Kamis, 19 September 2024

Doni: Jaga Jarak Mudah Diucapkan, Tapi Masih Sulit Dilakukan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menjaga jarak atau physical distancing, sebagai bagian dari protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi penting untuk dilakukan. 

Sebagaimana menurut rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), jarak aman yang dianjurkan dalam physical distancing adalah satu hingga dua meter.

Kendati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan lainnya sudah sering disebarluaskan melalui berbagai media, namun hal itu masih sulit dilakukan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengakui bahwa jaga jarak mudah diucapkan, akan tetapi masih sulit untuk dilakukan. Padahal apabila hal itu dilakukan, maka Covid-19 dapat dikendalikan.

- Advertisement -

“Jaga jarak mudah diucapkan, tapi masih sulit untuk dilakukan,” ujar Doni pada saat wawancara khusus di Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Baca Juga:  Balacuik Malapeh Bujang dan Malam Bainai Tayang di TV Besok

Doni mengatakan bahwa kedisiplinan menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurutnya, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 itu tidak akan mudah ditularkan apabila masyarakat disiplin.

- Advertisement -

"Seperti yang saya sudah katakan, tiga kunci utama dalam penanganan Covid-19 adalah disiplin, disiplin dan disiplin," tegas Doni.

Doni menuturkan, menurut Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, hingga hari ini belum ada ahli atau pakar yang dapat mengukur dan memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Seluruh dunia saat ini sedang berlomba untuk membuat dan mendapatkan vaksinnya.

Dalam hal ini, dia menyebut kemungkinan manusia akan hidup lebih lama dengan Covid-19. Sebagaimana beberapa jenis penyakit yang lain seperti HIV-AIDS, yang mana sampai hari ini belum ada obat atau vaksinnya.

Baca Juga:  Perceraian Meningkat, Kemenag Ingatkan Ketahanan Keluarga

"Belum ada pakar yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Bisa jadi manusia akan hidup lama dengan Covid-19," kata Doni.

"Vaksin bisa ditemukan atau tidak ditemukan, seperti HIV," imbuhnya.

Melihat kondisi tersebut, maka sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo bahwa dalam hal ini masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Adapun berdampingan pada konteks ini bukan berarti menyerah, namun beradaptasi untuk tetap aman Covid-19 dan tetap produktif.

"Berdampingan (Covid-19-red), bukan berarti menyerah, akan tetapi kita harus beradaptasi. Bagaimana kita tetap melakukan aktivitas, tapi tidak terpapar Covid-19," jelas Doni.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Eko Faizin

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menjaga jarak atau physical distancing, sebagai bagian dari protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi penting untuk dilakukan. 

Sebagaimana menurut rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), jarak aman yang dianjurkan dalam physical distancing adalah satu hingga dua meter.

Kendati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan lainnya sudah sering disebarluaskan melalui berbagai media, namun hal itu masih sulit dilakukan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengakui bahwa jaga jarak mudah diucapkan, akan tetapi masih sulit untuk dilakukan. Padahal apabila hal itu dilakukan, maka Covid-19 dapat dikendalikan.

“Jaga jarak mudah diucapkan, tapi masih sulit untuk dilakukan,” ujar Doni pada saat wawancara khusus di Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Baca Juga:  Pemkab Rohil Gelar Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Doni mengatakan bahwa kedisiplinan menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Menurutnya, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 itu tidak akan mudah ditularkan apabila masyarakat disiplin.

"Seperti yang saya sudah katakan, tiga kunci utama dalam penanganan Covid-19 adalah disiplin, disiplin dan disiplin," tegas Doni.

Doni menuturkan, menurut Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, hingga hari ini belum ada ahli atau pakar yang dapat mengukur dan memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Seluruh dunia saat ini sedang berlomba untuk membuat dan mendapatkan vaksinnya.

Dalam hal ini, dia menyebut kemungkinan manusia akan hidup lebih lama dengan Covid-19. Sebagaimana beberapa jenis penyakit yang lain seperti HIV-AIDS, yang mana sampai hari ini belum ada obat atau vaksinnya.

Baca Juga:  Balacuik Malapeh Bujang dan Malam Bainai Tayang di TV Besok

"Belum ada pakar yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Bisa jadi manusia akan hidup lama dengan Covid-19," kata Doni.

"Vaksin bisa ditemukan atau tidak ditemukan, seperti HIV," imbuhnya.

Melihat kondisi tersebut, maka sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo bahwa dalam hal ini masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Adapun berdampingan pada konteks ini bukan berarti menyerah, namun beradaptasi untuk tetap aman Covid-19 dan tetap produktif.

"Berdampingan (Covid-19-red), bukan berarti menyerah, akan tetapi kita harus beradaptasi. Bagaimana kita tetap melakukan aktivitas, tapi tidak terpapar Covid-19," jelas Doni.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Eko Faizin

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari