JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Amerika Serikat Joe Biden berusaha menghadirkan kekuatan persatuan dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga untuk melawan Cina yang semakin memperlihatkan ketegasannya. Hal tersebut dikemukakan Biden ketika mengadakan pertemuan tatap muka pertama dengan Suga di Gedung Putih sejak menjabat.
Biden menjamu Suga pada Jumat (16/4) untuk pembicaraan yang menawarkan kesempatan bekerja lebih jauh dalam janjinya merevitalisasi aliansi AS yang tegang di bawah pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump.
Cina menggarisbawahi peran sentral Jepang dalam upaya AS untuk menghadapi Beijing. Kedua pemimpin itu membahas serangkaian masalah geopolitik, termasuk Taiwan, dan Suga mengatakan mereka menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan. Ini menjadi sebuah tamparan atas tekanan militer Cina yang meningkat di pulau yang diklaim Cina dan berpemerintahan sendiri.
"Perdana Menteri Suga dan saya menegaskan dukungan kuat kami untuk aliansi AS-Jepang dan untuk keamanan bersama kami," ucap Biden dalam konferensi pers bersama di Taman Mawar Gedung Putih seperti dilansir Reuters.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama menghadapi tantangan dari Cina dan masalah-masalah seperti Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan, serta Korea Utara, untuk memastikan masa depan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka," imbuh Biden.
Kekhawatiran mendesak lainnya pada pembicaraan itu termasuk peningkatan gerakan militer Cina di dekat Taiwan, pengetatan cengkeramannya di Hongkong, dan tindakan keras terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. Suga mengatakan dirinya dan Biden sepakat tentang perlunya diskusi terbuka dengan Cina dalam konteks aktivitas Beijing di kawasan Indo-Pasifik.
Pertemuan langsung pertama Biden sebagai presiden dengan seorang pemimpin asing, terjadi hanya beberapa hari setelah Cina mengirim 25 pesawat, termasuk pesawat tempur dan pembom berkemampuan nuklir, di dekat Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang bandel.
"Saya menahan diri untuk tidak menyebutkan detailnya, karena ini berkaitan dengan pertukaran diplomatik, tetapi sudah ada pengakuan yang disepakati atas pentingnya perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan antara Jepang dan Amerika Serikat, yang ditegaskan kembali pada kesempatan ini," kata Suga.
Dalam langkah lain menghadapi Cina, Biden mengatakan Amerika Serikat dan Jepang akan berinvestasi bersama di berbagai bidang seperti 5G, kecerdasan buatan, komputasi kuantum, genomik, dan rantai pasokan semikonduktor.
"Jepang dan Amerika Serikat sama-sama berinvestasi dalam inovasi dan melihat ke masa depan," kata Biden. "Itu termasuk memastikan kami berinvestasi dan melindungi teknologi yang akan mempertahankan dan mempertajam keunggulan kompetitif kami," imbuhnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi