JAKARTA, (RIAUPOS.CO) – Pandemi Covid-19 membuat angka kematian melonjak. Di Jakarta, misalnya. Tahun ini angka kematian sudah melampaui jumlah pada 2019. Bahkan, angka pada Januari–Agustus (delapan bulan) sudah mendekati jumlah total sepanjang tahun lalu.
Berdasar data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI di https://pertamanan pemakaman.jakarta.go.id/ dan https://corona.jakarta.go.id/id, sepanjang 2019, total kematian mencapai 33.649 orang. Tahun ini, angkanya meningkat signifikan. Pada Januari-Agustus 2020 saja, angka kematian mencapai 32.278 orang. Bahkan, sudah melewati tahun lalu jika diakumulasikan dengan kematian pada 1-10 September 2020 yang berjumlah 1.404 orang.
Tingginya mortality rate itu membuat Pemprov DKI menyiapkan berbagai langkah. "Prinsipnya, Pemprov DKI akan terus meningkatkan kapasitas daripada semua hal yang berkaitan dalam rangka pencegahan, penanganan, dan penanggulangan Covid-19,’’ terang Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria.
Gubernur DKI Anies Baswedan menyebutkan, kematian akibat Covid-19 di Jakarta cukup tinggi. Angkanya kembali tinggi pada awal September setelah sempat menurun pada Juni lalu. ’’Kematian dalam pekan pertama September ini tertinggi kecepatannya,’’ katanya.
Sementara itu, di Surabaya, data pemkot menunjukkan, mortality rate yang tercatat di dua TPU khusus pemakaman corona berangsur turun. Per 7 September, total kematian berjumlah 2.349 orang. Pada Mei dan Juni, jumlah kematian pasien corona melonjak. Namun, pemkot bergerak cepat.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto menjelaskan kunci penanganan corona yaitu, menggelar swab test massal. Dengan begitu, pemkot mendapatkan data pasti untuk menentukan penanganan selanjutnya.
Di sisi lain, tenaga kesehatan yang meninggal karena pandemi juga bertambah. Hingga pukul 11.00 kemarin, total 115 dokter gugur. Terdiri atas 7 guru besar, 57 dokter umum, dan 51 dokter spesialis dari berbagai wilayah.
’’Lonjakan angka kesakitan dan angka kematian di wilayah-wilayah tersebut juga berdampak pada tenaga medis dan kesehatan,’’ terang Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi dalam diskusi virtual, kemarin.
Dengan kondisi saat ini, pihaknya harus melakukan berbagai upaya. IDI dan organisasi profesi kesehatan lainnya melakukan upaya professional defense yakni, memastikan para tenaga medis dan kesehatan bisa bekerja dengan aman.(rya/byu/wan/aph/c17/fal/das)
Laporan : JPG (JAKARTA)