Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Lima Pertandingan Penentu Juara La Liga yang Menegangkan

Real Madrid dan Barcelona musim ini menjadi dua tim yang paling mungkin bisa menjadi juara La Liga 2019/2020. Tinggal menyisakan dua laga untuk Barca dan tiga laga bagi Madrid, kini fase menegangkan sudah dimulai.

Barcelona yang menang tipis 1-0 atas Real Valladolid pada Ahad dini hari, hanya terpisah satu poin dengan Madrid yang masih berada di puncak klasemen sementara. Madrid sendiri masih unggul satu pertandingan, karena partai lawan Granada baru akan dipertandingan Senin.

Inkonsistensi jadi persoalan utama Barcelona musim ini. Dalam beberapa pertandingan, anak asuh Quique Setien kerap menderita hasil minor yang seharusnya bisa dihindari.

Madrid, di sisi lain, meski pada sejumlah laga cuma menang tipis, tambahan tiga poin jadi hal utama. Konsistensi mereka, ditambah belum adanya kejutan dari lawan-lawannya membuat El Real mantap memuncaki klasemen La Liga.

Kendati demikian, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana akhir musim La Liga. Dalam beberapa kesempatan, akhir musim La Liga melahirkan kejutan.

Berikut ini lima musim paling mendebarkan di La Liga dalam 30 tahun terakhir.

1993-1994, Barcelona Singkirkan Deportivo La Coruna 

Barcelona menggagalkan Real Madrid meraih gelar juara di musim 1991/92 dan 1992/93, tapi pertandingan terakhir musim 1993/94 lebih dramatis.

Deportivo La Coruna bersaing untuk meraih gelar La Liga pertama mereka setelah memimpin klasemen selama berbulan-bulan, dan butuh menang atas Valencia di kandang untuk memastikan gelar juara. Depor yang gugup dalam pertandingan itu, menyia-nyiakan beberapa peluang, dan skor masih 0-0 di jeda pertandingan.

Baca Juga:  Tertangkap Tangan Warga, Pelaku Curanmor Diamankan Polsek Bangko

Di belahan Spanyol lainnya, di Camp Nou, Barcelona berhasil menang 5-2 atas Sevilla. Johan Cruyff dan timnya berkumpul di pinggir lapangan untuk mendengarkan radio di saat pemain sayap Depor, Nando, dijatuhkan di kotak penalti.

Donato Gama da Silva  yang biasa mengambil tendangan penalti, sudah digantikan oleh pemain lainnya, sehingga bek Miroslav Đukić maju sebagai eksekutor. Sayangnya tendangannya dapat dihalau oleh kiper Valencia, José Luis González. Barcelona langsung melakukan selebrasi, dan itu adalah akhir musim yang pahit bagi Depor dan Đukić.

1999-2000: La Coruna Balas Singkirkan Barca

Deportivo La Coruna kembali mendapatkan peluang untuk memenangi gelar di musim 1999-2000, dan mulai memimpin klasemen sejak pekan ke-12. Dengan lima pertandingan tersisa, Depor unggul dua poin dari Barcelona, dan Zaragoza, Alavés, Valencia, dan Real Madrid juga masih mungkin untuk memenangi gelar musim itu.

Dalam dua pertandingan tersisa, persaingan gelar juara hanya milik Barcelona dan Deportico La Coruna, dan keduanya mendapat hasil imbang 0-0 melawan Real Sociedad dan Racing Santander. Dan gelar juara musim itu lagi-lagi ditentukan di pertandingan terakhir.

Kali ini, La Coruna berhasil mengunci gelar juara. Donato mencetak gol di menit ke-3 untuk menenangkan mental tim, dan penyerang Roy Makaay berhasil menggandakan keunggulan sebelum jeda pertandingan. Barcelona tertekan dan tertahan imbang 2-2 oleh Celta Vigo hingga akhir pertandingan.

Baca Juga:  Warga Perlu Bantuan Pangan dan Sandang

Selebrasi diadakan di kandang La Coruna, Stadion Riazor, dan selebrasi musim tersebut makin dramatis mengingat kegagalan mereka beberapa tahun sebelumnya.

2006-2007: Reyes Sang Super Sub untuk Madrid

Barcelona dan Real Madrid bersaing sengit di musim 2006-2007, dengan Sevilla dan Valencia juga bersaing untuk meraih gelar. Hasil imbang 3-3 di El Clásico bulan Maret, pertandingan di mana Lionel Messi yang berusia 19 tahun mencetak hattrick, memastikan gelar juara diperebutkan hingga akhir.

Dengan dua pertandingan tersisa, Barcelona asuhan Frank Rijkaard dikejutkan oleh gol penyeimbang Raúl Tamudo yang dikenal dengan "Tamudazo" (saat berhadapan dengan Espanyol) untuk memberikan keunggulan pada Real Madrid. 

Madrid juga dikejutkan oleh Mallorca di pertandingan terakhir, di mana Mallorca berhasil mencetak gol pembuka, sedangkan Barça sudah menang 5-1 atas Tarragona, tim yang juga sudah dipastikan degradasi.

Kembali ke Bernabéu, pelatih Los Blancos saat itu, Fabio Capello, mengganti David Beckham dengan José Antonio Reyes, yang berhasil mencetak dua gol untuk membawa Madrid menang 3-1 atas Mallorca dan meraih gelar La Liga dengan cara yang dramatis.

Real Madrid dan Barcelona musim ini menjadi dua tim yang paling mungkin bisa menjadi juara La Liga 2019/2020. Tinggal menyisakan dua laga untuk Barca dan tiga laga bagi Madrid, kini fase menegangkan sudah dimulai.

Barcelona yang menang tipis 1-0 atas Real Valladolid pada Ahad dini hari, hanya terpisah satu poin dengan Madrid yang masih berada di puncak klasemen sementara. Madrid sendiri masih unggul satu pertandingan, karena partai lawan Granada baru akan dipertandingan Senin.

- Advertisement -

Inkonsistensi jadi persoalan utama Barcelona musim ini. Dalam beberapa pertandingan, anak asuh Quique Setien kerap menderita hasil minor yang seharusnya bisa dihindari.

Madrid, di sisi lain, meski pada sejumlah laga cuma menang tipis, tambahan tiga poin jadi hal utama. Konsistensi mereka, ditambah belum adanya kejutan dari lawan-lawannya membuat El Real mantap memuncaki klasemen La Liga.

- Advertisement -

Kendati demikian, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana akhir musim La Liga. Dalam beberapa kesempatan, akhir musim La Liga melahirkan kejutan.

Berikut ini lima musim paling mendebarkan di La Liga dalam 30 tahun terakhir.

1993-1994, Barcelona Singkirkan Deportivo La Coruna 

Barcelona menggagalkan Real Madrid meraih gelar juara di musim 1991/92 dan 1992/93, tapi pertandingan terakhir musim 1993/94 lebih dramatis.

Deportivo La Coruna bersaing untuk meraih gelar La Liga pertama mereka setelah memimpin klasemen selama berbulan-bulan, dan butuh menang atas Valencia di kandang untuk memastikan gelar juara. Depor yang gugup dalam pertandingan itu, menyia-nyiakan beberapa peluang, dan skor masih 0-0 di jeda pertandingan.

Baca Juga:  Tak Perlu Ibu Kota Baru, Amien Rais Minta Jokowi Fokus ke Papua

Di belahan Spanyol lainnya, di Camp Nou, Barcelona berhasil menang 5-2 atas Sevilla. Johan Cruyff dan timnya berkumpul di pinggir lapangan untuk mendengarkan radio di saat pemain sayap Depor, Nando, dijatuhkan di kotak penalti.

Donato Gama da Silva  yang biasa mengambil tendangan penalti, sudah digantikan oleh pemain lainnya, sehingga bek Miroslav Đukić maju sebagai eksekutor. Sayangnya tendangannya dapat dihalau oleh kiper Valencia, José Luis González. Barcelona langsung melakukan selebrasi, dan itu adalah akhir musim yang pahit bagi Depor dan Đukić.

1999-2000: La Coruna Balas Singkirkan Barca

Deportivo La Coruna kembali mendapatkan peluang untuk memenangi gelar di musim 1999-2000, dan mulai memimpin klasemen sejak pekan ke-12. Dengan lima pertandingan tersisa, Depor unggul dua poin dari Barcelona, dan Zaragoza, Alavés, Valencia, dan Real Madrid juga masih mungkin untuk memenangi gelar musim itu.

Dalam dua pertandingan tersisa, persaingan gelar juara hanya milik Barcelona dan Deportico La Coruna, dan keduanya mendapat hasil imbang 0-0 melawan Real Sociedad dan Racing Santander. Dan gelar juara musim itu lagi-lagi ditentukan di pertandingan terakhir.

Kali ini, La Coruna berhasil mengunci gelar juara. Donato mencetak gol di menit ke-3 untuk menenangkan mental tim, dan penyerang Roy Makaay berhasil menggandakan keunggulan sebelum jeda pertandingan. Barcelona tertekan dan tertahan imbang 2-2 oleh Celta Vigo hingga akhir pertandingan.

Baca Juga:  Tim Relawan Mahasiswa Universitas Riau Siap Menuju New Normal

Selebrasi diadakan di kandang La Coruna, Stadion Riazor, dan selebrasi musim tersebut makin dramatis mengingat kegagalan mereka beberapa tahun sebelumnya.

2006-2007: Reyes Sang Super Sub untuk Madrid

Barcelona dan Real Madrid bersaing sengit di musim 2006-2007, dengan Sevilla dan Valencia juga bersaing untuk meraih gelar. Hasil imbang 3-3 di El Clásico bulan Maret, pertandingan di mana Lionel Messi yang berusia 19 tahun mencetak hattrick, memastikan gelar juara diperebutkan hingga akhir.

Dengan dua pertandingan tersisa, Barcelona asuhan Frank Rijkaard dikejutkan oleh gol penyeimbang Raúl Tamudo yang dikenal dengan "Tamudazo" (saat berhadapan dengan Espanyol) untuk memberikan keunggulan pada Real Madrid. 

Madrid juga dikejutkan oleh Mallorca di pertandingan terakhir, di mana Mallorca berhasil mencetak gol pembuka, sedangkan Barça sudah menang 5-1 atas Tarragona, tim yang juga sudah dipastikan degradasi.

Kembali ke Bernabéu, pelatih Los Blancos saat itu, Fabio Capello, mengganti David Beckham dengan José Antonio Reyes, yang berhasil mencetak dua gol untuk membawa Madrid menang 3-1 atas Mallorca dan meraih gelar La Liga dengan cara yang dramatis.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari