Minggu, 28 September 2025
spot_img
spot_img

Rencana Penghapusan Mapel Sejarah Ditolak Banyak Pihak

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mata pelajaran sejarah rencananya akan dihapuskan dan dibatasi dalam kurikulum pendidikan nasional 2021. Hal tersebut pun mendapat penolakan dari berbagai pihak.

Salah satunya diungkapkan oleh Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan bahwa mata pelajaran sejarah merupakan bagian pembentukan karakter peserta didik.

“Pendidikan karakter itu menjadi penting, kesadaran sejarah atau literasi sejarah itu menjadikan bangsa kita menjadi kuat,” ujarnya kepada JawaPos.com, Ahad (20/9/2020).

Dia pun menduga bahwa Mendikbud Nadiem Makarim tidak memiliki perspektif sejarah yang kuat. Di mana mantan bos Gojek itu pernah berkata, ‘saya mungkin tidak tau masa lalu, tapi saya tahu masa depan’.

Baca Juga:  UU KPK Otomatis Berlaku Tanpa Harus Tanda Tangan Jokowi

“Itu dibenarkan oleh kebijakan-kebijakan setelahnya, sampai mau menghilangkan pelajaran sejarah. Tampaknya Mas Menteri mengesampingkan tradisi, budaya dan sejarah dan hanya menjadikan SDM seperti robot-robot yang akan dipasangkan dalam mesin industri masa depan, padahal bukan begitu. manusia punya dimensi yang berbeda,” imbuhnya.

Ubaid beranggapan, Nadiem melihat manusia hebat adalah manusia yang bisa menatap masa depan, tapi tidak dipandang sebagai manusia yang utuh dan bisa berbudaya. Akan tetapi, apa bisa hal tersebut mengembangkan tradisi leluhur bangsa Indonesia.

“Kita ada di zona pasar bebas, kalau kita tidak punya kesadaran dan literasi sejarah yang kuat, ya tamatlah bangsa ini, kita menjadi generasi masa depan yang tidak tau akar budaya yg mengikuti arus budaya luar dan menjelekkan budaya sendiri,” tegasnya.

Baca Juga:  Ahli Waris THL Dinas Lingkungan Hidup Terima Santunan Kematian dari BPJAMSOSTEK

 

Sumber: JawaPos.com

Edtitor: Afiat Ananda

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mata pelajaran sejarah rencananya akan dihapuskan dan dibatasi dalam kurikulum pendidikan nasional 2021. Hal tersebut pun mendapat penolakan dari berbagai pihak.

Salah satunya diungkapkan oleh Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan bahwa mata pelajaran sejarah merupakan bagian pembentukan karakter peserta didik.

“Pendidikan karakter itu menjadi penting, kesadaran sejarah atau literasi sejarah itu menjadikan bangsa kita menjadi kuat,” ujarnya kepada JawaPos.com, Ahad (20/9/2020).

Dia pun menduga bahwa Mendikbud Nadiem Makarim tidak memiliki perspektif sejarah yang kuat. Di mana mantan bos Gojek itu pernah berkata, ‘saya mungkin tidak tau masa lalu, tapi saya tahu masa depan’.

Baca Juga:  Facebook Blokir Seluruh Konten Berita, Australia Kelabakan

“Itu dibenarkan oleh kebijakan-kebijakan setelahnya, sampai mau menghilangkan pelajaran sejarah. Tampaknya Mas Menteri mengesampingkan tradisi, budaya dan sejarah dan hanya menjadikan SDM seperti robot-robot yang akan dipasangkan dalam mesin industri masa depan, padahal bukan begitu. manusia punya dimensi yang berbeda,” imbuhnya.

- Advertisement -

Ubaid beranggapan, Nadiem melihat manusia hebat adalah manusia yang bisa menatap masa depan, tapi tidak dipandang sebagai manusia yang utuh dan bisa berbudaya. Akan tetapi, apa bisa hal tersebut mengembangkan tradisi leluhur bangsa Indonesia.

“Kita ada di zona pasar bebas, kalau kita tidak punya kesadaran dan literasi sejarah yang kuat, ya tamatlah bangsa ini, kita menjadi generasi masa depan yang tidak tau akar budaya yg mengikuti arus budaya luar dan menjelekkan budaya sendiri,” tegasnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  UU KPK Otomatis Berlaku Tanpa Harus Tanda Tangan Jokowi

 

Sumber: JawaPos.com

Edtitor: Afiat Ananda

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mata pelajaran sejarah rencananya akan dihapuskan dan dibatasi dalam kurikulum pendidikan nasional 2021. Hal tersebut pun mendapat penolakan dari berbagai pihak.

Salah satunya diungkapkan oleh Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan bahwa mata pelajaran sejarah merupakan bagian pembentukan karakter peserta didik.

“Pendidikan karakter itu menjadi penting, kesadaran sejarah atau literasi sejarah itu menjadikan bangsa kita menjadi kuat,” ujarnya kepada JawaPos.com, Ahad (20/9/2020).

Dia pun menduga bahwa Mendikbud Nadiem Makarim tidak memiliki perspektif sejarah yang kuat. Di mana mantan bos Gojek itu pernah berkata, ‘saya mungkin tidak tau masa lalu, tapi saya tahu masa depan’.

Baca Juga:  Ahli Waris THL Dinas Lingkungan Hidup Terima Santunan Kematian dari BPJAMSOSTEK

“Itu dibenarkan oleh kebijakan-kebijakan setelahnya, sampai mau menghilangkan pelajaran sejarah. Tampaknya Mas Menteri mengesampingkan tradisi, budaya dan sejarah dan hanya menjadikan SDM seperti robot-robot yang akan dipasangkan dalam mesin industri masa depan, padahal bukan begitu. manusia punya dimensi yang berbeda,” imbuhnya.

Ubaid beranggapan, Nadiem melihat manusia hebat adalah manusia yang bisa menatap masa depan, tapi tidak dipandang sebagai manusia yang utuh dan bisa berbudaya. Akan tetapi, apa bisa hal tersebut mengembangkan tradisi leluhur bangsa Indonesia.

“Kita ada di zona pasar bebas, kalau kita tidak punya kesadaran dan literasi sejarah yang kuat, ya tamatlah bangsa ini, kita menjadi generasi masa depan yang tidak tau akar budaya yg mengikuti arus budaya luar dan menjelekkan budaya sendiri,” tegasnya.

Baca Juga:  Dexamethasone Bisa Ditemukan di Toko Online

 

Sumber: JawaPos.com

Edtitor: Afiat Ananda

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari