Jumat, 21 November 2025
spot_img

Harga Gula Pasir Melambung, Bulog Usulkan Impor

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Perum Bulog mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan rekomendasi impor gula konsumsi atau gula kristal putih sebanyak 200 ribu ton. BUMN di bidang pangan itu bersedia menjadi pelaksana impor demi stabilisasi harga.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, masa panen tebu diperkirakan baru mulai pascalebaran. Sementara berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula saat ini sudah mencapai Rp 14.600 per kilogram.

"Kami sudah mengusulkan agar kami ditugaskan untuk melaksanakan importasi gula. Kami mengajukan 200 ribu ton. Itu untuk gula konsumsi, bukan raw sugar," katanya di Kantor Pusat Bulog Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu (19/2).

Baca Juga:  Melihat Cara Belajar Siswa MAN 4 saat Libur karena Wabah Covid-19

Tri menuturkan, importasi gula perlu dilakukan mempertimbangkan harga yang sudah merangkak naik di pasaran. Apalagi, kebutuhan gula jelang Ramadhan dan Idul Fitri dipastikan bakal meningkat.

Menurutnya, melihat perkiraan masa panen tebu yang akan jatuh April-Mei, maka waktunya tidak akan sesuai dengan periode peningkatan permintaan. Maka dari itu, kebutuhan konsumen atas gula pasir harus segera diantisipasi melalui impor.

Usulan penugasan impor gula ini juga sudah disampaikan dalam rapat koordinasi terbatas yang digelar di Kemenko Perekonomian pada Senin (17/2). "Banyak pihak yang meminta bahwa Bulog harus memiliki stok. Kami sampaikan itu ke rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," kata Tri.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menjelaskan kebutuhan konsumsi gula kristal putih di Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Sementara itu, Indonesia hanya mampu memproduksi 2,2 juta-2,3 juta ton.

Baca Juga:  Novel Akui Mata Kirinya Permanen Tidak Bisa Melihat

Artinya, ada kekurangan kebutuhan sekitar 500-600 ribu ton. Kendati demikian, realisasi impor gula yang sudah disepakati pemerintah hanya sebesar 495 ribu ton.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Perum Bulog mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan rekomendasi impor gula konsumsi atau gula kristal putih sebanyak 200 ribu ton. BUMN di bidang pangan itu bersedia menjadi pelaksana impor demi stabilisasi harga.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, masa panen tebu diperkirakan baru mulai pascalebaran. Sementara berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula saat ini sudah mencapai Rp 14.600 per kilogram.

"Kami sudah mengusulkan agar kami ditugaskan untuk melaksanakan importasi gula. Kami mengajukan 200 ribu ton. Itu untuk gula konsumsi, bukan raw sugar," katanya di Kantor Pusat Bulog Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu (19/2).

Baca Juga:  7 Pasien Virus Corona di Singapura Tak Pernah ke Wuhan

Tri menuturkan, importasi gula perlu dilakukan mempertimbangkan harga yang sudah merangkak naik di pasaran. Apalagi, kebutuhan gula jelang Ramadhan dan Idul Fitri dipastikan bakal meningkat.

Menurutnya, melihat perkiraan masa panen tebu yang akan jatuh April-Mei, maka waktunya tidak akan sesuai dengan periode peningkatan permintaan. Maka dari itu, kebutuhan konsumen atas gula pasir harus segera diantisipasi melalui impor.

- Advertisement -

Usulan penugasan impor gula ini juga sudah disampaikan dalam rapat koordinasi terbatas yang digelar di Kemenko Perekonomian pada Senin (17/2). "Banyak pihak yang meminta bahwa Bulog harus memiliki stok. Kami sampaikan itu ke rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," kata Tri.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menjelaskan kebutuhan konsumsi gula kristal putih di Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Sementara itu, Indonesia hanya mampu memproduksi 2,2 juta-2,3 juta ton.

- Advertisement -
Baca Juga:  Melihat Cara Belajar Siswa MAN 4 saat Libur karena Wabah Covid-19

Artinya, ada kekurangan kebutuhan sekitar 500-600 ribu ton. Kendati demikian, realisasi impor gula yang sudah disepakati pemerintah hanya sebesar 495 ribu ton.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Perum Bulog mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan rekomendasi impor gula konsumsi atau gula kristal putih sebanyak 200 ribu ton. BUMN di bidang pangan itu bersedia menjadi pelaksana impor demi stabilisasi harga.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, masa panen tebu diperkirakan baru mulai pascalebaran. Sementara berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula saat ini sudah mencapai Rp 14.600 per kilogram.

"Kami sudah mengusulkan agar kami ditugaskan untuk melaksanakan importasi gula. Kami mengajukan 200 ribu ton. Itu untuk gula konsumsi, bukan raw sugar," katanya di Kantor Pusat Bulog Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu (19/2).

Baca Juga:  Menko Airlangga Beberkan Langkah Krusial Keluar dari Pandemi

Tri menuturkan, importasi gula perlu dilakukan mempertimbangkan harga yang sudah merangkak naik di pasaran. Apalagi, kebutuhan gula jelang Ramadhan dan Idul Fitri dipastikan bakal meningkat.

Menurutnya, melihat perkiraan masa panen tebu yang akan jatuh April-Mei, maka waktunya tidak akan sesuai dengan periode peningkatan permintaan. Maka dari itu, kebutuhan konsumen atas gula pasir harus segera diantisipasi melalui impor.

Usulan penugasan impor gula ini juga sudah disampaikan dalam rapat koordinasi terbatas yang digelar di Kemenko Perekonomian pada Senin (17/2). "Banyak pihak yang meminta bahwa Bulog harus memiliki stok. Kami sampaikan itu ke rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," kata Tri.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menjelaskan kebutuhan konsumsi gula kristal putih di Indonesia mencapai 2,8 juta ton. Sementara itu, Indonesia hanya mampu memproduksi 2,2 juta-2,3 juta ton.

Baca Juga:  Perguruan Thawalib Adakan Bimbel Studi ke Timur Tengah

Artinya, ada kekurangan kebutuhan sekitar 500-600 ribu ton. Kendati demikian, realisasi impor gula yang sudah disepakati pemerintah hanya sebesar 495 ribu ton.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari