PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Wabah virus corona baru-baru ini menjadi ancaman global yang nyata. Banyak orang di seluruh dunia, terutama di China, menggunakan masker pelindung pernafasan dalam keseharian mereka demi mengantisipasi tertular virus tersebut.
Namun, masker pelindung rupanya menciptakan hambatan lain. Hal ini rupanya membuat pengguna jadi kesulitan menggunakan smartphone ketika ingin membuka kunci dengan identitas wajah atau face unlock.
Hal ini menyulitkan karena ketika mengenakan masker, hampir sebagian wajah tertutup. Hanya tersisa area mata hingga kening saja yang membuat fitur face unlock atau Face ID pada perangkat iPhone jadi tidak bisa bekerja.
Terinspirasi dari kesulitan tersebut, sebuah perusahaan yang berbasis online yang bernama faceidmasks.com membuat masker yang kompatibel dengan fitur face unlock atau Face ID.
Caranya sangat sederhana. Masker medis biasa diprint ulang dengan menampilkan bagian wajah pengguna yang hilang tertutup masker yang dipesan secara khusus.
Masker dengan cetakan area wajah yang tertutupi itu menggunakan basis maker berjenis N95 yang tengah laris manis di pasaran. Kemudian, bagian dari wajah pengguna akan dicetak pada masker tersebut.
Perusahaan yang mengembangkan produk ini meminta setiap orang untuk mengirim foto wajah mereka. Ini agar mereka dapat mencetak pada topeng bagian bawah wajah kita yang akan ditutupi.
Setelah mengunggah gambar wajah pemesan, mereka menggunakan pemetaan komputer untuk mengubah fitur wajah pemesan menjadi gambar yang dicetak pada permukaan masker bedah N95, tanpa distorsi.
Printer juga diklaim menggunakan tinta yang terbuat dari pewarna alami, tidak beracun dan tidak mempengaruhi kemampuan bernafas penggunanya.
Tanpa merinci lebih lanjut, perusahaan mengklaim bahwa topengnya akan kompatibel dengan teknologi Face ID atau face unlock smartphone. Sementara masih belum ada yang membuktikan kebenaran pernyataan ini mengingat fitur Face ID atau face unlock smartphone pada umumnya tidak bisa ditipu dengan gambar wajah cetakan.
Karena dibuat khusus, masker dengan cetakan wajah ini akan menjadi lebih mahal dari masker sejenisnya di pasaran. Setiap lembar masker dikatakan butuh tambahan biaya USD 40 atau berkisar Rp 548 ribuan untuk mencetak bagian wajah pengguna.
Secara alami, masker yang konon kompatibel dengan Face ID ini jelas lebih mahal daripada yang konvensional yang dapat Anda beli di apotek. Masih belum ada tanggal yang ditentukan untuk masker ini untuk memulai pengiriman.
Perusahaan mengatakan di situsnya bahwa ini tidak akan terjadi selama ada kekurangan produk masker N95 di seluruh dunia. Ini juga menandakan kalau masker khusus ini mungkin tetap bisa hits digunakan ketika wabah virus Korona berakhir.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman