JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kemenag menggelar pertemuan dengan asosiasi travel atau penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) di Jakarta, Selasa (19/10). Pertemuan berlangsung alot saat membahas durasi karantina. Akhirnya disepakati gelombang awal pemberangkatan umrah untuk petugas travel sebagai sarana simulasi sebelum jamaah umum.
Pemilik travel Riau Wisata Hati (RWH) Muhammad Dawood mengungkapkan pertemuan sempat menemui jalan buntu. Sebab para travel umrah kompak keberatan dengan ketentuan karantina tiga hari sebelum dan lima hari sepulang umrah.
"Rasanya mau ibadah kok dipersulit. Jamaah kan sudah divaksin," katanya. Dawood yang juga pendiri Perkumpulan Travel Umrah Haji Indonesia (Patuhin) itu mengatakan sebaiknya sebelum berangkat jamaah cukup menjalani swab PCR saja. Tanpa harus menjalani karantina.
Dia mengatakan ketika akhir 2020 lalu pengiriman umrah sempat dibuka beberapa waktu. Saat itu jamaah wajib karantina sebelum dan sepulang umrah. Menurut dia waktu itu wajar karena jamaah belum divaksin. Tetapi untuk saat ini, ketika seluruh jamaah sudah divaksin, prosedur karantina menurutnya sudah tidak relevan dan memberatkan jamaah.
Dawood juga menyampaikan mereka keberatan dengan hanya dibuka satu pintu keberangkatan umrah yaitu di Jakarta saja. Padahal saat ini sejumlah bandara Indonesia sudah menerima kedatangan pelancong asing. Artinya penerbangan asing sudah bisa mendarat. Seperti di bandara Samratulangi Manado dan I Gusti Ngurh Rai Bali. Dia mengatakan Indonesia luas, sehingga tidak tepat jika penerbangan umrah hanya melalui Bandara Soekarno Hatta saja.
Direktur Pembinaan Umrah dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin membenarkan bahwa pembahasan masa karantina jamaah umrah berlangsung cukup alot. "Sebelumnya karantina kepulangan adalah delapan hari. Saat ini sudah menjadi lima hari," katanya.
Meskipun sempat berjalan alot, Arifin bersyukur rapat bisa diselesaikan dengan sejumlah kesepakatan. Di antaranya adalah travel umrah bersepakat ketentuan karantina lima hari saat kepulangan jamaah umrah. Sementara itu saat keberangkatan disepakati hanya 1×24 jam jamaah menjalani karantina di asrama haji. Tujuannya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Mulai dari pemeriksaan vaksinasi Covid-19, vaksin meningitis, dan swab PCR.
Kesepakatan lainnya adalah penerbangan perdana untuk satu pesawat diisi petugas dari travel umrah saja. Tujuannya sebagai simulasi. Sehingga travel umrah bisa menerangkan langsung kepada calon jamaahnya. Kemudian dalam skenario yang sudah disusun, jamaah umrah lima kali swab PCR. Yaitu ketika karantina sebelum berangkat, menjelang kepulangan saat masih di Arab Saudi, dan setibanya di bandara di Indonesia. Kemudian pada hari keempat karantina sepulang dari umrah, jamaah kembali swab PCR.
Ketika hasilnya positif, jamaah melanjutkan masa karantina. Tetapi ketika hasilnya negatif jamaah dapat pulang kembali ke rumah masing-masing. Selama karantina, asrama haji menyediakan akomodasi, konsumsi, dan transportasi.(wan/jpg)