JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Regu penyelam TNI AL semakin dekat dengan black box Sriwijaya Air PK-CLC. Dalam operasi SAR, Senin (11/1), mereka mempersempit area pencarian black box menjadi 14.000 meter persegi. Area tersebut sudah ditandai dengan triangle border. Langkah tersebut dilakukan setelah KRI Rigel-933 mengevaluasi upaya pencarian yang dilaksanakan sepanjang, Ahad (10/1).
Untuk melihat langsung kerja keras jajarannya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono merapat ke KRI Rigel-933. Dia bertolak dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara ke lokasi pencarian di Perairan Kepulauan Seribu menggunakan KRI Kurau-856.
"Sektor (pencarian black box) tinggal satu. Kami buat (tanda) segitiga," kata dia.
Yudo mengungkapkan, tanda segitiga itu dibuat berdasar deteksi multibeam echosounder yang ada di KRI Rigel-933. "Hasil multibeam echosounder telah dipetakan tinggal satu segitiga di sini (titik jatuh) yang panjangnya kurang lebih 140 meter x 100 meter," jelasnya.
Dengan area yang sudah ditandai, mantan panglima Komando Armada (Koarmada) I itu optimistis black box segera ditemukan.
Namun demikian, orang nomor satu di TNI AL itu menyatakan bahwa mencari dan mengangkat black box dari dasar laut bukan perkara mudah. Meski sinyal kotak hitam sudah ditemukan, area pencariannya terus dipersempit, penyelaman tetap perlu waktu. Berdasar pengalaman memimpin operasi SAR Lion Air PK-LQP, kata Yudo, sangat mungkin black box berada di bawah tumpukan puing-puing pesawat.
Medan pencarian pesawat yang hilang kontak dan jatuh Sabtu (9/1) diakui Yudo memang lebih mudah dibandingkan operasi SAR Lion Air dua tahun lalu. Hanya, ada banyak faktor bisa mempengaruhi proses pencarian. Mulai cuaca sampai arus di bawah permukaan laut yang berpotensi menggeser posisi black box dan bagian-bagian pesawat.
Untuk itu, pencarian black box juga dilakukan bersamaan dengan pengangkatan bagian bodi pesawat yang mengalami kecelakaan dalam pernerbangan Jakarta–Pontianak itu.
"Akan kami ambil terus (puing-puing pesawat) karena di bawah masih banyak," jelasnya. Serupa dengan operasi SAR yang dilakukan Minggu, bagian-bagian pesawat yang sudah terpecah-pecah dibawa ke JICT.
Yudo sempat menunjukkan beberapa bagian pesawat yang dia lihat langsung di atas KRI Rigel-933. Kemudian ada juga barang-barang milik para korban yang sudah diambil penyelam dari dasar laut. Sesuai perintah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, kemarin kapal-kapal TNI AL yang dilengkapi crane berkekuatan besar didatangkan ke lokasi pencarian.
Di antara kapal-kapal itu, ada KRI Teluk Cirebon-543 dan KRI Mentawai-959. "Kapal yang mempunyai kemampuan mengangkut (muatan dengan crane) sampai berat lima ton," jelas Yudo.
Kapal-kapal itu, lanjut dia, diperlukan bila tim gabungan harus mengangkat bagian-bagian pesawat yang berukuran besar.
"Seperti kemarin (Ahad, red) ada turbin. Itu kan kami nggak kuat angkat," tambahnya.
Pria yang pernah mengurusi kepulangan WNI dari Wuhan ke Natuna, Kepulauan Riau itu menyatakan, Tim Gabungan yang bersama-sama melaksanakan operasi SAR Sriwijaya Air PK-CLC tidak akan berhenti sampai semua target ditemukan. Utamanya korban dan bagian-bagian pesawat. Keyakinan tersebut dirasakan Yudo lantaran operasi SAR Lion Air di medan yang dinilai lebih sulit pun bisa mereka selesaikan.
"Sama dengan Lion Air dulu, sama. Hanya kedalaman (laut) yang berbeda," imbuhnya. Di Kepulauan Seribu, perairannya lebih dangkal.
Di lokasi pencarian, kapal-kapal milik TNI AL, Badan SAR Nasional (Basarnas), Polri, dan instansi lainnya tampak bekerja serempak. Beberapa kapal meninggalkan titik jatuh untuk membawa aneka temuan ke posko di JICT. Menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito sampai pukul 19.30 kemarin, operasi SAR berjalan lancar.
Bagus menyebut, tidak kurang 27 kantong jenazah dibawa dari Perairan Kepulauan Seribu ke JICT.
"Sehingga total hari ini (kemarin, red) kantong jenazah yang sudah kami dapatkan berjumlah 45," kata dia.
Sementara potongan-potongan kecil bagian dan komponen pesawat bertambah menjadi 22 kantong. Dia menekankan, fokus pencarian adalah korban. Tugas itu dilaksanakan sembari mencari objek lain seperti bagian pesawat dan black box. "Fokus evakuasi korban tanpa mengurangi atensi kepada hal lain," tegas perwira tinggi bintang tiga itu.(idr/syn/jpg)