Kamis, 19 September 2024

Investor Mulai Hengkang dari Myanmar

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jalanan Yangon, Myanmar, sudah seperti parade karnaval kemarin (10/2). Massa aksi yang turun ke jalan tidak lagi hanya mengenakan baju biasa ataupun yang bernuansa merah khas Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Tapi, mereka memakai berbagai kostum dan membawa spanduk yang mencuri perhatian. Itu menjadi senjata baru mereka untuk menentang kudeta yang dilakukan junta militer.

"Saya tidak ingin kediktatoran, yang saya inginkan adalah punya pacar," bunyi spanduk yang dibawa sekelompok perempuan bergaun pengantin. Ball gown yang berat itu tidak menghalangi mereka untuk berjalan di tengah teriknya matahari.

Puluhan perempuan lainnya mengenakan gaun pesta lengkap dengan mahkotanya. Mereka bak deretan ratu kecantikan. Para binaragawan beraksi melepas baju, menunjukkan otot mereka. Ada pula yang berdandan ala penyihir, hantu, hingga karakter animasi. Tokoh superhero seperti Batman juga tidak ketinggalan.

Baca Juga:  Peran Satpam Sangat Diperlukan

Moe Myat Theingi, salah seorang mahasiswa yang beraksi di depan Kedutaan Besar Jepang di Yangon, mengungkapkan bahwa massa yang turun ke jalan saat ini adalah generasi Z. Mereka punya berbagai cara untuk protes secara cerdas.

- Advertisement -

"Kami selalu berpikir lebih kreatif dan mencari cara untuk mendapatkan perhatian internasional," ujarnya seperti dikutip Agence France-Presse.

Di sisi lain, junta militer mungkin bisa tutup mata atas penolakan penduduknya. Tapi, mereka harus berpikir ulang jika yang menekan adalah dunia internasional. Yang jelas terpukul saat ini adalah perekonomian di Myanmar. Perusahaan dan investor mulai menarik diri.

- Advertisement -

Perusahaan bir asal Jepang, Kirin Holdings, adalah yang pertama hengkang. Mereka mengakhiri usaha gabungan dengan perusahaan induk di Myanmar. Itu dilakukan karena si induk terkait junta militer. Pebisnis Singapura Lim Kaling juga menyatakan akan menarik investasinya di Virginia Tobacco Company, Myanmar. Direktur perusahaan game Razer tersebut punya saham di perusahaan rokok yang berbasis di Yangon itu.

Baca Juga:  Salah Pasangan

"Peristiwa baru-baru ini di Myanmar membuat saya khawatir," terang Kaling seperti dikutip Al Jazeera.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Jalanan Yangon, Myanmar, sudah seperti parade karnaval kemarin (10/2). Massa aksi yang turun ke jalan tidak lagi hanya mengenakan baju biasa ataupun yang bernuansa merah khas Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Tapi, mereka memakai berbagai kostum dan membawa spanduk yang mencuri perhatian. Itu menjadi senjata baru mereka untuk menentang kudeta yang dilakukan junta militer.

"Saya tidak ingin kediktatoran, yang saya inginkan adalah punya pacar," bunyi spanduk yang dibawa sekelompok perempuan bergaun pengantin. Ball gown yang berat itu tidak menghalangi mereka untuk berjalan di tengah teriknya matahari.

Puluhan perempuan lainnya mengenakan gaun pesta lengkap dengan mahkotanya. Mereka bak deretan ratu kecantikan. Para binaragawan beraksi melepas baju, menunjukkan otot mereka. Ada pula yang berdandan ala penyihir, hantu, hingga karakter animasi. Tokoh superhero seperti Batman juga tidak ketinggalan.

Baca Juga:  Salah Pasangan

Moe Myat Theingi, salah seorang mahasiswa yang beraksi di depan Kedutaan Besar Jepang di Yangon, mengungkapkan bahwa massa yang turun ke jalan saat ini adalah generasi Z. Mereka punya berbagai cara untuk protes secara cerdas.

"Kami selalu berpikir lebih kreatif dan mencari cara untuk mendapatkan perhatian internasional," ujarnya seperti dikutip Agence France-Presse.

Di sisi lain, junta militer mungkin bisa tutup mata atas penolakan penduduknya. Tapi, mereka harus berpikir ulang jika yang menekan adalah dunia internasional. Yang jelas terpukul saat ini adalah perekonomian di Myanmar. Perusahaan dan investor mulai menarik diri.

Perusahaan bir asal Jepang, Kirin Holdings, adalah yang pertama hengkang. Mereka mengakhiri usaha gabungan dengan perusahaan induk di Myanmar. Itu dilakukan karena si induk terkait junta militer. Pebisnis Singapura Lim Kaling juga menyatakan akan menarik investasinya di Virginia Tobacco Company, Myanmar. Direktur perusahaan game Razer tersebut punya saham di perusahaan rokok yang berbasis di Yangon itu.

Baca Juga:  Empat Ventilator Produk Lokal Diuji Klinis

"Peristiwa baru-baru ini di Myanmar membuat saya khawatir," terang Kaling seperti dikutip Al Jazeera.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari