Rabu, 18 September 2024

Dana Ilegal Ganggu Stabilitas Negara AS

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Isu hubungan Presiden AS Donald Trump dengan Ukraina makin kusut. Pada Rabu (9/10), FBI menangkap dua pengusaha AS, Lev Parnas dan Igor Fruman, di Bandara Internasional Dulles. Dua sosok tersebut diringkus karena terlibat dalam suntikan dana ilegal USD 325 ribu (Rp 4,5 miliar) saat kampanye pemilu sela 2018.

Saat itu Parnas dan Fruman berjalan dalam garbarata menuju pesawat Lufthansa Airlines ketika dua petugas berpakaian preman menghadang. Setelah menunjukkan paspor, mereka kembali digiring ke bandara dengan pengawalan ketat. Dua pria yang lahir di wilayah Uni Soviet itu akhirnya ditangkap dengan syarat tebusan masing-masing USD 1 juta (Rp 14 miliar).

Esoknya atau Kamis (10/10), jaksa umum Distrik Selatan New York Geoffrey Berman dan Direktur FBI New York William F. Sweeney Jr mengadakan konferensi pers. Mereka menjelaskan bahwa Parnas dan Fruman ditangkap karena kasus suntikan dana ilegal dalam kampanye 2018.

Baca Juga:  BNN Musnahkan Lima Hektare Ladang Ganja di Gayo Lues, Aceh

”Regulasi pendanaan kampanye dibuat untuk sebuah alasan. Rakyat AS berhak mendapat proses pemilu yang bebas dari pengaruh asing,” ujar Sweeney kepada New York Times.

- Advertisement -

Berman menyebutkan, ada empat kasus yang melibatkan Parnas dan Fruman. Kasus tersebut meliputi dugaan konspirasi, pernyataan palsu, dan pemalsuan dokumen. Semua itu dilakukan untuk memuluskan keperluan bisnis dan kepentingan politik dari Ukraina.

”Sebagai hasil sumbangan ilegal, mereka bisa melobi anggota kongres untuk mendepak Dubes AS untuk Ukraina (Marie Yovanovitch, Red),” ungkap Berman.

- Advertisement -

Saat ini Parnas dan Fruman diwajibkan membayar tebusan dan menyerahkan paspor mereka sebelum dibebaskan dari tahanan. Sebab, aparat khawatir mereka berusaha kabur. Tiket yang dipegang dua entrepreneur tersebut saat penangkapan hanya untuk penerbangan satu arah menuju Frankfurt, Jerman.

Penangkapan itu membuat politisi Demokrat di komite investigasi makin berapi-api. Adam Schiff dan anggota komite lainnya kenal dengan dua pengusaha tersebut. Selama berhari-hari, mereka berusaha memanggil Parnas dan Fruman. Mereka pun langsung memanggil keduanya untuk bersaksi di depan komite. ”Mereka tidak kebal hanya karena dekat dengan Giuliani (pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, Red),” tegas Schiff.

Baca Juga:  Workshop Pembuatan Video Disambut Antusias

Demokrat tak tahu tentang pelanggaran dana kampanye oleh Parnas dan Fruman. Namun, mereka punya informasi bahwa dua orang tersebut merupakan fixer (pelobi) dalam kasus Giuliani dengan pemerintah Ukraina.

Menurut laporan yang mereka terima, dua orang itulah yang menghubungkan Giuliani dengan lingkaran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Fakta yang terungkap akibat penangkapan kali ini tentu membuat kecurigaan mereka terbukti.

Berdasar dokumen jaksa, mereka menyalurkan sumbangan kepada komite aksi politik America First Action atas nama perusahaan Global Energy Producers (GEP). Namun, perusahaan yang mengklaim bergerak di bidang energi itu ternyata tak punya pemasukan atau aset. Dana tersebut disalurkan kepada beberapa politikus Republik yang melakukan kampanye tahun lalu.

Sumber : Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Isu hubungan Presiden AS Donald Trump dengan Ukraina makin kusut. Pada Rabu (9/10), FBI menangkap dua pengusaha AS, Lev Parnas dan Igor Fruman, di Bandara Internasional Dulles. Dua sosok tersebut diringkus karena terlibat dalam suntikan dana ilegal USD 325 ribu (Rp 4,5 miliar) saat kampanye pemilu sela 2018.

Saat itu Parnas dan Fruman berjalan dalam garbarata menuju pesawat Lufthansa Airlines ketika dua petugas berpakaian preman menghadang. Setelah menunjukkan paspor, mereka kembali digiring ke bandara dengan pengawalan ketat. Dua pria yang lahir di wilayah Uni Soviet itu akhirnya ditangkap dengan syarat tebusan masing-masing USD 1 juta (Rp 14 miliar).

Esoknya atau Kamis (10/10), jaksa umum Distrik Selatan New York Geoffrey Berman dan Direktur FBI New York William F. Sweeney Jr mengadakan konferensi pers. Mereka menjelaskan bahwa Parnas dan Fruman ditangkap karena kasus suntikan dana ilegal dalam kampanye 2018.

Baca Juga:  Pastikan Tak Ketergantungan Narkoba

”Regulasi pendanaan kampanye dibuat untuk sebuah alasan. Rakyat AS berhak mendapat proses pemilu yang bebas dari pengaruh asing,” ujar Sweeney kepada New York Times.

Berman menyebutkan, ada empat kasus yang melibatkan Parnas dan Fruman. Kasus tersebut meliputi dugaan konspirasi, pernyataan palsu, dan pemalsuan dokumen. Semua itu dilakukan untuk memuluskan keperluan bisnis dan kepentingan politik dari Ukraina.

”Sebagai hasil sumbangan ilegal, mereka bisa melobi anggota kongres untuk mendepak Dubes AS untuk Ukraina (Marie Yovanovitch, Red),” ungkap Berman.

Saat ini Parnas dan Fruman diwajibkan membayar tebusan dan menyerahkan paspor mereka sebelum dibebaskan dari tahanan. Sebab, aparat khawatir mereka berusaha kabur. Tiket yang dipegang dua entrepreneur tersebut saat penangkapan hanya untuk penerbangan satu arah menuju Frankfurt, Jerman.

Penangkapan itu membuat politisi Demokrat di komite investigasi makin berapi-api. Adam Schiff dan anggota komite lainnya kenal dengan dua pengusaha tersebut. Selama berhari-hari, mereka berusaha memanggil Parnas dan Fruman. Mereka pun langsung memanggil keduanya untuk bersaksi di depan komite. ”Mereka tidak kebal hanya karena dekat dengan Giuliani (pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, Red),” tegas Schiff.

Baca Juga:  Berdarah-darah dan Melelahkan, Ada Ruang Tunggu Khusus buat Iwan Fals dan Rhoma

Demokrat tak tahu tentang pelanggaran dana kampanye oleh Parnas dan Fruman. Namun, mereka punya informasi bahwa dua orang tersebut merupakan fixer (pelobi) dalam kasus Giuliani dengan pemerintah Ukraina.

Menurut laporan yang mereka terima, dua orang itulah yang menghubungkan Giuliani dengan lingkaran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Fakta yang terungkap akibat penangkapan kali ini tentu membuat kecurigaan mereka terbukti.

Berdasar dokumen jaksa, mereka menyalurkan sumbangan kepada komite aksi politik America First Action atas nama perusahaan Global Energy Producers (GEP). Namun, perusahaan yang mengklaim bergerak di bidang energi itu ternyata tak punya pemasukan atau aset. Dana tersebut disalurkan kepada beberapa politikus Republik yang melakukan kampanye tahun lalu.

Sumber : Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari