PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dalam upaya tindakan pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di wilayah Riau, asosiasi dan pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata (Dispar) Riau telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 556/DPAR-PP/281. Turut serta dan bahu-membahu secara bersama menjadi harapan Gubernur Riau H Syamsuar di tengah pandemik virus sekarang ini.
Dalam surat edaran itu disebutkan, bagi pengelola jasa perhotelan dan convention centre agar tidak melakukan transaksi bisnis yang bersifat mengumpulkan orang banyak (pernikahan, pameran, konvension, pelatihan/bimtek dan sejenisnya). Kemudian disebutkan lagi, Dispar Riau juga mengimbau kepada pengusaha kafe, restoran, dan rumah makan untuk menerapkan sistem take away (pelayanan bawa pulang) atau membatasi jumlah kursi yang tersedia dengan jarak minimal 1 meter. Melakukan tindakan penutupan sementara operasional/aktivitas di seluruh objek dan daya tarik wisata (ODTW) di wilayah sampai dengan dicabutnya status siaga darurat bencana akibat wabah virus corona.
Selanjunya, membatasi jam buka operasional bagi pengelola mal atau pusat perbelanjaan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan penanganan covid-19. Tidak melakukan transaksi atau penawaran paket-paket wisata outbound dan paket wisata inbound bagi pengelola travel agent, tour operator atau travel biro.
Pada surat itu Plt Kepala Dinas Pariwisata Riau Raja Yoserizal Zen juga berharap kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif agar turut memantau dan melaporkan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di masing-masing daerah kepada Dispar Riau.
Berikutnya melakukan koordinasi dengan dinas yang menangani pariwisata, ekonomi kreatif dan ketenagakerjaan untuk menangani dampak Covid-19 bagi dunia usaha dan berupaya secara maksimal agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja dengan karyawan.
“Gubernur Riau mengharapkan seluruh pemangku kepentingan bersatu, bahu-membahu menghadapi masa sulit ini. Sehingga pada saat pandemi Covid-19 berakhir, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kembali bangkit dan lebih baik dari sebelumnya,” kata Raja Yoserizal Zen, Selasa (14/4).
Selain itu, Raja Yoserizal juga menegaskan, hal lain yang perlu dilakukan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif adalah turut mengadakan sosialisasi standar operasional prosedur (SOP) berjalannya bisnis yang baik dan sesuai protokol kesehatan Kementerian Kesehatan.
Protokol kesehatan tersebut bisa disampaikan melalui media sosial, media cetak, radio, dan pengiriman pesan massal melalui whatsapp group di masing-masing daerah. Berikut mengingatkan agar perusahaan maupun industrI pariwisata tidak melakukan PHK kepada pekerja, serta melakukan koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan.
“Untuk itu kami mengajak para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, untuk saling membantu dalam menghadapi kondisi yang tidak mudah ini. Saat ini Dispar Riau terus melakukan koordinasi dengan Kemenparekraf dan kementerian dan lembaga terkait, mengusulkan berbagai stimulus ekonomi agar dapat meringankan beban dan biaya untuk para pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga dapat mengurangi potensi PHK karyawan di sektor tersebut,” ungkap pria berkumis ini.
Terhitung dari pekan keempat Maret sampai Juni 2020, sedikitnya ada 40 event pariwisata yang akan digelar di kabupaten/kota di Riau sesuai Kalender Pariwisata Riau yang kemungkinan ditunda atau bisa juga dibatalkan karena merebaknya virus corona di Riau.
Lima di antaranya adalah kegiatan dukungan Dispar Provinsi Riau.
“Ada lima event yang ditunda karena virus corona. Itu kegiatan yang mendapat dukungan Dispar Riau. Kelima agenda pariwisata itu yakni Festival Subayang Kampar. Kemudian Lomba Mancing Dumai, Balimau Langgam di Pelalawan, Atib Koambai Rokan Hilir dan Festival Pantai Rupat Bengkalis pada bulan Juni juga ditunda,” beber Plt Kepala Dinas Pariwisata Riau itu.
Sedangkan event-event lain yang masuk Kalender Pariwisata Riau, Yose berharap kabupaten/kota sebagai penyelenggara dapat menunda sementara waktu.
Karena situasi dan kondisi merebaknya virus corona tidak mungkin kegiatan itu dilaksanakan.
“Ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Jadi kita ikutilah kebijakan ini untuk keselamatan masyarakat,” sambungnya.
6 Hotel Tutup Sementara
Dispar Riau menerima laporan dari PHRI (Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia) Riau. Ada enam hotel dan satu restoran dan pusat konvensi tutup di Pekanbaru.
Kondisi ini akibat penyebaran virus corona membuat jumlah tamu hotel di Pekanbaru turun drastis.
Sedikitnya ada enam hotel yang tutup sementara karena pendapatan berkurang.
“Ini yang kami terima dari organisasi PHRI. Kondisi ini memang tidak terelakkan lagi sejak minimnya hunian hotel selama status tanggap darurat Covid-19. Ini imbas dari wabah Covid-19 yang terjadi saat ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Dispar Riau, jumlah usaha akomodasi berdasarkan pendataan 2018 tercatat 501 dengan 17.830 kamar dan 26.178 tempat tidur. Di Riau hotel berbintang paling banyak di Pekanbaru yaitu 66 hotel dengan kapasitas kamar 6.228 kamar dan tempat tidur 8.728 unit.
Sementara Ketua PHRI Riau Nofrizal mengatakan okupansi kamar hotel di Riau saat ini berada di bawah 10 persen. Dia mengatakan pengelola hotel kesulitan membayar biaya operasional. Kondisi ini tidak memungkinkan untuk menanggulangi biaya operasional dan menggaji karyawan tidak memungkinkan lagi.
“Seluruh anggota PHRI sudah menjalankan protokoler yang ditetapkan pemerintah. Namun kondisi saat ini tingkat huniannya sangat rendah sekali,” kata Nofrizal.
Atas kondisi ini, Plt Kadispar Riau Raja Yoserizal Zen mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tingkatkan kewaspadaan, melakukan pembatasan fisik (physical distancing). Dijelaskannya, walau pun tidak sakit, belum tentu orang yang ditemui itu negatif Covid-19 dan tidak menyebarkan virusnya. Maka pilihan yang terbaik adalah tetap di rumah dan hindari keramaian.
“Bila harus keluar, gunakan masker (lebih baik menggunakan masker kain daripada tidak sama sekali) sesuai dengan imbauan Gubernur Riau Nomor 96 Tahun 2020 tentang penggunaan masker untuk mencegah penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Rutin mencuci tangan (lebih efektif mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dibandingkan hand sanitizer),” jelasnya.(egp/adv)