JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Satgas Covid-19 menyatakan bahwa kenaikan kasus nasional kini merata di seluruh provinsi di Pulau Jawa-Bali dengan kecepatan kenaikan kasus ratusan kali lipat. "Provinsi di Jawa-Bali mendominasi kasus nasional selama 3 minggu terakhir," kata Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, kemarin (10/2).
Data Satgas menyebutkan bahwa Provinsi Banten menjadi provinsi dengan kecepatan kenaikan kasus tertinggi. Yakni 620 kali lipat dalam 6 minggu terakhir. Disusul oleh Bali dengan kecepatan 392 kali lipat dalam 6 minggu terakhir. Kemudian Jawa Barat 336 kali lipat, DKI Jakarta 138 kali lipat, Jawa Timur 83 kali lipat, Jawa Tengah 67 kali lipat, dan DIY 51 kali lipat.
Meski demikian, DKI Jakarta tetap menjadi kontributor kasus positif tertinggi dengan sumbangan 42 persen kasus nasional. Disusul Jawa Barat 23,5 persen dari kasus nasional. Banten 14,31 persen, Jatim dan Bali 5 persen, Jateng 3 persen serta DIY 1 persen. Tren kenaikan ini kata Wiku menunjukkan pentingnya untuk segera memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat.
"Meski berat, pemerintah daerah harus berusaha agar tidak ada penambahan kasus dalam 2 minggu kedepan. Atau kenaikan kasus sama dengan nol," jelas Wiku.
Penularan utamanya meluas di daerah aglomerasi. Wiku mengatakan berdasarkan data insiden kumulatif proporsi kasus baru per 10 ribu penduduk dalam 1 minggu. Kota Administrasi Jakarta Pussat menjadi daerah dengan laju penularan tertinggi. "Disusul jaksel, jaktim, kota depok dan jakbar," jelas Wiku.
Wiku menekankan, bahwa penting untuk segera melakukan intervensi pada daerah hotspot penularan. Karena jika dibiarkan, maka kemungkinan besar bisa menimbulkan lonjakan kasus di daerah sekitarnya lewat perpindahan darat laut maupun udara. "Satu saja orang positif yang lolos dari hotspot, bisa menimbulkan penularan di daerah lain," tegas Wiku.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir menekankan bahwa dua hingga tiga minggu kedepan akan jadi puncak Covid-19 varian omicron. "Meskipun peningkatan drastis, tapi gejala tidak seberat varian delta," ujarnya. Dia menambahkan bahwa mereka yang belum vaksin bisa rawan terinfeksi.
Kadir menyatakan angka hospitality pada puncak kasus kali ini lebih sedikit. Mereka yang terpapar Omicron rata-rata bergejala ringan dan cukup dirawat secara isolasi mandiri.
Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa pemerintah menjamin mereka yang isoman. Caranya dengan memberikan telemedicine dan paket obat. Semuanya dilakukan secara gratis.
Lonjakan kasus ini juga terjadi pada kelompok usia anak. Nadia menegaskan bahwa anak yang positif Covid-19 harus konsultasi ke fasilitas kesehatan. Di sana akan mendapatkan obat yang sesuai dengan dosis anak. "Paket obat telemedicine yang disediakan hanya untuk dewasa," katanya.
Terpisah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, dari target 208,3 juta sasaran, capaian vaksinasi nasional sudah mencapai 90,1 persen atau 187,6 juta untuk dosis pertama, dan 64,1 persen atau 133,5 juta untuk dosis kedua.
Sedangkan untuk dosis ketiga yang sudah mulai dilaksanakan sejak awal tahun ini, vaksinasi sudah dilaksanakan kepada 3,5 persen atau sekitar 6,3 juta akseptor dari 181,5 juta sasaran dewasa.
"Jika dilihat dari vaksinasi berdasarkan faskes, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan capaian vaksinasi tertinggi di Indonesia," jelas Airlangga. Dengan target sasaran 8,4 juta di mana 7,4 juta diantaranya adalah sasaran dewasa dengan capaian dosis pertama sebesar 147,4 persen atau sekitar 12,4 juta dan dosis kedua mencapai 122,6 persen atau sebesar 10,3 juta. Untuk vaksin booster, DKI Jakarta adalah provinsi yang sudah menyuntikkan booster terbanyak, yakni mencapai 12,3 persen atau 900 ribu akseptor.
Airlangga menuturkan, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan terkait pentingnya vaksinasi dan menjaga protokol kesehatan untuk menanggulangi penyebaran virus Covid-19. Terlebih di provinsi DKI Jakarta di mana angka positif mulai meninggi.
Oleh karena itu, Pemerintah mengharapkan adanya koordinasi yang baik dari semua stakeholder guna menanggulangi pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional.
Dia melanjutkan, angka Omicron di Jakarta adalah yang tertinggi di Jabodetabek.
Untuk menambah imunitas, maka dibutuhkan vaksinasi dosis ketiga. "Arahan Bapak Presiden, rumusnya hanya dua. Yang pertama adalah prokes dan yang kedua adalah vaksinasi. Jadi itu yang harus dijalankan agar aktivitas kita tidak terhenti," katanya.
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan bahwa vaksin Merah Putih dari Unair mendapatkan fatwa halal. "Fatwanya nomor 8 tahun 2022," katanya di kantor MUI kemarin (10/2). Dia mengatakan untuk menetapkan fatwa tersebut, tim dari MUI melakukan audit lapangan pada 20-21 Januari lalu. Kemudian disusul pembahasan dan finalisasi hasil audit yang digelar hingga 26 Januari.
Setelah itu dilakukan rapat pendalaman bersama auditor dan pimpinan Komisi Fatwa MUI pada 31 Agustus.
"Pada 2 Februari Komisi Fatwa MUI melakukan konfirmasi dan pendalaman dengan tim riset, produsen, serta BPOM," jelasnya. Baru kemudian penetapan fatwa halal vaksin Merah Putih dari Unair dikeluarkan 7 Februari lalu.
Asrorun mengatakan dengan adanya fatwa halal tersebut, masyarakat khususnya umat Islam tidak perlu ragu lagi jika nanti vaksin Merah Putih dari Unair digunakan secara umum.
Dia menegaskan vaksin Covid-19 Merah Putih yang dikembangkan Unair dan diproduksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia halal dan suci.(dee/lyn/tau/wan/jpg)