Pada suatu hari, di sebuah kompleks perumahan yang kelihatan mewah, terjadi perdebatan antara warga dan seorang pemulung.
Masalah yang mereka debatkan adalah hal sepele. Di lingkungan perumahan itu sudah banyak ditempel papan dengan tulisan "Pemulung Dilarang Masuk".
Pemasangan tulisan itu bukan tanpa alasan.
Pasalnya, warga setempat sudah mulai resah karena sering kali terjadi kehilangan sandal, sepatu, pot bunga dan lain-lain.
Nah, meski telah ada tulisan pemulung dilarang masuk, tetapi masih ada saja pemulung yang kepergok warga.
Seperti yang dialami si pemulung, sebut saja Edi.
"Pak, sedang cari apa di tempat sampah itu?" tanya warga.
Edi menjawab, "Lagi mencari barang bekas atau botol plastik yang dapat didaur ulang, Pak.
"Alamak…! Apa kamu tidak melihat tulisan dan gambar di depan tadi? Pemulung tak boleh masuk di sini," kata warga itu sedikit membentak.
"Oh saya lihat, Pak, itu kan gambar pemulung. Berarti boleh masuk," jawab Edi sambil senyum-senyum.
"Apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan pemulung dilarang masuk," kata warga tadi yang mulai terlihat kesal.
"Tidak Pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa baca nggak mungkin saya jadi pemulung," jawab Edi santai.
Warga itu pun hanya bisa terdiam dan lalu pergi membiarkan Edi kembali mencari botol plastik bekas.(dof)