JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 sedang dalam tahap finalisasi formasi oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi (KemenPAN-RB).
Rencananya, pengumuman pengadaan seleksi akan diumumkan sekitar akhir September atau awal Oktober mendatang.
Kemarin, Karo Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik KemenPAN-RB, Mudzakir, memberikan penjelasan terkait kelonggaran batas usia enam jabatan dalam tes CPNS 2019. Yakni, dokter, dokter gigi, dokter pendidik klinis, dosen, peneliti dan perekayasa.
"Tidak harus berpendidikan dokter/dokter spesialis atau doktor (S-3), bila usia pelamar maksimal 35 tahun pada saat mendaftar. Untuk dosen, pendidikan minimal adalah S2 atau yang setara," jelasnya.
Namun, bila pelamar berusia lebih dari 35 tahun dan maksimal 40 tahun harus memenuhi kriteria sesuai Keputusan Presiden Nomor 17 tahun 2019. Berpendidikan minimal dokter/dokter gigi spesialis bagi jabatan medis, dan S-3 bagi dosen, peneliti dan perekayasa.
Dengan kebijakan tersebut, kata Mudzakir, rekrutan CPNS anyar mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarat, serta meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, hasil penelitian dan perekayasaan teknologi.
Mudzakir menuturkan, pihaknya saat ini sedang melakukan finalisasi penetapan formasi CPNS 2019. Baik pada instansi pusat maupun daerah. Setelah tahapan tersebut rampung, setiap instansi akan mengumumkan pengadaan CPNS di lingkungan atau daerah masing-masing.
Informasi akan berisi: jabatan yang diperlukan, jumlah formasi untuk setiap jabatan, persyaratan untuk setiap jabatan (termasuk syarat pendidikan minimal), serta tata cara dan waktu pendaftaran.
"Pengumuman pengadaan CPNS 2019 akan diumumkan sekitar akhir September atau awal Oktober melalui website KemenPANRB dan website masing-masing instansi," terangnya.
Sekretaris MenPAN-RB, Dwi Wahyu Atmaji, mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap penipuan yang berhubungan dengan tes CPNS.
"Tidak ada seorang pun yang dapat membantu agar seseorang dapat diterima menjadi CPNS. Meski sudah diingatkan berkali-kali, masih saja ada masyarakat yang tertipu. Semoga jangan sampai terjadi lagi," tegas Wahyu lagi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ainun Naim, menuturkan, pihaknya sedang fokus untuk mengerek posisi kampus tanah air di peringkat dunia. Makanya, kualifikasi dosen sebagai tenaga pengajar juga harus meningkat.
Sumber : Jawa Pos
Editor : Rinaldi