PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Riau, Bambang Zamri memaparkan, di Riau, lokasi panjat tebing atau rock climbing memang belum banyak dan belum populer. Selama ini, climber asal Riau, banyak melakukan panjat tebing di daerah Sumbar, baik untuk sebuah perlombaan atau pun latihan biasa. Meski begitu, penjajakan potensi panjat tebing di Riau terus dilakukan, khususnya oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kampus seperti Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala).
Potensi lokasi panjat tebing di Riau itu berada di empat kabupaten, yakni, Kampar, Rokan Hulu (Rohul), Indragiri Hulu (Inhu) dan Kuantan Singingi. Lokasi ini mengikuti landscape Bukit Barisan yang memang melintasi empat kabupaten tersebut. Perbukitan memiliki tebing-tebing yang bisa dijadikan lokasi panjat tebing. Meski baru potensi dan hanya ada beberapa saja yang benar-benar bisa dimanfaatkan, menurut Bambang, itu sudah lumayan.
"Teman-teman Mapala sudah memetakan di mana lokasi panjat tebing di Riau. Memang tidak banyak dan belum populer, tapi sudah lumayan. Untuk latihan sudah bisa. Salah satunya di Kabupaten Rohul. Namanya Tebing Batu Ropit di Desa Sialang Jaya. Potensi lain juga ada di Kabupaten Kampar, Inhu dan Kuansing," kata Bambang.
Diakui Bambang, pemanjat tebing di Riau cukup banyak. Rata-rata bermula dari mereka yang sebelumnya bergabung di berbagai Mapala perguruan tinggi di Riau. Dimulai dari wall climbing, lalu rock climbing. Bahkan pemanjat tebing Riau ada yang mengukir prestasi dan medali di tingkat nasional seperti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) yang dilaksanakan di Riau tahun 2012.
Panjat tebing yang awalnya bermula dari kegiatan pendakian (mountaineering), kini terus berkembang di berbagai cabang kegiatan outdoor. Seperti refling, outbond, baju jumping dan caving yang lebih lebih dikenal dengan tali temalinya. Bahkan pembersihan dinding gedung-gedung tinggi atau yang dikenal dengan rufling, maintenance pabrik pada tower-tower tinggi, juga bermula dari teknik panjat tebing tersebut.
‘’Rock climbing murni hobi. Tapi kalau wall climbing, olahraga. Apapun bentuknya, tekni-teknik dasar yang digunakan sama. Dari rock climbing ini, para climber bukan hanya sekadar menyalurkan hobi, tapi sudah bisa meghasilkan uang. Jadi sumber perekonomian. Ada outbond, bahkan pembersih dinding gedung-gedung tinggi itu semuanya pemanjat tebing," kata Bambang lagi.(kun)