’

Warga Negara Indonesia (WNI) telantar di Malaysia. Kondisi itu dampak negatif dari lockdown oleh Pemerintah Diraja Malaysia, sejak 18 Maret 2020 kemarin. 

Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)

Kebijakan lockdown tersebut, tidak satu pun angkutan umum beroprasi di Malaysia. Salah seorang dari mereka adalah Jas, pria paruh baya, asal Kepulauan Meranti mengaku kelimpungan mencari keberadaan angkutan umum untuk menuju ke pelabuhan. 

"Kami di Malaka, di sini tak ada aktivitas kendaraan umum. Sudah beberapa hari kami telantar. Tidak ada kendaraan yang bisa ditumpangi. Puluhan kali upaya untuk order jasa angkutan ditolak semua," ungkapnya kepada Riaupos.co, Senin (23/3/20) siang. 

Upaya untuk menghubungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaka telah dilakukan namun selalu gagal. 

"Kami sudah hubungi KJRI lewat berbagai cara. Tapi tak berhasil. Sampai mengirim pesan lewat akun mereka di medsos juga tak dibalas," ungkapnya. 

Ia memohon perlindungan dari Pemerintah Indonesia. Hal itu dampak kebijakan penutupan pintu keluar dari Malaysia ke Riau. Saat ini hanya menyisakan pintu Malaysia tujuan Kepri. 

Baca Juga:  Inilah Para Pemain Putra Honda DBL Indonesia All-Star 2019

Menurutnya, besar kemungkinan pintu Malaysia tujuan Kepri juga akan ditutup dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, maka, ia mengaku bisa berbahaya. Soalnya persediaan atau stok makanan mereka saat ini telah menipis. 

"Kalau tutup tewaslah kami di sini. Uang menipis. Stok makanan menipis. Aktivitas kerja setop. Makanya kalau itu terjadi, tamat riwayat," ungkapnya. 

Keberadaannya di Malaka tidak sendiri. Terdapat beberapa rekan kerja terdekat yang mengalami kondisi yang sama. 

Kondisi itu juga dikeluhkan Tony, TKI asal Meranti. Ia menyesalkan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau yang dikabarkan telah menginstruksikan untuk menutup jalur Malaysia tujuan Riau; Malaysia tujuan Dumai, Malaysia tujuan Bengkalis dan Malaysia tujuan Meranti. 

"Terjadi penumpukan penumpang di beberapa pelabuhan. Itu dampak dari tutupnya jalur Malaysia tujuan Riau. Seperti tujuan Dumai, Bengkalis dan Meranti. Kabarnya itu kebijakan Pemprov Riau," ungkapnya. 

"Karena itu banyak dari kami yang telantar, tidak dapat tiket. Penginapan tutup semua tidak terima tamu dari Indonesia. Bahkan masyarakat di dekat pelabuhan saja tak memberi izin kami bermalam di wilayah setempat. Kami harus berjalan kaki jauh sekali untuk mencari tempat aman," tambahnya. 

Baca Juga:  Baru 3 Fraksi Yang Sepakat Pembentukan Pansus Jiwasraya

Seperti Pelabuhan Minyak Beku, Batu Pahat, Malaysia, tujuan Kepulauan Meranti yang telah ditutup, sejak Sabtu (21/3/20) kemarin. Begitu juga dari sana menuju Kabupaten Bengkalis dan Dumai. 

Kondisi itu disebabkan oleh pandemi corona atau wabah Covid-19 di sana yang semakin mengkhawatirkan. 

Saat ini, Ahad (22/3/20), hanya menyisakan beberapa pintu saja yang masih terbuka: Seperti Pelabuhan Kukup dan Pelabuhan Puteri Harbour, Johor Malaysia yang menyediakan akses para WNI untuk pulang ke Indonesia menuju Tanjung Balai Karimun dan Batam Kepri.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah menjelaskan sejak awal tidak akan melakukan evakuasi terhadap WNI ketika Malaysia mengumumkan akan membuat kebijakan lockdown. Kebijakan ini dibuat untuk mencegah penularan virus corona dari negara jiran tesebut.

Editor: E Sulaiman

Warga Negara Indonesia (WNI) telantar di Malaysia. Kondisi itu dampak negatif dari lockdown oleh Pemerintah Diraja Malaysia, sejak 18 Maret 2020 kemarin. 

Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)

- Advertisement -

Kebijakan lockdown tersebut, tidak satu pun angkutan umum beroprasi di Malaysia. Salah seorang dari mereka adalah Jas, pria paruh baya, asal Kepulauan Meranti mengaku kelimpungan mencari keberadaan angkutan umum untuk menuju ke pelabuhan. 

"Kami di Malaka, di sini tak ada aktivitas kendaraan umum. Sudah beberapa hari kami telantar. Tidak ada kendaraan yang bisa ditumpangi. Puluhan kali upaya untuk order jasa angkutan ditolak semua," ungkapnya kepada Riaupos.co, Senin (23/3/20) siang. 

- Advertisement -

Upaya untuk menghubungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaka telah dilakukan namun selalu gagal. 

"Kami sudah hubungi KJRI lewat berbagai cara. Tapi tak berhasil. Sampai mengirim pesan lewat akun mereka di medsos juga tak dibalas," ungkapnya. 

Ia memohon perlindungan dari Pemerintah Indonesia. Hal itu dampak kebijakan penutupan pintu keluar dari Malaysia ke Riau. Saat ini hanya menyisakan pintu Malaysia tujuan Kepri. 

Baca Juga:  Novel Siap Dipertemukan dengan Dua Tersangka Penyiram Dirinya

Menurutnya, besar kemungkinan pintu Malaysia tujuan Kepri juga akan ditutup dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, maka, ia mengaku bisa berbahaya. Soalnya persediaan atau stok makanan mereka saat ini telah menipis. 

"Kalau tutup tewaslah kami di sini. Uang menipis. Stok makanan menipis. Aktivitas kerja setop. Makanya kalau itu terjadi, tamat riwayat," ungkapnya. 

Keberadaannya di Malaka tidak sendiri. Terdapat beberapa rekan kerja terdekat yang mengalami kondisi yang sama. 

Kondisi itu juga dikeluhkan Tony, TKI asal Meranti. Ia menyesalkan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau yang dikabarkan telah menginstruksikan untuk menutup jalur Malaysia tujuan Riau; Malaysia tujuan Dumai, Malaysia tujuan Bengkalis dan Malaysia tujuan Meranti. 

"Terjadi penumpukan penumpang di beberapa pelabuhan. Itu dampak dari tutupnya jalur Malaysia tujuan Riau. Seperti tujuan Dumai, Bengkalis dan Meranti. Kabarnya itu kebijakan Pemprov Riau," ungkapnya. 

"Karena itu banyak dari kami yang telantar, tidak dapat tiket. Penginapan tutup semua tidak terima tamu dari Indonesia. Bahkan masyarakat di dekat pelabuhan saja tak memberi izin kami bermalam di wilayah setempat. Kami harus berjalan kaki jauh sekali untuk mencari tempat aman," tambahnya. 

Baca Juga:  Pemkab Terima Penghargaan Reformasi Birokrasi

Seperti Pelabuhan Minyak Beku, Batu Pahat, Malaysia, tujuan Kepulauan Meranti yang telah ditutup, sejak Sabtu (21/3/20) kemarin. Begitu juga dari sana menuju Kabupaten Bengkalis dan Dumai. 

Kondisi itu disebabkan oleh pandemi corona atau wabah Covid-19 di sana yang semakin mengkhawatirkan. 

Saat ini, Ahad (22/3/20), hanya menyisakan beberapa pintu saja yang masih terbuka: Seperti Pelabuhan Kukup dan Pelabuhan Puteri Harbour, Johor Malaysia yang menyediakan akses para WNI untuk pulang ke Indonesia menuju Tanjung Balai Karimun dan Batam Kepri.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah menjelaskan sejak awal tidak akan melakukan evakuasi terhadap WNI ketika Malaysia mengumumkan akan membuat kebijakan lockdown. Kebijakan ini dibuat untuk mencegah penularan virus corona dari negara jiran tesebut.

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari