JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Petugas pemulasaran jenazah Covid-19 Polda Metro Jaya harus berjibaku dengan banjir untuk menguburkan jenazah Covid-19. Petugas harus menerjang genangan air di permukiman warga untuk bisa membawa jenazah ke pemakaman khusus Covid-19.
Dalam sebuah video pendek terlihat jika petugas pemulasaran jenazah Covid-19 dari Direktorat Samapta Polda Metro Jaya yang dipimpin oleh perwira pengawas Ipda Nuryasin, melakukan salat jenazah untuk korban sebelum dikebumikan. Jenazah yang telah dibungkus sesuai protokol Covid-19, diletakan di atas ranjang tidur yang di bawahnya terdapat genangan air.
Setelah disalatkan, jenazah dimasukan ke dalam peti lalu dibawa menggunakan perahu karet warna biru, agar bisa keluar dari area banjir. Pemandangan ini sebelumnya tidak pernah terjadi sebelum banjir datang.
“Hari ini di Jakarta Timur kita lakukan evakuasi dan pemakaman jenazah,” kata Nuryasin kepada wartawan, Sabtu (20/2).
Nuryasin menyampaikan, petugas pemulasaran harus tetap bekerja dalam keadaan apapun. Termasuk ketika banjir datang. Tugas dilaksanakan demi keselamatan warga dari paparam Covid-19.
“Ini adalah tugas kita, dan kita akan terus lakukan tugas ini,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Samapta Polda Metro Jaya Kombes Pol Gatot Haribowo mengatakan, jumlah jenazah Covid-19 yang ditangani oleh jajarannya sampai hari ini berjumlah 330 jenazah. Semua petugas telah diintruksikan untuk tetao bekerja dalam keadaan apapun.
“Banjir menggenang Jakarta, Tim Pemusalaran tetap melayani masyarakat dengan baik. Apapun kondisi yang ada. Jenazah sendiri akan dimakamkan di Bambu Apus,” ucap Gatot.
Untuk pemulasaran jenazah Covid-19, Samapta Polda Metro Jaya mengerahkan 6 personel Dit Samapta, 3 anggota Polwan, 1 personel Damkar, 1 anggota Satpol PP, dan 1 anggota personel Biro Umum.(jpg)