JERUSALEM (RIAUPOS.CO) – Israel menembakkan artileri dan melakukan lebih banyak serangan udara pada Jumat (14/5) terhadap warga militan Palestina di Jalur Gaza. Sementara tembakan roket terus-menerus jatuh di kawasan pusat perdagangan Israel.
Ketika permusuhan memasuki hari kelima tanpa tanda-tanda mereda, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan udara dan darat menyerang daerah kantong yang dikelola Hamas. Serangan roket dari Gaza dengan cepat menyusul.
Meski pernyataan itu tidak memberikan perincian lebih lanjut, pata wartawan peliput militer Israel yang diberi pengarahan secara teratur oleh angkatan bersenjata mengatakan serangan itu bukan invasi darat. Mereka juga mengatakan pasukan militer menembakkan artileri dari sisi perbatasan Israel.
Brigadir Jenderal Hidai Zilberman, kepala juru bicara militer Israel, mengatakan serangan terhadap produksi roket kelompok militan Palestina beserta lokasi-lokasi peluncurannya berhasil mengacaukan pergerakan Hama. Tapi, masih belum sampai pada titik menghentikan serangan itu. Dia mengatakan antara 80 dan 90 milisi tewas dalam serangan Israel.
Zilberman mengatakan Israel membangun pasukan di perbatasan Gaza, penempatan yang menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan invasi darat. Langkah tersebut akan mengingatkan pada serangan serupa selama perang Israel-Gaza pada 2014 dan 2009. Para wartawan peliput militer Israel, mengatakan bahwa serangan darat besar-besaran kemungkinan tidak akan terjadi karena antara lain membawa risiko bahwa banyak korban akan berjatuhan.
Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, menanggapi penambahan pasukan Israel dengan memperlihatkan sikap menantang. Dia mengajak para warga Palestina untuk bangkit. “Seranglah sesuka hatimu, dari laut, darat, dan udara. Kami sudah siap mati dengan jalan apa pun yang akan membuatmu mengutuk dirimu sendiri,” kata Abu.
Sejauh ini, sekitar 1.750 roket telah ditembakkan ke Israel, 300 di antaranya gagal dan jatuh di Jalur Gaza, kata militer Israel. Penduduk Gaza utara, dekat perbatasan Israel, mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda pasukan darat Israel di dalam daerah kantong itu tetapi melaporkan ada tembakan artileri berat dan lusinan serangan udara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (13/5) bahwa serangan akan memakan lebih banyak waktu. Para pejabat Israel mengatakan Hamas, kelompok militan paling kuat di Gaza, harus mendapat pukulan yang kuat sebelum gencatan senjata.
Suara tembakan artileri dan ledakan menggema di bagian utara dan timur Gaza hingga Jumat (14/5) pagi. Saksi mata mengatakan banyak keluarga yang tinggal di daerah dekat perbatasan keluar dari rumah mereka, beberapa mencari perlindungan di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kekerasan juga menyebar ke komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel, sebuah front baru dalam konflik berkepanjangan. Sinagoga diserang dan bentrokan pecah di jalan-jalan beberapa kota hingga mendorong Presiden Israel untuk memperingatkan jangan sampai terjadi perang saudara.
Sedikitnya 109 orang tewas di Gaza, termasuk 29 anak-anak, selama empat hari sebelumnya, kata pejabat medis Palestina. Pada Kamis (13/5) saja, 52 warga Palestina tewas di daerah kantong itu, angka tertinggi dalam satu hari sejak Senin (10/5).
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman